Glad To See You Again
Malam hari di Barcelona.
Di dalam kamar mewah bernuasa abu seorang pria tampan terlelap dalam tidurnya di atas ranjang mewah. Namun, sepertinya tidur pria itu terganggu oleh mimpi buruk, telihat jelas dari kerutan dahi dan alis, wajah tampannya mengerut beberapa kali. Dan keringat dingin mulai keluar membasahi keningnya.
"Alpha! Kita melakukannya atas dasar suka, lalu apa masalahnya?! Tadi malam kau begitu liar dan menikmati permainan panas kita, lalu sekarang ..."
"Shut up! Dan tutup mulutmu, Kai!! Aku melakukannya dengan tidak sadar. Dan anggap semua yang sudah terjadi di antara kita tidak pernah ada!" ucap Alpha dingin, datar dan penuh kebencian.
"Shiit!" umpat Kai terbangun dari tidurnya, karena mimpi itu selalu datang setiap malam, menghantuinya selama 10 tahun ini. Kejadian tersebut sudah lama, tapi masih begitu membekas di hatinya. Kai mengusap wajahnya dengan kasar, lalu beranjak dari tempat tidur, mengambil jubah tidur lalu mengenakannya, kemudian dia mengambil ponselnya, berjalan menuju balkon kamar untuk menghubungi seseorang.
"Hi, Mom. How Are You?" ucap Kai ketika ponselnya melekat di telinga kiri, dan sambungan telepon sudah terhubung.
"Kai, kau kembali terjaga? Kau mimpi buruk lagi?" Suara sang mommy terdengar sangat cemas. Bahkan sapaan putranya tidak dia balas.
"I'm ok! Aku hanya merindukan Mommy," jawab Kai tersenyum tipis, tapi sayang sang mommy tidak melihatnya karena mereka hanya telepon biasa.
"Di Bacerlona sudah tengah malam, sedangkan di New York masih sore, kau tidak bisa membohongi Mommy, Kai!" tegas Quen di ujung telepon sana.
"Kai! Kau masih di sana?!" seru Quen ketika putranya tidak menyahut sama sekali.
"Yeah! Aku pikir setelah pergi menjauh, aku akan bisa melupakannya, ternyata tidak bisa. Dia terus menghantuiku, tapi perasaan ini telah berubah menjadi benci," jelas Kai, seraya menatap langit malam yang terlihat sangat indah, di penuhi dengan ribuan bintang di sana.
"Kau selalu mengeluh tentang perasaanmu pada Mommy. Tapi, kau tidak pernah menyebutkan siapa wanita itu," ucap Quen terdengar jengkel.
"Sorry, Mom." Kai langsung mematikan sambungan terleponnya secara sepihak. Kai menghembuskan nafasnya dengan kasar, tatapan matanya yang tajam menerawang jauh ke depan sana.
10 tahun telah terlewati, banyak perubahan pada dirinya. Kai yang dulunya pria hangat dan lembut. Kini menjelma menjadi seorang bajingan. Sikapnya sangat dingin, dan penuh keangkuhan. Karena wanita itu ... ya, wanita itulah yang sudah membuatnya seperti ini.
Kai mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, ketika mengingat kejadian 10 tahun yang lalu. Di mana harga dirinya sebagai seorang laki-laki di rendahkan oleh wanita itu.
"Untuk apa aku memikirkannya lagi! Fokus pada tujuan hidupmu, Kai!" gumam Kai penuh ketegasan.
*
*
Tengah malam, di Indonesia.
Gadis kecil yang belum genap berusia 10 tahun itu sedang menatap sebal pada ibunya. "Aku tidak mau datang ke acara itu, Mom! Aku selalu di bully oleh teman-temanku karena aku tidak mempunyai ayah!" protesnya seraya memandang ibunya dengan tatapan penuh kebencian.
"Siapa yang berani membully anak Mommy yang cantik ini? Dengarkan Mommy, Honey. Kau mempunyai ayah!" jelas Alpha pada putri semata wayangnya.
"Oh ya? Lalu di mana Daddy? Apakah benar kalau aku ini adalah anak haram seperti yang di katakan oleh teman-temanku?!" Gadis kecil itu sudah cukup besar untuk mengerti semua keadaan ini. 10 tahun besar tanpa figura ayah membuatnya menjadi gadis kekurangan kasih sayang, meski ibunya memberikan kasih sayang yang berlimpah ruah, namun hal itu tidak cukup baginya.
