Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 pemberontakan kecil
Tengah malam Rey baru sampai dirumahnya dan langsung menidurkan Ara yang masih tertidur pulas di atas ranjang nya .
" Dingin?" ucap Rey dengan seulas senyum menarik selimut Ara keatas saat gadis itu bergerak kesana kemari seperti mencari kehangatan.
...........
Keesokan paginya.
" Wahhh, Papi ganteng banget mau kemana?" tanya Ara yang baru bangun itu duduk ditepi ranjang nya menatap Rey yang sudah siap dengan pakaian casual nya di pagi hari .
" Kerumah Papa , cepatlah bersiap Kamu bangun lama sekali " omel Rey menunjuk jam dinding .
" Kan hari Minggu jadi apa salahnya bangun jam 8 " jawab Ara dengan wajah polosnya.
" Mandi cepat jam 10 kita akan kerumah Papa ku " ucap Rey menatap Ara yang malah bengong .
" His masih lama pun " gerutu Ara berjalan lambat keruang ganti menjemput handuk .
" Cepat mandi Aku tunggu di ruang makan " ucap Rey lalu segera keluar kamar .
" Astaga mengapa kamu tidak langsung bersiap sih " omel Rey begitu Ara duduk disampingnya.
" Kan perginya jam 10 " jawab Ara singkat meneguk habis segelas susu disamping piring saji .
" Aku mau masak dulu " sambung Ara lagi yang membuat Rey menarik nafas panjang bahkan berhenti mengunyah sandwich nya .
" Mau masak apa lagi jangan banyak tingkah makan saja apa yang sudah ada " tegas Rey .
" Kan kita mau pergi kerumah Papa sama Mama " ucap Ara menatap Rey .
" Ya justru itu ngapain lagi kamu masak , makan saja ini " ucap Rey menunjuk hidangan di atas meja .
" Maksud ku memasak untuk dibawa kesana Papi " suara lesu Ara saat Rey tak kunjung mengerti.
" Tidak usah repot memasak nanti kita beli saja " jawab Rey santai .
" Hehhh, Dasar anak durhaka masa memasak sebentar untuk orang tua dibilang repot " tegur Ara dengan suara keras bahkan bernada marah mendengar penuturan Rey yang mengatakan repot.
" Tidak boleh bicara begitu orang tua Papi saja membesarkan Papi dari kecil sampai sekarang nggak pernah bilang repot " sambung Ara lagi yang membuat Rey meneguk Saliva mendengarnya.
" Astaga maksud ku dari pada kamu repot memasak mending kita beli lebih praktis" jelas Rey agar Ara tidak salah mengartikan.
" Papi orang tua itu kalau mau makanan tidak usah kita belikan sekalipun mereka mampu membelinya tapi kalau kita buatkan mereka akan merasa lebih diperhatikan dan juga senang " ucap Ara .
" Begitu saja tidak tau " gerutu Ara segera masuk ke dapur untuk memasak sambil memakan sepotong roti .
" Pantas orang tua ku tidak begitu menyukai Hazeera" batin Rey yang teringat akan Hazeera yang tidak mau repot bahkan saat berkunjung kerumah Rey dia sama sekali tidak berinisiatif membawa apa-apa.
" Orang tua Papi tidak alergi makanan kan?" tanya Ara yang berdiri didekat kulkas itu pada Rey yang masih duduk melamun dimeja makan .
" Ti, tidak ada " jawab Rey dengan pikiran bimbang nya menatap Ara yang sibuk memasak dibantu oleh seorang pelayan .
Drettt
Drettt
" Sayang uang ku sudah habis kenapa tidak kamu transfer" rengek Hazeera begitu Rey menjawab telfon .
" Sayang kamu mau kemana?" tanya Hazeera setelah memperhatikan Rey beberapa saat .
" Kerumah utama " jawab Rey singkat.
" Bersama gadis kecil itu?" tanya Hazeera yang diangguki Rey .
" Sayang kapan kita akan menikah jika begini ceritanya " ucap Hazeera dengan nada bicara yang berubah sendu .
" Ya makanya kamu berjuang buat dapetin restu Mama" ucap Rey memijit pelipisnya.
" Huftt Aku sudah berjuang selama ini dengan berbagai macam cara memang hati orang tua mu saja yang sekeras batu " Suara lesu Hazeera.
