Terjerat Duda Keren

Anggar pun tiba di rumah hampir mendekati maghrib, Anggar pun langsung masuk kedalam kamar nya dan membersihkan diri, bukan Anggar tidak peduli sama Zila, tapi sudah menjadi kebiasaan dirinya sebelum berdekatan dengan Zila badan nya harus sudah bersih dan itu dia lakukan semenjak almarhumah istri nya masih ada.

Setelah sholat maghrib Anggar pun pergi menemui Zila dan ke dua orang tua nya di ruang keluarga.

Di ruang keluarga nampak ke dua orang tua nya dan juga Zila anak kesayangan nya.

"Malam pah,, mah,, dan malam juga anak papah yang paling cantik" sapa Anggar lalu duduk di samping Zila.

"Malam juga sayang, gimana kerjaan lancar? Tanya bu Carlota .

"Alhamdulilah lancar mah, itu juga berkat do\*a mamah dan papah" jawab Anggar.

"Gimana meeting nya dengan pak Alex tadi? Tanya pak Hardian

"Alhamdulilah lancar pah, eh iya anak cantik nya papah kenapa manyun? Tanya Anggar sambil menyentuh pipi cubby Zila.

Zila hanya diam tak menjawab pertanyaan papah nya, Anggar pun melirik ke arah ibu nya.

"Katanya besok Zila pengen ikut lagi ke kantor, cuman ibu melarang nya takut menganggu kerjaan kamu dan juga Zila harus sekolah, masa tadi ngga sekolah besok juga ngga sekolah"Jawab bu Carlota.

"Tapi Zila pengen ketemu mamah cantik lagi omah? Rengek Zila.

"Mamah cantik? Anggar pun mengerutkan kening nya, "Siapa mamah cantik? Tanya Anggar.

"mamah juga ngga tahu nggar, dari siang tadi Zila terus membahas mamah cantik, tapi kayak nya dia kerja di kantor deh, soal nya Zila ketemu nya juga di kantor kamu tadi" jawab bu Carlota.

"Sayang dengerin papah, kamu itu harus sekolah, biar nanti kamu jadi anak pintar dan papah yakin kalau Zila pintar bunda pasti senang melihat Zila jadi anak pintar" Anggar pun mencoba merayu Zila.

"Tapi Zila pengen makan masakan nya uti lagi papah? Mamah udah janji sama Zila kalau besok Zila mau di bawain makan siang lagi" jawab Zila dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Siapa lagi Uti? baru juga sehari papah ajak ke kantor sudah banyak yang kamu kenal ya? Kata Anggar sambil mengusap pucuk kepala nya Zila.

"Uti itu ibu nya mamah cantik papah? Dan papah tahu ngga? ternyata kakung udah ngga ada, dia udah berada di syurga bersama bunda" Jawab Zila.

Anggar, bu Carlota, dan pak Hardian saling memandang heran dan tak mengerti.

"Maaf Tuan,, nyonya menganggu, makan malam nya sudah siap" kata bi Nani

"Iya makasih bi, sekarang kita ke ruang makan" jawab bu Carlota.

"Ya sudah kalau begitu sekarang kita makan malam dulu ya? Biar Zila tidur nya nyenyak" Bujuk Anggar.

"Zila ngga mau makan kalau ngga di bolehin pergi ke kantor papah" teriak Zila.

Anggar pun menyerah dengan Zila, dia tahu kalau kemauan ZIla susah untuk di tolak.

"Ya sudah gini aja, Zila pergi ke sekolah dulu nanti di jemput pak Roni, sekolah Zila kan pulang nya jam sebelas jadi pulang sekolah bisa langsung ke kantor papah, gimana? Kata Anggar.

Zila pun berpikir sebentar, "Oke deh pah kalau begitu ayo omah, ayo opah kita makan malam" ajak Zila pada pak Hardian dan bu Carlota.

