"Kenapa kau pergi, Al? Bagaimana nasib anak kita yang sebentar lagi akan lahir? Kenapa semesta sangat tega! Kenapa kau meninggalkan kami, Alan!" Angelina Blaire menangis histeris sembari memeluk kemeja yang biasa dipakai oleh suaminya.
Angelina yang terpukul mengalami gangguan mental di penghujung kehamilannya. Ia selalu menganggap bahwa Alan masih hidup. Bahkan, salah mengira jika Adam adalah suaminya.
Hal itu membuat Damian Jackson, menganjurkan agar putra pertamanya itu menikahi istri dari mendiang putra keduanya.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka selanjutnya, setelah Angelina menyadari bahwa selama ini suaminya bukanlah Alan, melainkan Adam?
Sekuel dari novel Salah Kamar ( Adik iparku, Istri ku )
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10. Pertolongan Mommy Katie.
Tok tok tok!
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang di ketuk. Sehingga, hal itu menghentikan aksi Angelina yang sudah siap di depan perut Adam. Angelina langsung menoleh ke asal suara, kemudian ia berusaha berdiri sudah payah untuk menghampiri pintu. Meninggalkan Adam yang menghela napas lega setelahnya. Bahkan, pria itu dengan buru-buru menaikkan lagi celananya panjangnya.
Tanpa ba-bi-bu, Adam langsung lari kekamar mandi.
"Mommy!" kaget Angelina. Ketika melihat sosok yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"I–iya," jawab katie kikuk. Ia melongok ke dalam tapi Angelina menahannya. "Mana, suamimu?" tanya katie.
"Ada di atas kasur tadi. Mommy, jangan masuk. Soalnya, Alan gak pake apa-apa," jelas Angelina santai. Sementara, Katie membuka mulutnya kaget. Pantas saja ia mendengar putranya itu berteriak memanggil namanya.
"Kalian ini! Masih sore juga," omel Katie dengan candaan. Padahal, hatinya berdebar bukan main. "Boleh, Mommy ketemu Adam?" pinta Katie berusaha mengetahui nasib putranya itu.
"Tunggu sebentar!"
Brak!
Suara pintu tertutup kembali di depan hidung Katie. Ia pun membiarkan Angelina masuk dan kembali menutup pintunya. Katie hanya bisa mengusap dada menyikapi perangai dari Angelina sekarang. Sebelum, Alan meninggal, menantunya itu sangat menghormatinya dan selalu bersikap sopan santun padanya.
Akan tetapi, semenjak mangalami gangguan mental, Angelina sedikit lupa bagaimana cara bersikap pada orang lain, terutama yang lebih tua. Angelina, hanya akan menaruh hormat dan memperhatikan ucapannya kepada suaminya saja.
Angelina mengedarkan pandangannya ketika tak melihat wujud sang suami di kamar. Lalu, dia mendengar suara air yang mengalir. "Hemm, Alan keburu mandi. Apa aku susul saja ya?" gumam Angelina, seraya menanggalkan satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Ia melupakan posisi sang Mama mertua di depan pintu kamar. Pikirannya telah kembali fokus pada, sosok suaminya itu.
"Sayang, buka pintunya ya. Aku mau ikut mandi!" teriak Angelina di depan pintu. Ia benar-benar menjadi orang yang frontal sekarang. Apa saja yang ingin diucapkan pasti akan di utarakan tanpa di saring terlebih dulu.
Di dalam kamar mandi. Adam mengecilkan keran. Karena telinganya sayup-sayup mendengar panggilan terhadap dirinya. "Oh, tidak. Angelina juga mau ikut mandi. Aduhh ...!" Adam pun buru-buru membilas tubuhnya. Untung saja ia mengunci pintu kamar mandi. Kalau tidak Angelina pasti sudah menerobos masuk.
"Alan! Buka pintunya!" panggil Angelina lagi. Tentu saja hal itu tidak di dengar oleh Katie. Wanita itu masih menunggu agak pintu kamar dibuka. Katie, bermaksud menggagalkan apapun rencana Angelina terhadap putranya itu.
"Haih, kenapa di kunci? Bagaimana caraku menolong Adam kalau begini," gumam Katie sambil berusaha memutar gagang pintu. Dia tidak tau, jika menantunya itu sedang berusaha membuka pintu juga. Tapi, untuk kamar mandi. Gejolaknya sudah menggelora. Angelina bahkan terus menghela napas.
"Alan, ku mohon buka pintunya. Aku ingin mandi bersamamu ....!" pinta Angelina memohon.
Adam yang sudah mengenakan kimono pun memutar pegangan pintu. "Aku ... sudah selesai. Lain kali baru ya kita mandi bersama," ucap Adam seraya berjalan melewati Istrinya itu. Angelina pun masuk ke kamar mandi dengan raut wajah lesu.
