NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

.

.

.

Kini saatnya jam besuknya sudah di buka. Dan bu ilma tak lupa membawakan air hangat. Buat menyeka anak perempuannya yang masih terbaring diatas brankar. Disertai alat medis yang masih menempel di tubuh anaknya. Bu ilma pun mulai menyeka anaknya namun sesekali ia meneteskan buliran bak kristal di pipinya. Ia terus menyeka dari setiap sudut kaki shely serta kepalanya secara perlahan. Saat hendak menyeka tangan anaknya kini tiba-tiba shely kejang.

Bu ilma panik lalu menekan tombol darurat. Dan tak berselang lama para tenaga medis itupun datang. Dengan tergesa-gesa. Tanpa bu ilma menjelaskan kini perawat itu pun paham. Dan mengambil peralatan buat pasien. Tak lupa memberi tahukan dokternya.

"Ibuk baik keluar dulu ya. Biarkan kami tenaga medis yan mengurusnya." usir perawat itu namun dengan nada lembut. Dan bu ilma pun mengikutinya.

"Tolong selamatkan anak saya dok hiks hiks." ucap bu ilma dengan isak tangisnya takut akan terjadi sesuatu pada anaknya. Dan suster itupun menganggukkan kepalanya.

Hampir 1 jam dokter itu pun belum kunjung keluar. Membuat bu ilma semakin panik. Dan kini datanglah ulfa sahabat shely serta membawa kan pesanan yang pernah shely minta kemarin. Ya cilok serta martabak dan es boba coklat. Juga ada membawa buah-buahan.

.

.

Saat ulfa selesai tugas kuliah. Dan kini sudah membawakan makanan yang sahabatnya belikan. Namun notif pesan dari andi. Dan mengabarkan kalau anak shely meninggal dunia. Dan shelypun mengalami kritis dirumah sakit. Ulfa pun shock dan tak lama ia membalas pesan andi. Dan meminta alamat rumasakit. Tak begitu lama kini ia mendapatkan alamat rumah sakitnya. Dirinya pun langsung tancap gas. Tak lupa ia membawa semua belanjaan nya.

Di sepanjang jalan ulfa turut menitihkan air matanya. Ia hampir saja menabrak orang lewat kalau saja tak mengerem nya sangat kuat. Namun ia justru terkena marah sama orang yang hampir ditabraknya. Ia tak perduli dan beralih menyalakan motornya. Namun ia hanya saja berkata. "saya minta maaf." hanya itu saja yang terucap. Kini ia kembali melajukan motornya tak perduli orang itu memaki dirinya.

.

.

Sesampainya di rumasakit ia mampir ke bagian  pendaftaran pasien.

"Sus mau nanya? pasien bernama shely Qumairah dimana ya?." tanyanya

"Sebentar saya cek dulu ya kak." ucapnya sembari mengotak atik laptop nya." oh diruang icu no 4."ujarnya. Seketika ulfa pun berjalan ke ruangan tersebut. Dan tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada perawat tadi. Sesampai nya di lantai 4 kini terlihat seorang wanita paruh baya. Yang sedang menangis di depan pintu icu. Kini pikiran ulfa kemana-mana karna melihat sang perawat yang mondar-mandir. Dengan langkah gontai ia maju secara perlahan. Mendekat kearah ibu dari sahatnya itu.

"Tante.._" panggil ulfa dan saat bu ilma menoleh kini langsung memeluk ulfa. Disisi lain ulfa bingung apa yang sedang terjadi di dalam.

"Ulfa kamu datang kesini nak. Kamu kesini sama siapa fa?." ucap ilma yang tangannya masih bergetar. Seraya sambil mengelus pipi gembil nan cantik itu. Sebab karna tertutup hijab.

"Ulfa sendirian tante. Ulfa dapat kabar kalau shely pendarahan jadi. Saat ulfa sepulang kuliah trus belanja dapat notif dari andi." paparnya dengan suara parau akibat menangis tadi.

"Gimana keadaan shely tante. Kenapa ada perawat mondar-mandir." sambung nya lagi yang terlihat panik. Takut akan terjadi sesuatu kepada sahabatnya itu.

"Shely tadi kejang nak. Tante pun tadi panik karna sehabis tante menyeka tangannya. Tiba-tiba shely kejang dan tante seketika langsung menekan tombol darurat." terangnya sambil menyeka sisa air matanya.

Dan ulfa pun shock dalam hati ia berdoa. Dan terus berdoa agar sahabatnya mendapatkan pertolongan. Juga kesembuhan.

Ceklek..

Dokter serta perawat pun keluar dari ruangan. Dan menghampiri keluarga pasiennya. Bu ilma pun mendekat lalu berbagai pertanyaan itu pun datang.

"Gimana dok anak saya? Dia baik-baik saja kan? Dia masih bisa bangun kan dok?." namun dokter itu pun mengulas senyum dan berkata.

"Anak ibuk tidak apa-apa dia hanya kejang-kejang biasa saja. Dan alangkah baiknya ibuk ajak ngobrol saja anaknya lagi karna dia sudah bisa meresponnya dengan baik. Karna meskipun dia terbaring lemah. Namun di bawah alam sadar nya ia justru masih bisa mendengar. Seperti yang saya sampaikan kemarin. Meskipun matanya terpejam ia masih bisa mendengar. Dan itu bagus buat perkembangannya. Dan untuk saat ini mungkin masih kami pantau terus anak ibuk. Sebelum nya belum ada pasien kritis hanya beberapa saat saja. Dan ini sungguh diluar nalar. Anak ibu  sudah bisa meresponnya. Jadi jika  ada apa-apa lagi silahkan panggil kami bu kami permisi. " terang sang dokter membuat kedua wanita itu pun sontak berucap syukur. Karna tidak terjadi apa-apa pada anaknya.

