EZELLA KESAYANGAN SAGARA

Sudah seminggu berlalu, setelah Ezella berdiskusi dengan Celine tentang rencana B yang dia gunakan untuk membunuh target yang Tuan Grey buru, malam ini Ezella berencana untuk menjalankan tugasnya, sebenarnya waktu yang berikan oleh tuan Grey dalam sebulan, Ezella mempercepat melakukan misi karena dia sudah tidak sabar pulang ke negaranya.

"menurut jadwalnya dia malam ini akan ke rumah bordil, disana sangat bahaya" Elgino, Celine dan Ezella sekarang berada di ruang kerja Elgino. sudah satu minggu ini pasangan suami istri itu turut membantu Ezella menemukan solusi dari setiap resiko yang dijalankan.

"malam ini kau pergi kesana dengan Aaron, biar mereka tidak mencurigaimu!" Celine turut berbicara. mereka sangat serius, begitulah ketiganya, jika salah satu diantara mereka memiliki misi maka yang lain ikut membantu, benar benar definisi keluarga.

"apa tidak beresiko kalau Aaron ikut? oh iya kak, bagaimana dengan tuan Grey nanti? aku sudah membuat kesalahan menujukan wajahku di depannya" tanya Ezella takut identitasnya sebagai pembunuh akan ketahuan. sebelumnya Ezella tidak pernah menunjukan wajah aslinya di depan klien, tapi saat itu adalah kecerobohan.

"hmmm kau tenang saja, dia tidak mungkin mencari mati dengan membongkar identitasmu" jawab Elgino. Celine dan Ezella jika sedang melakukan sebuah misi selalu menggunakan topeng wajah dengan hoddie hitam dan celana hitam pastinya, hanya bawahan Elgino dan kedua orang tua angkat Ezella yang tahu profesi dan wajah asli kedua gadis ini.

  Black Queen, adalah identitas Celine di dunia bawah, sedangkan Ezella sendiri adalah Black Rose.

Black Queen yang memiliki arti ratu kegelapan, memang pantas untuk Celine yang seperti malaikat maut. Black Rose, yang memiliki arti mawar (berduri) hitam, sangat mengambarkan Ezella yang berubah menjadi iblis berdarah psikopat.

"setelah misi ini selesai entah apa yang pria tua itu rencanakan, aku punya firasat buruk melihat senyumnya waktu itu" tidak bisa dipungkiri walau tuan Grey tidak melihat langsung wajah Ezella waktu itu karena gadis itu menggunakan masker dan topi hoddienya, tapi nama asli Ezella sudah di ketahui oleh mereka.

"kita tunggu saja sampai sejauh mana dia akan berencana" jawab Elgino, dia yang paling tahu setiap membaca cara seseorang.

"jangan lupa pakai baju yang aku beli biar mereka tidak mencurigaimu" ujar celine.setelah itu ketiganya berbicara santai.

.

.

.

Malam harinya Ezella berjalan Elegant dengan gaun mewah yang sedikit terbuka di bagian atas dadanya, panjangnya hanya setengah lutut membalut tubuh indahnya. dia membawa Edo (asisten pribadi Elgino) ikut serta dirinya ke rumah bordil.

"kak, gimana?" tanya Ezella melalui earphone yang terhubung diantarabmereka berempat.

"dia ada di kamar 107, nama wanita malamnya siska" Jawab Celine dari seberang sana.Ezella mangut mangut, menunggu beberapa menit.

"bagaimana dengan Edo?"

"aku udah ganti pakaian pelayan, jangan lupa matikan CCTV di lantai dua dan satu" jawab Edo yang sekarang sudah menyamar menjadi cleaning servis di rumah bordil itu.mereka bekerja benar benar rapi, sampai tidak ada yang curiga sama sekali.

"Ella, sudah lebih sepuluh menit, harusnya wanita panggilannya sudah sampai tapi dia sudah di bawa pergi oleh anak buah El. lima menit lagi kamu kesana ya" Celine mengkoordinir sambil memantau layar komputernya di seberang sana. lima menit berlalu, Ezella keluar dari dalam mobil, langkahnya sangat anggun memasuki rumah terkutuk itu. terlihat disana banyak sekali para pria hidung belang yang asik mabuk sambil memangku para wanita jalang. Ezella sedikit muak, tapi untuk melancarkan aksinya dia dengan sangat terpaksa harus datang kesini menggunakan pakaian yang Ezella anggap kurang bahan, padahal jika di lihat dari semua orang yang ada disana pakaian Ezella masih masuk di kategori sopan. Ezella berjalan menuju lantai dua dimana target berada. Tak berapa lama Ezella melihat sebuah kamar di lorong paling ujung, di depan kamar itu ada tiga anak buah target yang masih setia mengawalnya. dengan gugup Ezella menghampiri kamar itu.

