No time for love.
Tidak ada cinta dalam hidupnya. Itu yang ditetapkan oleh Karen selama ini. Ia tidak ingin jatuh cinta untuk kedua kalinya, cukup ia merasakan sakitnya jatuh cinta sekali saja dalam hidupnya. Karen tidak ingin kembali merasakan perasaan yang sudah susah payah ia kubur dalam-dalam.
Namun, semuanya berjalan tidak sesuai keinginannya. Ketika Eros yang awalnya tidak pernah meliriknya sama sekali menjadi agresif selalu mengganggu hari-harinya yang tenang. Cowok itu datang dengan sejuta rahasia yang membuat Karen merasa ini bukan pertanda baik. Eros mengatakan jika cowok itu menyukainya, memaksanya untuk menjadi kekasih cowok itu. Tetapi, karena prinsip Karen yang tidak ingin jatuh cinta lagi. Karen dengan keras menolaknya, bahkan tidak segan untuk mengucapkan kata-kata hinaan untuk Eros.
Eros tidal nyerah juga, cowok itu tetap memaksa Karen untuk menjadi pacarnya. Apakah Karen menerima Eros? Atau justru terus-menerus menolak Eros? Lalu, apa yang terjadi pada masa lalu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dezzweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 023 MIMPI BURUK
Beruntung pria berbaju hitam tadi berhasil mengusir pelanggan Caffe, sehingga caffe ini hanya menyisakan dirinya dan Eros. Lalu, diujung sana ada security yang sibuk memperhatikan mereka dalam diam.
Eros menyerahkan ponselnya pada Karen. Membuat gadis itu menatapnya marah sekaligus bingung.
"Gue bakal sebarin foto ini, kalo lo masih bersikukuh buat nolak gue."
Dengan gerakan kasar Karen menyambar ponsel milik Eros. Matanya membelalak sempurna saat ia melihat foto dirinya dengan Eros di koridor sepi saat di sekolah tadi. Tangannya mencengkeram ponsel milik Eros, jangan sampai foto ini ke sebar. Namanya akan rusak, Kakaknya akan semakin marah dan mungkin Papi sama Maminya tak kalah marah. Tidak, jangan sampai Papi-nya mengirim dirinya ke Bandung dan membiarkan Karen tinggal bersama Neneknya yang cerewet itu. Itu adalah mimpi buruk.
Eros yang melihat reaksi Karen semakin senang. Sepertinya ancaman ini berhasil. Ia tahu bagaiamana Karen selalu menjunjung nama baiknya itu, nama Karen memang sudah buruk karena gadis itu suka menindas orang dan suka berbuat onar lainnya. Tapi, itu hanya kenakalan biasa. Dengan adanya foto ini pasti siapapun yang melihatnya akan salah paham. Dan mengira jika Karen dan dirinya sedang berciuman.
"Fotonya menarik," gumam Eros menyeringai.
"Mau lo apa?" desis Karen penuh amarah.
"Lo. Gue mau lo. Apa lo gak tau kalo gue deketin lo dari awal?" Eros mendekat menatap Karen dengan lekat.
Tahu. Ia tahu apa alasan cowok itu untuk mendekatinya. Jika bukan untuk merencanakan hal buruk untuknya, padahal jika dipikir ia tidak pernah bersinggungan dengan cowok di depannya ini. Kenapa takdir mempermainkan dirinya seperti?
"Apa tujuan lo? Buat hancurin Bang Daren lewat gue? Ternyata lo cukup serakah Kakak gue udah berbaik hati sama lo ngasih posisi ketua sama lo, tapi itu belum cukup buat lo," ujar Karen sarkas.
Tangan Eros terkepal kuat mendengar tuduhan tidak berdasar dari Karen. Tatapan Eros menggelap, rahangnya mengetat menunjukan cowok itu kini menahan emosi yang bergejolak di dalam dadanya.
"Shut up your mouth, girl!" desis Eros penuh penekanan. Aura cowok itu terlihat sangat menyeramkan, Karen yang mendengar nada rendah Eros merinding dibuatnya. Sepertinya dirinya telah membangunan singa yang sedang tertidur.
"Gue benci penolakan! Gue kasih lo pilihan jadi pacar gue atau foto ini ke sebar?" Ancaman Eros berhasil membuat Karen tidak berkutik sama sekali.
Itu bukan sebuah foto aib, tapi melihat betapa protective Kakak pertamanya itu terhadapnya pasti akan murka jika tahu foto ini. Lalu, bagaimana jika Kakaknya tahu kalo dirinya berpacaran dengan Eros?
Eros melangkah maju, mendekat pada Karen yang masih bergeming.
"Dari watak lo gue bisa lihat kalo lo milih foto ini ke sebar dibandingkan jadi pacar gue," ejek Eros dengan tawanya. Bohong, Eros tahu kalo Karen pasti memilih menjadi pacarnya dari pada foto ini ke sebar.