"Buk ijinkan saya menemui shely ya didalam ya?." lirihnya takut akan ibu dari sahabatnya tidak mengizinkan. Bu ilma tersenyum lalu.

"Kamu kan sahabat dekat shely. Kenapa harus minta izin. Sekarang masuk lah mumpung jam nya besuk masih panjang." paparnya. Namun ucapan itupun membuat ulfa tersenyum. Dan meninggalkan bu ulfa sendirian di luar. Namun masih bisa melihatnya dari kaca jendela.

.

.

Di tempat lain adrian dan pak malik baru sampai di depan rumasakit. Lalu tak butuh waktu lama ia bergegas turun dari mobil andi yang dipinjam adrian.

Dan mereka pun masuk lalu melangkahkan kaki. Menuju lift yang tak jauh dari ruang pendaftaran.

Hanya memakan waktu 3 menit. Mereka pun sampai di lantai 4 kini terlihat wanita. Yang berdiri di depan jendela kaca.

Bu ilma menoleh lalu terkejut. Melihat seorang laki-laki umurnya menginjak 24 tahun. Ia tersenyum lalu menghambur kepelukan pemuda itu. Pak malik pun tersenyum saat kedua belahan jiwanya berpelukan.

Saat pak malik menoleh kini terlihat punggung seorang wanita berhijab. Lalu ia pun mendekati anaknya. Dan pak malik pun mendekat kearah jendela. Disusul oleh bu ilma yang seakan tau apa yang akan nanti dikatakan suaminya.

"Dia ulfa yah. Dia sahabat shely sedari kecil. Dia kesitu ingin menyuport shely agar bangun dari kritisnya. Meskipun itu mustahil. Namun ulfa ingin mencoba." terang bu ilma.

Adrian yang mendengar jika yang didalam itu adalah. Kekasih nya dulu  sewaktu smp kini terlihat kaget. Setau nya jika  ulfa sekarang sudah menikah.

Pak malik yang menangkap pandangan adrian terhadap ulfa sangat berbeda. Sudut mata pak malik menangkap ada hal lain pada anak lelakinya. Ketika menatap ulfa. Sepertinya anaknya sedang memikirkan sesuatu. Sehingga ia mendekat dan membiarkan istrinya yang melihat situasi didalamnya.

"Adrian..?." lirihnya. Adrian pun tersentak lalu menatap ayahnya.

"Oh-eh? iya yah?." ucapnya ter gagap.

"Kamu kenapa? Sepertinya kaget begitu?." tanya pak malik. Yang terlihat aneh dengan gelagat anaknya.

"Enggak apa-apa yah?." dustanya justru lain pada hatinya. Yang kini sedang menetralkan jantungnya yang berdebar. Saat melihat ulfa kini sekarang ia jauh berbeda dari yang dulu. Saat dulu ulfa tak memakai hijab.

.

.

Sementara diruangan kini nampak ulfa. Yang sedang mengajak sahabatnya berbicara seolah lawan bicaranya ikut melihat.

"Shely kamu ingat nggak saat kamu meminta es boba. Aku sudah belikan buat kamu loh. Ayo shel bangun ya katanya mau makan martabak juga. Gimana kamu mau makan ya. Sedangkan kamu nggak bangun-bangun. Ayolah shel bangun? Jangan tidur terus kasihan ibumu diluar sana." Namun shely belum ada respon

Ia kini menghela nafasnya berat. Dirinya menempelkan kepalanya. Di samping kepala shely yang masih terpejam. Ulfa pun mencurahkan semua isi hatinya tentang adiknya.

"Shel? aku rindu kamu shel?.  Jangan tidur dong kamu lama banget bangunnya? ini sudah hampir menjelang ashar loh?. Sejujurnya aku kecewa sama kamu kalau nggak bangun-bangun. Padahal aku ingin kita bisa jalan-jalan bareng. Ketawa lepas. Masak iya aku harus ketawa sendiri kan nggak lucu. Malah dikira orang gila lagi aku." hening..?

"Shel? jujur aku rindu sama adikmu yang nakal itu. Dari smp kami udah bersama terus. Aku teringat saat kamu jailin aku shel?. Aku ingat kamu ketuk kepala adikmu saat dia lagi pdkt sama aku. Kamu jahat tau nggak? kasian kan adikmu pasti waktu itu sakit ya? Hem.. Tapi sekarang semua hilang tau nggak bayangan itu sudah nggak ada lagi. Dia sudah pergi shel?.  Tapi aku merindukan kalian semasa bersama kamu buang tas aku. Kamu umpetin sepatuku. Kamu itu jahat tau nggak jadi kakak kelas. Hiks hiks. Shel? bangun shel!. hiks hiks. Aku nggak bisa hidup tanpa adanya sahabat sepertimu shel. Hiks hik hiks. Hanya kamu sahabat yang ku punya shel. Hiks hiks hiks." kini bendungan air mata ulfa tak lagi bisa ia tahan. Ulfa menangis tersedu sedu sambil memeluk sahabatnya yang masih terpejam. Sehingga membuat seseorang dibelakang kaca. Ikut menangkap kesedihan ulfa.

Kini ulfa menangis dan air matanya pun mengenai pipi sahabatnya. Lalu pada saat itu juga ulfa merasakan jemari-jemari shely bergerak.

..

..

Bersambung..

Hay gaes hari ini author akan apdet terus ya. Setiap hari pukul 09:09 okey. Bantu like komen dong. Buat suport authornya agar bisa terus semangat membuat karya terbarunya. Trimakasih.

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!