Istri Pilihan Mama

Di dalam gudang tangis Laras seketika pecah. Dia menangisi nasib malang yang terus menerus menimpanya.

Pernikahan pertama telah melukai hati, menyayat perasaannya.

Sekarang pernikahan kedua juga telah sangat melukai mengoyak jiwa dan hatinya. Menggores luka yang teramat dalam.

Laras kembali teringat kejadian dua tahun lalu, dimana masa kehancurannya terjadi.

Saat usianya 24 tahun dan dia masih tinggal di kampung bersama sang nenek yang teramat disayanginya.

Tamu sudah ramai berkumpul di gedung tempat diadakannya acara akad nikah Amy, sahabat Laras.

Laras juga tampak anggun memakai kebaya coklat muda, senyum bahagia menghiasi bibir gadis cantik itu menghadiri akad nikah sahabatnya.

Dua jam menunggu tetapi calon mempelai wanita tak kunjung datang.

Orang tua Amy juga bertanya-tanya mengapa Amy belum datang padahal acara sudah harus dilangsungkan jam 09:00 pagi tetapi sampai jam 11:00 siang calon mempelai wanita tak kunjung hadir.

Hermanto, ayah dari si calon mempelai pria tiba-tiba muncul di depan Laras, menarik tangan gadis itu dan membawanya ke sudut ruangan.

"Kau harus menggantikan Amy, kamu sahabatnya Amy kan? Jadi kau harus bertanggung jawab karena sahabatmu itu telah menipu anakku!,"

"Tidak om, aku tidak mau! Mengapa aku yang harus bertanggung jawab?! Aku tidak mau menikah dengan anak om!," Teriak Laras berusaha menyelamatkan diri sambil berusaha melepaskan tangan Hermanto dari lengannya.

"Kalau kau tidak mau maka nyawa nenekmu jadi taruhannya. Aku akan menyuruh anak buahku mencelakai nenekmu yang sudah tua itu! Apa kau mau nenekmu mati di atas tempat tidur dengan hidung tertutup bantal, hah?!!," ancam Hermanto serius.

Betapa besarnya rasa sayang Laras untuk sang nenek, sehingga dia rela menuruti kemauan Hermanto yang tidak masuk akal itu. Mana mungkin dia menikah dengan pria yang tidak dicintai bahkan tidak mengenalnya sama sekali.

Namun karena tidak mau terjadi sesuatu kepada neneknya seperti yang Hermanto katakan, dengan sangat terpaksa dan tangis yang tak henti-hentinya, gadis itu pun akhirnya terpaksa menikah dengan pria yang tidak dicintainya.

Tiga bulan pernikahan, Athar sama sekali tidak mau menyentuh Laras.

Athar sangat jahat. Setiap hari kerjanya mabuk, pulang ke rumah tubuh Laras yang menjadi sasaran amarahnya. Dipukul dan disiksa.

Hati Athar hancur sepeninggal Amy, sehingga dia selalu melampiaskan patah hati serta kemarahan dengan mabuk dan berujung memukuli Laras tanpa belas kasihan.

Belum lagi kedua mertua dan adik ipar Laras sama jahatnya seperti Athar. Mereka hampir setiap hari menyiksa dan menjadikannya pelayan, membersihkan rumah, mencuci, memasak hingga menjadi tukang pijit untuk mertua serta adik iparnya.

Setelah tiga bulan pernikahan Athar dan Laras, Amy tiba-tiba muncul entah darimana dan meminta kembali ke Athar.

Dengan sangat bahagia, Athar menerima kehadiran Amy kembali yang merupakan cinta pertamanya itu.

Sementara orang tua Athar menyetujui keputusan anaknya dengan alasan hanya dengan Amy anaknya bisa bahagia.

Sementara Laras? Dalam waktu dua minggu Athar menceraikannya. Athar sendiri yang mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama.

Setelah surat cerai diterima Athar, Laras pun diusir dari rumah tanpa membawa harta sedikit pun. Hanya satu tas pakaian yang dibawa pulang ke rumah neneknya.

Awalnya Laras tidak ingin menceritakan semua penderitaannya kepada sang nenek, tetapi tetangga rumah Laras yang mengetahui kehidupan Laras seperti apa saat menikah dengan Athar, tetangga tersebut yang menceritakannya kepada nenek Laras.

Saat neneknya mendengar Laras disiksa dan diceraikan begitu saja oleh Athar, neneknya sangat terpukul dan meninggal dunia di hari dimana Laras pulang ke rumah.

Hancur hidup Laras sehancur-hancurnya. Satu-satunya orang yang dimiliki dan disayangi sekarang telah pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan dirinya menjadi sebatang kara tak ada orang tua, tak ada sanak saudara.

Setelah beberapa bulan sejak neneknya meninggal, Laras bertekad pergi dari kampung, menuju kota Jakarta. Dia ingin mengadu nasib, merubah hidup, siapa tahu akan mendapatkan sedikit kebahagiaan.

Dan di sini kehidupan baru Laras, dimulai...

Laras sempat bekerja sebagai pelayan di rumah orang kaya namun hanya satu hari bekerja Laras nekad kabur karena majikannya hampir melecehkan dirinya.

Dengan berbekal uang seadanya Laras bertahan hidup di kota besar itu.

Tak jarang Laras hanya makan satu kali sehari. Bahkan demi menahan rasa lapar, hanya meminum air putih. Tidur pun di masjid atau musholla terdekat. Tak masalah Laras tidur dimana pun, yang penting dirinya aman, tidak ada laki-laki yang menggangu apalagi melecehkannya, itu sudah lebih dari cukup untuknya.

...*******...