kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sikap lembut arkana
**
"lepas ! " alesya berusaha melepaskan cekalan tangan bimo dari pergelangan tangannya .
Alesya yakin cengkraman bimo dari tangannya akan meninggalkan bekas kemerahan disana.
"Diam ! Dasar anak tidak tau diri ,tidak tau di untung ! Anak pembawa masalah "
" saya bilang jaga Layla selama di sekolah ! Bahkan jika harus mengorbankan dirimu sendiri sekalipun ! "
" Dan sekarang apa ! Bukan kau menjaganya malah kau menyakitinya dan kau juga melukainya , alesya ! "
" katakan hukuman apa yang pantas kau dapatkan ? "
" layla berbeda darimu , tubuh dia lemah ! Lemah , alesya ! "
Ucap bimo panjang lebar, memarahi alesya habis-habisan dengan nada keras . Bimo tidak memperdulikan ucapannya akan melukai alesya atau tidak .
" alesya juga terluka , pah ! " balas alesya sengit.
"bukan hanya layla , alesya juga terluka pah ! Kehidupan aku bukan soal tentang layla , aku juga punya kehidupan sendiri " lanjut alesya
" Berani kamu menjawab hm ? " marah bimo
"Terluka ? Jangan membual hal yang tidak penting !"
"apa katanya tadi ? Tidak penting " alesya tertawa getir , alesya tidak tau jika tawa getirnya mampu membuat bimo dan juga akso terdiam mematung ,meski hanya sekejap .
Bimo mengambil botol yang berisi air panas , kemudian ia kembali dengan cepat.
" kau melukai layla dengan kuah panas ,bukan ? sekarang kau harus menerima ,rasa sakit yang sama seperti layla rasakan " tekan bimo tajam
"pa !" akso tidak bisa diam menonton lagi , papah nya sungguh sudah sangat keterlaluan .
Meski sikap alesya salah , tetap saja hukuman bimo dirasa sudah keterlaluan .
"Diam lah akso . Tangan adikmu terluka karna dirinya , dia pantas mendapatkan yang lebih menyakitkan dari pada adikmu "
Akso diam membisu , mencoba berbicara dengan ayahnya yang sedang emosi memburu rasanya akan sia-sia .
Melihat apa yang akan di lakukan bimo ayahnya , membuat hati alesya bergetar dan ingin segera pergi dari sana .
Alesya segera melangkah budur , namun sial bimo sudah menyadari gerak gerik dirinya , ia segera menahan tangan alesya.
Sekuat apapun alesya melawan , tenaganya jauh lebih lemah dibandingkan lelaki dewasa seperti bimo .
" pegang dia , akso ! " perintah bimo .
Akso melangkah maju langsung saja menahan tubuh alesya .
Tanpa perasaan bimo langsung saja menyirami air panas ke tangan alesya , ia seolah tuli mendengar ringisan , teriakan dari alesya
Alesya merasakan sakit di area tangannya , ia menjerit ,meringgis ,menatap bimo iba tetap saja ,bimo tidak menghentikan aksinya .
"ini akibatnya ,alesya ! " bimo mendengus , ia meletakan botol minum itu dengan kasar kemudian dengan tak acuh ia pergi begitu saja dari hadapan alesya tanpa rasa bersalah .
Alesya memegang tangan kanan yang terluka , segera membasahi dengan air yang mengalir .
Alesya menangis tertahan , sembari menahan perih di tangan kanannya . Tangan yang lain alesya pergunakan untuk mengusap air mata yang tidak sengaja terjatuh .
Alesya benar - benar membenci mereka sekarang , persetan dengan hubungan darah . Secepatnya alesya harus meninggalkan mereka .
Bagi alesya berada di rumah ini terasa berada di neraka dan penghuni rumah ini , semuanya iblis yang tidak berhati .
"ikut gw " akso menarik tangan alesya yang tidak terluka ,namun sayang alesya malah mematung dan tidak bergerak dari posisinya berdiri tadi .
"ikut gw ,alesya ! Tangan lo harus segera di obati "
Alesya tertawa kencang , ia melepaskan pegangan tangan akso dari tangannya dengan pelan .
" lucu " ujarnya sebari tertawa hambar
" seorang pemberi luka ,bertindak menjadi seorang pengobat luka "
" alesya ! " akso menatap alesya tidak percaya .
Alesya mengangkat kepalanya , kemudian menatap akso dengan tatapan kosong .
Akso tercengang , tidak ada apa-apa dimata alesya ,itu kosong ,seolah hanya ada kegelapan disana .
"Gw benci kalian semua ! " meski lirih , akso masih mendengar dengan jelas ucapan alesya barusan .
Akso hanya bisa diam membisu ,bahkan saat alesya melewatinya , akso masih berdiam dengan segala pikirannya .
Akso memegang jantungnya yang berdenyut nyeri , ada yang salah , ini kenapa rasanya menyakitkan sekali ??