Karen, gadis yang selalu mempertahankan nama baiknya yang tidak pernah memiliki hubungan dengan pria manapun, gadis yang tidak pernah dekat dengan lawan jenis selain kakaknya itu. Menarik, lalu apa jadinya jika foto ini ke sebar reputasi itu akan hancur. Karen akan dicap sebagai gadis tidak tahu malu. Yang berpacaran tanpa tahu tempat.
"Sialan! Hapus foto sialan itu!" desak Karen cepat.
"Gak mau. Sayang banget buat koleksi gue," ucap Eros santai.
Tidak ada pilihan lain. Selain menuruti Eros, ia bisa mencari cara untuk menghapus foto itu dari ponsel Eros nanti. Sekarang ia hanya perlu menjadi pacar Eros, dan ia bisa lepas dari cowok itu setelah i berhasil mengapus oto sialan itu di ponsel Eros.
"Okey, gue mau. Gue harap lo gak berubah pikiran buat bantuin gue hancurin cewek sialan itu," ucap Karen tenang. Setenang riak air. Membuat Eros nyaris menjatuhkan rahangnya, gadis di depannya sangat handal memainkan emosinya. Beberapa detik yang lalu, Eros melihat Karen yang berapi-api. Tapi, kini tidak lagi. Wajah Karen begitu tenang, tidak ada raut emosi. Seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.
Setelahnya Eros bisa melihat punggung Karen yang berbalik dan menjauh keluar dari caffe. Ia mengira akan ada perdebatan panjang di antara mereka, melihat sifat Karen yang keras kepala. Tapi, melihat Karen yang dengan mudah mengiyakan membuat dirinya curiga. Apa yang sedang gadis itu rencanakan?
***
Pagi ini terasa berbeda dari pagi biasanya. Karen belum melihat tanda-tanda kehadiran Kakak pertamanya itu, tidak biasanya kakaknya tidak ikut sarapan bersama. Sedari dulu, sarapan merupakan kewajiban. Apakah kakaknya sudah berangkat ke sekolah pagi-pagi buta? Jika, iya berarti kakaknya sedang kerasukan setan. Karen sibuk memikirkan Kakak pertamanya disela sarapan paginya, tanpa menyadari jika Kakaknya terus memperhatikannya sedari tadi.
"Sayang, kamu berangkat pake mobil atau diantar supir?" tanya Kenan pada putri kesayangannya.
"Karen berangkat sama aku, Pi." Belum sempat Karen menjawab pertanyaan sang ayah. Kakak keduanya sudah dahulu menjawab.
"Oh, tumben," gumam Kenan pelan.
"Sayang, kamu gak mau bawa mobil?" tanya Gretta lembut.
Dengan ragu Karen menggeleng, lalu gadis itu melirik Kakaknya yang tampak menikmati sarapan dengan tenang. Gadis itu merasa aneh dengan kakak keduanya itu yang tidak biasanya mengajak berangkat bersama seperti ini. Karen dengan cepat menyelesaikan sarapannya, saat melihat Darell audah selesai dan beranjak duluan setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya. Ia buru-buru menyusul, tidak lupa menyalimi kedua tangan orang tuanya dengan cepat.
"Kakak," panggil Karen yang melihat Kakaknya yang ingin masuk ke dalam mobilnya.
Darell melirik sekilas, sebelum akhirnya memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk adiknya. Karen masuk ke dalam mobil kakaknya itu, setelah diberi kode oleh Darell. Tidak lama, Darell menyusulnya masuk.
"Kamu punya hubungan apa sama Eros?" Darell bertanya saat mobilnya sudah keluar dari pekarangan rumah.
Pertanyaan Darell membuat Karen tersedak ludahnya sendiri, ia meremas rok sekolah yang dipakainya itu. Mata itu melirik kakaknya yang menyetir mobil dengan tenang.
"Maksud kakak?" tanya Karen pelan.
Darell menghela nafas pelan. "Kamu suka sama dia?"
Karen tersentak pertanyaan itu sama dengan pertanyaan kakak pertamanya beberapa hari yang lalu. Yang menyuruhnya untuk menjauhi Eros.
Gadis itu ingin menjawab tidak. Tapi mulutnya terasa kaku hanya untuk mengucapkan satu kata. Melihat adiknya yang terdiam, membuat Darell yakin jika adiknya menyukai Eros.
"Kamu beneran suka sama dia?" tanya Daren tak habis pikir. Ia tahu seperti apa Eros. Dan ia tidak mau melihat adiknya berdekatan dengan Eros, atau bahkan memiliki hubungan.
"Kakak gak pernah larang kamu buat lakuin apapun. Tapi, ini kakak gak setuju kamu punya hubungan sama Eros," ujar Darell yang saat ini menghentikan mobilnya tepat saat lampu merah. "Eros berbahaya Karen, dia misterius. Kakak udah kenal dia cukup lama tapi kakak gak tau kehidupan dia kaya apa," lanjut Daren lagi.
"Aku tau, kak." Dengan susah payah ia mengeluarkan suaranya.
mampir juga ya ke novel pertamaku, mari kita saling mendukung sesama penulis baru🤗🌷