Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 27
Waktu terus berjalan kini usia kandungan Herna telah mencapai sembilan bulan, pada suatu pagi Herna sudah mulai merasa kesakitan perutnya mules tidak berhenti.kemudian herna memberi tahu ibunya tentang apa yang sedang dirasakan.
Ibunya segera menyuruh orang untuk menjemput dukun beranak akhirnya sang dukun pun datang, lalu berkata "assalamualaikum" ibu Herna menjawab "waalaikumsalam, silakan masuk Mak" lalu ma dukun pun berkata " siapa yang sakit?" ,"ini ma anak saya mau melahirkan". dukun pun bertanya lagi ,"di mana dia?" lalu ibunya Herna menjawab "ada di kamar ma" Ema dukun pun melihatnya lalu berkata " oh ini mah istri si Hasan yang dulu pernah rame gara gara hamil diluar nikah" mendengar ucapan emak dukun karena pun menangis tersedu-sedu. lalu emak dukun berkata "jangan sedih neng itu mah cuman fakta doang kan, kita nggak bisa nutup nutupin sekarang mah terima aja kenyataannya yang penting kan lahirannya selamat neng, betul nggak Bu? tanya Mbah dukun sambil melirik ke arah ibunya Herna. dengan berat hati ibunya pun mengangguk.
Herna semakin kesakitan, ia merengek-rengek bagaikan anak kecil.
Siang pun berganti malam sang jabang bayi belum juga kunjung lahir herna masih menahan mules kesakitan. tiba-tiba datanglah pak RT dan langsung bertanya kepada ibunya Herna " "si Hasan ke mana emang dia nggak pulang ? Istrinya mau melahirkan dia tidak muncul-muncul dasar si penjahat kelamin" . mendengar ucapan pak RT yang begitu pedas herna pun menangis kembali, kini sakitnya bertambah parah ia merasakan lebih sakit beban omongan daripada sakit perut yang dialami. namun herna bertekad sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri dan bayinya meskipun rasa sakit mendera.
tak lama kemudian pak RT pun menanyakan nomor kontak Hasan. setelah ditelepon ternyata jawabannya " nomor yang anda panggil sedang dialihkan tolong periksa kembali" setelah menelpon berkali-kali pak RT pun menjadi kesal dan akhirnya berbicara kepada ibunya Herna " nomornya nggak aktif, ke mana tuh anak ya, dasar goblok si penjahat kelamin anak iblis". ibunya hanya diam.
tak lama kemudian di dalam kamar terdengar suara jeritan bayi. menandakan bahwa Herna telah melahirkan dengan selamat.
Rasa bahagia bercampur sedih menyelimuti hati Herna. ia telah berjuang selama dua hari dua malam untuk menyelamatkan diri dan bayinya.
Sementara itu ibunya Herna merasa bersyukur sekali ,karena beban yang selama ini berada di benaknya kini sudah mulai hilang, walaupun belum semuanya.
Dalam waktu yang bersamaan Hasan sedang asyik bersendawa gurau bersama Lidya di kantornya. tanpa disengaja pot bunga di atas meja yang terbuat dari guci, jatuh tersenggol oleh tangannya
"prak" khas handphone kaget melihatnya. lalu Lidya pun mendadak diam.
Hasan berkata dalam hatinya " ada apa ya". ia mempunyai firasat buruk dengan Herna kemudian Ia pun mengambil ponselnya dengan maksud untuk menelpon herna.
Namun betapa kagetnya Hasan, ternyata nomor Herna hilang entah ke mana. lalu ia pun mengingat-ingat apa yang telah dilakukan dengan ponselnya. ternyata semua itu Ngemplak.
Hasan bertanya kepada Lidya " say apa yang telah kamu lakukan pada ponselku, kenapa nomor istriku hilang? lalu Lidya menjawab * aku nggak tahu sebab waktu minggu kemarin nomor istrimu masih ada". kemudian Hasan berkata dengan agak sedikit marah, " lalu siapa yang menghapusnya? kalau aku tahu siapa orangnya, akan ku patahkan tangannya", mendengar Hasan sedang marah dek Dia pun merasa ketakutan dan akhirnya ia keluar meninggalkannya.
Di saat bersamaan tiba-tiba ponsel Hasan berdering. " siapa lagi yang memanggil mengganggu saja" Hasan berkata dalam hatinya, setelah melihat layar ponselnya lalu Hasan pun menjawab "halo Lis ada apa?". Elis menjawab " maukah kamu mengantarku pulang ke Sukabumi karena anakku lagi sakit?" Hasan pun diam sejenak lalu berkata. "kapan berangkatnya?" Elis pun menjawab "kalau bisa sih sekarang" kemudian Hasan pun berpikir sejenak mana ada malam-malam begini angkutan ke Sukabumi, apalagi daerah pelosoknya. kemudian Hasan pun berkata tanpa berpikir panjang "oke tunggu aja di depan komplek ntar aku ke situ". Elis pun menutup telponnya, sedangkan Hasan langsung siap siap berangkat lalu pergi ke garasi kantor untuk mengambil mobilnya yang diparkir di sana.
Tak lama kemudian Hasan pun sampai di tempat yang di janjikan."tid tid tid" , terdengar suara klakson dari sebuah mobil yang menghampiri elis, ia pun penasaran lalu menolehnya , ternyata itu adalah Hasan, pada mulanya Elis tidak tahu kalau Hasan mempunyai mobil, karena Hasan tidak pernah bercerita apa pun.
akhirnya mereka berdua langsung berangkat ke Sukabumi.