Kenapa tatapan alesya membuat dada akso sakit sekali ?
**
Keesokan harinya , alesya berangkat pagi sekali menuju sekolah .
Ia seolah tidak mau bertemu dengan orang - orang yang sudah menyakiti hatinya .
Ucapan dan tindakan mereka tadi malam ,seolah menambahkan garam pada luka yang sudah menganga lebar .
Ini sangat menyakitkan .
Alesya kini tengah menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya diatas meja belajar dirinya .
Berusaha menyembunyikan wajah kacaunya , ia ingin tertidur sejenak melupakan ingatan - ingatan tadi malam yang terus menghantui dirinya .
Air mata perlahan mengalir , semua penghinaan mereka dan perlakuan mereka bagaikan kaset kusut yang terus berputar di ingatannya .
Alesya ingin abai , namun rasa sakitnya ternyata nyata adanya .
alesya tidak kuat menanggung semua rasa sakit ini , alesya ingin menyerah namun dendamnya terlalu dominan .
Alesya tidak mengindahkan saat suara pintu terdengar terbuka , ia tetap diam dengan posisi yang sama .
Sedangkan arkana yang berada di ambang pintu membeku , ia tidak menyangka melihat alesya sudah berada disini .
Setangkai bunga lily berada di genggaman arkana.
lelaki dengan sedikit berpenampilan berantakan itu terlihat ragu , antara menghampiri alesya atau berbalik pergi .
Takut tindakan tiba-tiba nya membuat alesya takut , arkana memutuskan untuk tidak terburu - buru , ia hendak berlalu pergi , namun niatnya urung saat melihat sesuatu yang aneh dari alana nya .
Mata elang milik arkana menajam , meski sama arkana dapat melihat bahu alesya bergetar !
Itu artinya gadisnya tengah menangis ,bukan ?
Memikirkan alesya tengah menangis membuat arkana khawatir berlebihan
Arkana berjalan menghampiri alesya , ia bahkan melupakan tangan kirinya yang sedang menggenggam setangkai bunga lily .
"alesya " arkana memanggil nama alesya dengan lembut . Bisa arkana lihat alesya tengah mematung mendengar suaranya.
" Lesa "
Alesya mengusap air matanya di kedua pipinya , setelah dirasa tidak ada jejak , alesya segera mengangkat kepalanya pelan .
Hal pertama yang alesya lihat adalah ,wajah dingin arkana , meski begitu alesya dapat melihat ke khawatiran didalam matanya .
"arkana " alesya berusaha memaksakan senyumannya .
Kening arkana berkerut tidak suka , arkana tidak suka dengan senyuman palsu yang alesya pancarkan , alesya nya harus bahagia !
"kenapa ?"
Tanpa sadar mata alesya kembali berkaca -kaca , ia menatap arkana dengan keluhan seolah hanya arkana lah tempat dirinya bergantung sekarang .
arkana segera membawa alesya ke dalam pelukannya , ia mengusap rambut alesya dengan sayang kemudian menepuk punggungnya dengan pelan seolah dirinya sedang menguatkan alesya.
" it's okey ,semua akan baik-baik saja , ada aku disini " bisik arkana lembut .
Melihat alesya seperti ini membuat hati arkana berdenyut nyeri , arkana belum pernah melihat alesya sekacau ini .
Alesya bak mendapat sandaran di saat jiwanya merasa tersesat di ruang yang kosong .
ia segera balas memeluk arkana dengan erat , tanpa bisa alesya cegah air matanya kembali mengalir deras .
"M-mereka jahat , ar " lirih alesya di sela tangisannya .
" siapa yang jahat ,hmm " tanya arkana lembut .
"M-mereka . "
Memeluk tubuh bergetar gadis tercintanya . Kemarahan arkana terlihat jelas dimatanya .
" siapa yang berani membuat lesa nya menangis sepilu ini ! " geram arkana
Tak ingin ada yang melihat lesa nya se kacau ini , arkana mengeratkan pelukannya pada alesya , ia segera saja menggendong ala koala .
Alesya dengan reflek memeluk leher arkana dengan erat dan menyembunyikan wajah kacau alesya di dada bidang arkana .
Arkana membawa alesya ke taman belakang , tidak akan ada orang yang akan melihat mereka .
" udah tenang hmm ? " arkana membenarkan rambut alesya yang menghalangi wajahnya , ia menatap alesya dengan senyum tulus .
Alesya mengangguk kikuk , ia mencoba menjauhkan wajahnya dari dada bidang arkana , ia menumpahkan air matanya disana .
" maaf ,ar " alesya menunduk , ia melihat seragam arkana yang basah terkena air matanya . Dalam hati ia merutuki dirinya yang kehilangan kendali .
Sedikit saran, untuk perbaikan./Determined/
Semangat terus kak, ceritanya bagus.