"Diam! Tutup mulutmu, Honey!!! Kau mempunyai Ayah! Kau bukan anak haram, jangan pernah berkata seperti itu lagi!" bentak Alpha dengan penuh emosi.
"Aku sangat muak dengan Mommy!" balas Honey, menatap tajam ibunya. Lalu keluar dari kamarnya dengan penuh emosi.
Alpha menggelengkan kepala, seraya mengusap wajahnya dengan kasar. Dia mendongakkan kepala, menatap langit-langit kamar putrinya, rasa sesak di dalam dada semakin menghimpit. Kedua matanya mengembun dan tak berselang lama air matanya meleleh dari kedua sudut matanya.
Honey menuruni anak tangga dengan langkah cepat, hingga dia tidak memperhatikan langkahnya. Dia tersandung dan akhirnya terjatuh kepalanya membentur anak tangga. "Mommy!!!!" teriak Honey, kesakitan.
*
"Oh God!!!" pekik Kai, ketika jantungnya tiba-tiba berdetak karuan. Kai yang baru saja akan merebahkan diri di atas tempat tidur pun mengurungkan niatnya. Kai mendudukkan diri di atas tempat tidur, seraya meraba dadanya yang terasa nyeri.
"Kenapa dengan jantungku?" gumam Kai, lalu mengambil segelas air putih dari meja nakas. Dia meminum air tersebut hingga tandas, lalu meletakkan gelas kosong kembali ke nakas.
Kai mengusap-usap dadanya berulang kali, setelah detak jantungnya kembali normal, dia merebahkan diri di atas tempat tidur.
*
"Honey!" seru Alpha berlari keluar kamar ketika mendengar suara teriakan putrinya.
"Oh My God!!" Alpha terkejut saat melihat putrinya duduk di tengah tangga sambil memegangi kepalanya yang terus mengeluarkan darah. "Honey, kita harus ke rumah sakit sekarang. Kau berdarah, sayang," ucap Alpha membantu putrinya berdiri.
"Mommy, aku takut." Honey sangat ketakutan ketika melihat banyak darah di telapak tangannya.
"It's ok! Mommy ada di sini. Kita ke rumah sakit sekarang untuk menjahit lukamu," jawab Alpha menenangkan putrinya.
Tengah malam, Alpha mengendari mobil mewahnya, membawa putrinya ke rumah sakit. Wanita cantik yang sudah berusia 32 tahun itu terlihat sangat cemas dan terselip rasa takut di hatinya. 15 menit berkendara membelah jalanan Kota Jakarta yang sunyi, akhirnya dia sampai di rumah sakit terdekat.
Honey langsung mendapatkan tindakan medis ketika masuk ke UGD. Keningnya yang terluka mendapatkan 2 jahitan. Gadis kecil itu meringis sakit dan mengeluh pusing di kepalanya. Dokter pun menyarankan untuk rongent kepala untuk memastikan tidak ada luka dalam di bagian kepala.
"Honey, semuanya baik-baik saja, dan kau boleh pulang," ucap Alpha setelah Dokter memberikan penjelasan hasil rongent, dan semuanya baik-baik saja tidak ada masalah serius di kepala putrinya.
"Mommy, i'm sorry," lirih Honey, menyesal, menatap ibunya yang berdiri di dekat brangkar pasien yang sedang dia duduki.
"Tidak apa-apa, Sayang. Mommy mengerti perasaanmu. Sekarang kita pulang, dan setelah lukamu membaik, Mommy berjanji akan membawamu liburan," jawab Alpha membelai pipi mulus putrinya penuh kelembutan.
"Barcelona, aku ingin ke Barcelona, Mom. Aku ingin melihat pertandingan sepak bola secara langsung di Stadion Camp Nou," ucap Honey penuh semangat.
"Apa pun, untukmu sayang," jawab Alpha seraya memeluk putrinya dengan erat.
"Thanks, Mom."
***
Selamat datang di Karya Baru Emak untuk pembaca setia dan pembaca baru.🥰
Jangan lupa Like, subscribe, komentar, vote dan kasih dukungan yang sebanyak-banyaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
saya datang lagi di karya mu ini thor 😁
2024-10-04
0
Ima Kristina
q datang Thor...nyimak dulu /Grin//Grin/
2024-08-17
1
Deasy Dahlan
hai thorr.... see you again... Karya mu is the best thorr...
2024-07-13
0