"Lah papah ngga di ajak ni? Anggar pun protes karena Zila tidak menyebut namanya.

"Is papah kaya anak kecil saja, kalau papah mau makan ngga usah di ajak langsung saja ke ruang makan" jawab Zila lalu pergi ke ruang makan meninggalkan mereka yang sedang tersenyum karena melihat tingkah Zila yang lucu.

*

*

*

Seperti biasa malam hari nya Ara bekerja di cafe sebagai penyanyi, banyak yang suka dengan suara emas nya, bahkan banyak cafe mau merekrut Ara sebagai penyanyi di cafe nya, tapi Ara menolak dengan halus, karena bagaimana pun Ara adalah orang yang tahu balas budi, karena cafe Leonal lah yang dari awal memberi kesempatan untuk dirinya menjadi penyanyi cafe.

"FLASHBACK"

Dulu waktu Ara membutuhkan kerjaan tidak ada seorang pun yang menerima nya, Ara tidak menyerah dia terus mencari dan mencari orang yang mau menerima nya bekerja.

Hingga sore itu Ara duduk di sebuah cafe sambil minum jus jeruk yang dia pesan, tiba-tiba dia mendengar dua orang yang berjalan sambil berbicara serius.

"Gawat pak, penyanyi yang biasa nyanyi di cafe kita tadi kecelakaan dan saya baru saja mendapat laporan dari anak-anak" kata seorang pria kepada yang satu nya lagi.

"Appa!!! Terus bagai mana nanti malam, mana nanti malam banyak orang-orang penting yang hadir di cafe kita, karena enak dengan suara penyanyi kita" kata seorang nya lagi sambil terlihat bingung.

"Kalau begitu kamu cari pengganti dia secepat nya, saya tidak mau tahu"

"Tapi mencari penyanyi dengan waktu yang sangat mepet begini ngga bakalan bisa bos.

"Saya ngga mau tahu, pokok nya kamu sekarang juga harus cari pengganti dia"

"Tapi,,,,,,,,,,,"

"Maaf saya mengganggu anda berdua, tidak sengaja saya mendengar pembicaraan anda berdua, apa benar cafe ini membutuhkan seorang penyanyi malam ini? Tanya Ara.

"Iyah benar, siapa Anda nona?

"Kenalkan nama saya Sahara panggil saja Ara" kata Ara sambil mengangkat tangan nya.

"Saya Aldo manager cafe ini dan ini pak Leonal bos yang punya cafe ini" jawab Aldo sambil men jabat tangan Ara.

"Apa nona mempunyai teman yang bisa bernyanyi di cafe saya malam ini? Tanya Leonal.

"Kalau anda berdua berkenan, saya mengajukan diri untuk menjadi penyanyi di cafe ini" jawab Ara.

Leonal dan Aldo menatap Ara dari atas sampai bawah, "Apa kamu pernah nyanyi di cafe sebelum nya? Tanya Aldo.

"Maaf belum pernah pak? Dan ini saya mau mencoba untuk pertama kali nya" jawab Ara dengan jujur.

"Begini saja, kamu ajak dia tes vokal dulu aja Do, kalau memenuhi syarat berarti dia di terima buat nyanyi di cafe ini tapi kalau tidak kamu cari penyanyi lain nya" jawab Leoanl.

"Baik pak, ayo Ara kita ke ruangan latihan" ajak Aldo pada Ara.

Aldo dan Ara pun menuju ruang latihan sekalian ruang tes vocal yang disediakan Leonal di cafe nya.

Ara pun mulai bernyanyi dengan serius dia seakan-akan meresapi lagu yang di nyanyikan nya.

Aldo yang mendengar nya pun sampai melongo mendengar nya, baru kali ini dia mendengar suara wanita yang menyanyi dengan suara bagus seperti seorang penyanyi terkenal.

Aldo pun melakukan video call dengan Leonal dan memperlihatkan Ara yang sedang bernyanyi dengan suara merdu nya.