"Kenapa sulit sekali untuk menyentuhmu, Al? Apa karena keadaanku yang seperti ini membuatmu tidak nyaman. Kapan sih aku melahirkan? Hei, Nak cepatlah keluar dari perut mama. Agar papamu itu mau mendekati mama lagi. Mama sangat merindukan kehangatannya," ucap Angelina, seakan mengadu pada bayi yang bersemayam di dalam perutnya.
Angelina bersandar di dalam bathtub sambil mengusap perut. Memainkan busa sabun lalu tersenyum. "Ah, sepertinya aku mempunyai ide. Agar, Alan tidak takut lagi untuk menyentuhku," monolog Angelina, karena sebuah ide brilian baru saja mampir di kepalanya. "Sayang, mama mohon kamu bisa bekerja sama ya. Nanti jangan ngambek kalau papa terlalu keras," bisik Angelina pada bayi yang sedang meringkuk di dalam perutnya.
Di luar kamar. Adam segera mengenakan pakaian. Di pikir, selagi Angelina berada di kamar mandi. Maka Adam hendak mengungsi sebentar. Jantungnya masih berdegup kencang ketika mengingat kejadian tadi.
Adam pun membuka pintu kamar dan seketika ia terlonjak. "Mommy!" panggilnya kaget. Karena, ketika membuka pintu langsung melihat sosok Katie berdiri di depan sana.
Katie langsung memindai raga Adam dan memutarinya. "Kau tidak apa-apa kan? Masih utuh kan?" cecar Katie, seraya menatap rambut Adam yang basah.
"A, iya. Aku baik-baik saja. Maksudku ... hampir. Ah ya, apa Mommy yang tadi mengetuk pintu?" tanya Adam memastikan. Karena, itu benar-benar telah menyelamatkan mahkotanya, eh.
"Iya, karena Mommy dengar suara kamu seakan dalam kesulitan. Lalu bagaimana? Apa semua masih--," Pertanyaan dari Katie begitu ambigu. Namun, Adam mengerti keadaan mana pertanyaan dari wanita yang telah melahirkannya itu.
"Kalau Mommy tidak mengetuk pintu. Mungkin, sudah terampas begitu saja. Angelina begitu ... ah, aku pusing Mom. Dia sangat agresif dan seksi," ucap Adam mengadu, dengan raut ekspresi penuh ketidak berdayaan.
"Wajar sih, itu karena hormon kehamilannya mendekati fase akhir. Ada perempuan yang malas berdekatan dengan suaminya dan malah sebaliknya. Ada yang lengket persis macam lem tikus." Katie tertawa si sela ucapannya.
"Dulu, Mommy waktu aku dan Alan tipe perempuan yang mana?" telisik Adam.
Katie terkekeh lagi, sebelum menjawab pertanyaan putranya ini. "Mommy ... tentu saja, tipe perempuan yang kedua," jawabnya tanpa malu sama sekali.
"Jadi, Mommy sangat lengket pada Daddy? Dan selalu menggoda Daddy lebih dulu, begitu?" cecar Adam dengan keingintahuannya yang tinggi.
"Haissh, sudahlah. Kau jangan membuat Mommy malu dengan membongkar aib sendiri. Selama ini kan image Mommy itu, wanita yang elegan dan anggun. Jadi, mana mungkin menggoda Daddy-mu," kilah Katie, tapi dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.
"Ck, Mom." Adam tak mampu menahan tawanya. Apalagi, jika ia membayangkan Katie memaksa Damian macam Angelina memaksanya tadi. Seketika tawa Adam menyembur kencang.
"Hei! Jangan bayangkan yang tidak-tidak ya! Dasar anak nakal!" omel Katie gemas pada putranya, Adam. Wanita perubahan yang masih terlihat cantik dan bugar itu bahkan memukul bahu putranya berkali-kali. Akan tetapi justru tawa Adam semakin kencang.
Sementara itu di dalam kamar. Angelina, mendadak memeluk tubuhnya yang gemetar. Bukan lantaran kedinginan karena ia baru saja berendam. Akan tetapi karena ia tidak melihat sosok suaminya di setiap sudut kamar.
"A–Alan ...?" lirihnya pelan. Seketika sekelebat potongan demi potongan memori yang terangkai tak utuh di dalam kepalanya berputar cepat. Membuat, Angelina mencengkeram kepalanya dan napasnya seketika tak beraturan.
"ALAN!!" jerit Angelina histeris di pinggir tempat tidur.
Mendengar suara jeritan, Adam dan Katie pun terlonjak seketika. "Ad, Angelina!" Keduanya pun langsung menghambur ke dalam kamar. Takut ada hal berbahaya yang dilakukan oleh Angelina.
Mendengar suara pintu di buka dari luar. Angelina sontak menoleh dan melempar bantal.
...Bersambung ...
akhir yg membahagiakan utk semuanya
terimakasih author
Author kreji up hari ini .
Mohon dukungannya ya, like, komen, gift dan juga votenya.
Beri rating bintang lima juga.
Terimakasih.
Nantikan sekuelnya yang akan menceritakan tentang Laura dan Asisten kaku Aziel.
Sayang kalian banyak-banyak.