"permisi,, ini benaran kamar tuan andreas galileo kan?" tanya Ezella memperlihatkan wajah seriusnya, dia berusaha tenang agar tidak di curigai oleh mereka.

"ohh nona siska ya?? " tanya seseorang di antara mereka yang mungkin adalah asistennya.

"iya, saya siska pak.saya mendapat panggilan untuk melayani tuan andreas di kamar 107" Wajah lugu tapi sangat cantik membuat mereka terpesona dan hampir mengeluarkan air liur. ingin sekali Ezella membunuh mereka sekarang dan mencongkel mata yang dengan tanpa izin terpesona dengan tubuhnya.

"eh tapi,, bentar aku ingin memastikan dulu" pria yang tadi menjadi juru bicara seolah sadar dari lamunan.dia meraih tabletnya karena merasa wanita ini asing, perasaannya tadi gambar wanita ini tidak secantik sekarang. pria itu fokus pada tabletnya, tapi wajah dalam foto itu benar benar wajah Ezella, ya wajah Ezella karena Celine yang memantau semuanya bekerja dengan cepat.

"bagaimana pak? benarkan ini kamar tuan Andreas??"

"iya benar,, anda boleh masuk nona" pria itu mengetuk pintu, lalu Ezella masuk ke kamar terkutuk itu seperti benar benar wanita panggilan. Didalam kamar, tuan Andreas yang melihat kedatangan Ezella terpesona, dadanya kembang kempis, jakunnya naik turun, pria itu menelan ludahnya secara kasar melihat bidadari yang kini ada disana. Tuan Andreas turun dari ranjang, seolah melakukan gerakan slow motion , pria tua itu berjalan sangat pelan dengan arah pandangannya hanya fokus pada tubuh molek Ezella yang hanya dibaluti gaun selutut dengan area dada yang montok sedikit terbuka. Ezella tersenyum kaku, dia berusaha senormal mungkin menjalankan peran menjijikan ini, Andreas yang sudah ada di depannya dengan lancang mencium aroma rambut Ezella.

"tu tuan" ujar Ezella sedikit gugup.

"hmmmm, kau sangat cantik" Jiwa cansanova Andreas benar benar meronta saat menghirup aroma mawar yang menenangkan dari tubuh Ezella, tangannya mengelus rambut panjang Ezella yang tergerai. ingin sekali Ezella langsung membunuhnya, tapi tidak mungkin, dalam telinganya dia masih menunggu arahan dari Celine dan Edo.

"kemarilah!!!" Andreas menuntun tubuh Ezella agar susul bersamanya di ranjang, Ezella menurut saja menunggu waktu yang pas untuk bermain.

Andreas sudah siap mencumbunya, tapi Ezella menahan tubuh pria matang itu untuk sekedar mengulur waktu.

"aku gugup,, aku izin ke kamar mandi sebentar Tuan, sungguh ini pertama bagiku, jadi aku ingin merilekskan tubuh lebih dulu" Ujar Ezella berlalu ke kamar mandi dengan cepat sementara tuan Andreas hanya tersenyum tipis melihat tingkah kucing barunya.

"hmmm yang pertama kali ya,, langka sekali ada wanita yang masih perawan di negara ini, aku akan memastikannya sendiri dan jika itu benar aku akan menjadikannya wanita simpanan" guman Andreas dengan lirih tapi masih dapat di dengar oleh Ezella di dalam kamar mandi. Ezella menyembunyikan pisau lipatnya yang tadi dia simpan di balik gaun, dia pura pura membasuh muka lalu balik ke kamar.

"tuan bukankan melakukan di kamar sudah menjadi hal biasa bagi kaum cansanova? " Ezella sudah berbaring dibawah kungkungan pria matang itu, tapi dia masih berusaha agar memiliki kesempatan uang sudah mereka rencanakan.

"kamu mau kita melakukannya dimana hmmm?" suara berat dari tuan Andreas sudah terdengar, dari awal Ezella masuk, bagian intinya sudah berdiri dengan tegak membuat celananya sesak.

"baiknya kita melakukan itu dikamar mandi sih tuan, mencari sensasi baru kan bagus!!" Tanpa menjawab Andreas mengendong tubuh Ezella dan membawanya ke kamar mandi, sementara Ezella tersenyum sinis di balik punggungnya.

masuk jebakan guman Ezella dalam hati.