" bisa-bisa nya mereka tidak menyukaiku disaat puluhan Ibu antri untuk menjadikan Aku menantu " pernyataan valid Hazeera.
" Astaga lelucon macam apa itu " ledek Ara yang lewat kedekat Rey untuk mengambil ponselnya dan tidak sengaja mendengar obrolan Rey dengan pacarnya lewat panggilan vidio.
" Hehh gadis kecil sialan jangan kepedean Mama Rey tidak akan menyukai gadis tanpa bakat seperti mu " ucapan Hazeera begitu mendengar suara Ara .
" Aku tidak meminta Mama untuk menyukai ku seperti yang kau lakukan nenek sihir " tawa meledak Ara senang sekali membuat emosi pacar Rey .
" Iya memang harus begitu karena orang seperti mu tidak pantas meminta Mama Rey menyukai " ucap Hazeera dengan bahasa kasar .
" ya bagaimana lagi Mama itu suka Aku tanpa diminta " jawab Ara dengan senyum puasnya kembali kedapur saat emosi Hazeera seperti meledak-ledak itu dapat terdengar dari nada bicara nya .
" Sayang sudah " tegur Rey setelah beberapa saat melamun .
" Istri kamu itu yang mulai duluan " Hazeera semakin emosi saat Rey seolah membela Ara .
" Sudah tau dia masih kecil jadi jangan dilawan kamu kan wanita dewasa " ucap Rey karena yang namanya gadis kecil seperti Ara tidak akan mau kalah saat bicara pasti ada saja jawaban nya yang akan membuat orang emosi .
" ya tapi dia,"
" Sayang sudah " ucap Rey dengan tegas .
" Ihhhh " teriak Hazeera lalu menutup telfon secara sepihak .
" Alah nenek sihir sok ngambek segala nanti nggak di transfer merengek " ledek Ara dengan julid nya mengaduk masakan di teflon sambil sesekali menatap Rey yang masih duduk dimeja makan bermain ponsel .
20 menit kemudian.
" Pacarnya tidak dibujuk Pi?" tanya Ara dengan wajah polosnya menata makanan yang baru selesai dimasak nya kedalam rantang kecil di atas meja makan .
" Gara-gara kamu dia ngambek " jawab Rey menatap Ara yang tengah mengisi rantang kecil dengan masakan .
" Dia aja yang baperan " jawab Ara bodo amat .
" Ara mulai hari ini Aku tegaskan sama Kamu jangan pernah berbicara dengan pacarku jika itu tidak percakapan yang seharusnya " tegas Rey yang kadang merasa tidak nyaman sekali jika Ara sudah berdebat dengan Hazeera.
" Dih kenapa seolah-olah disini Aku sedang memperebutkan Papi dengan nenek sihir itu " kata Ara yang merasa tidak nyaman tiba-tiba.
" Lalu jika tidak memperebutkan perhatian Ku apa yang membuat kalian berdebat " pernyataan Rey yang merasa itu adalah alasan logis kenapa Hazeera tidak pernah Akur dengan Ara semenjak awal bertemu .
Walaupun tidak saling mencintai tapi Rey tau kalau Ara sebagai istri juga butuh perhatian nya.
"Aku menjalani pernikahan ini untuk memenuhi keinginan orang tua ku sama seperti yang Papi lakukan jadi jangan kegeeran kalau Aku berantem dengan pacar Papi itu semata-mata karena memang Aku suka melihat orang emosian" pernyataan Ara dengan wajah polosnya.
" Kalau masalah perhatian tidak dari Papi pun Aku mendapatkan perhatian yang utuh dari keluarga ku bahkan ada bodyguard yang memberikan perhatian mereka sebagai pelengkap " pernyataan Ara dengan transparan.
" jangan pernah berfikir Aku iri dengan hubungan kalian apalagi berniat menyingkirkan pacar Papi bahkan dengan status ku yang sebagai istri Sah saja Aku tidak pernah melarang kalian pacaran walaupun Aku punya hak " sambungan ucapan Ara membuat jantung Rey serasa copot mendengarnya nya .
" Karena pernikahan kita hanyalah pernikahan rahasia jadi jika suatu saat Aku ingin berpacaran Aku juga bisa sama seperti yang Papi lakukan sekarang" ucapan tajam dan menusuk itu keluar dari mulut Ara tanpa Rey punya jawaban sepatah katapun.