"Rasya! Berikan suamimu pada kakakmu, dan ambil bekas suami kakakmu!"
Seperti sebuah sambaran petir yang mampu menghancur leburkan tulang belulangnya. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sang papa menyuruh menukar suami atas permintaan kakaknya.
..
Tidak tahu mengapa orang tua Rasya selalu memperlakukannya begitu buruk, hanya mendapatkan barang bekas dari kakak kandungnya untuk bertahan hidup. Suatu ketika, Rania meminta papa nya untuk menukar suaminya dengan suami adiknya yang langsung diiyakan oleh papahnya.
Hancur sudah hidup Rasya, sebelum akhirnya dia menyadari satu kebenaran bahwa kakaknya sudah mengambil sang suami yang sudah menjadi barang bekasnya.
Sedangkan suami baru Arasya ternyata belum pernah menyentuh Rania, dan untuk pertama kali dia mendapatkan barang baru.
Bukan hanya itu, fakta lain tentang kehidupan suaminya juga terkuak seiring berjalannya waktu dan yang lebih mengejutkan ternyata Saka adalah seorang crazy rich!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mempermalukan dan Dipermalukan
"Tidak, pak. Saya sungguh bukan pencuri." Rasya sangat ketakutan saat tangan nya sudah dikunci kuat oleh dua petugas hingga tak dapat berkutik sedikitpun.
"Sebaiknya Anda jelaskan nanti di kantor polisi. Untuk sementara, ikut kami ke sana." Dua petugas itu menyeret Rasya keluar dari toko yang berhasil membuat Dimas dan Rania tersenyum kemenangan.
"Ada apa ini?! Kenapa kau menyeret istri ku?! Lepaskan!!" Amarah Saka seketika memuncak melihat istri nya diseret petugas keamanan dengan cara tak terhormat.
"Saka," Gumam Rasya menatap suaminya penuh harap. Dia bahagia melihat Saka sudah kembali, bahkan tersenyum disela-sela tangisnya karena akhirnya Saka datang menyelamatkan nya.
"Siapa yang menuduh istri temanku sebagai pencuri?!!" Kini giliran seorang pria menggunakan pakaian rapi disertai jas menatap tajam dua petugas yang sedang menahan Rasya. Sontak saja dua petugas itu menunduk takut seraya melepaskan Rasya. Mereka tahu kalau orang yang berada di samping Saka adalah pemilik mall ini.
"Asal kalian tahu, dia adalah istri temanku yang sudah ku izinkan mengambil apapun keinginan nya. Kalian tidak berhak memperlakukan nya seperti ini!" Perkataan pria yang diketahui semua orang adalah pemilik mall ini seketika membuat para pengunjung ketakutan.
"Maafkan kami, pak. Saya hanya menjalankan perintah. Mereka menyuruh kami untuk menangkap wanita ini yang katanya sedang mencuri. Tolong ampuni kami, jangan pecat kami." Dua petugas itu langsung berlutut dihadapan pria yang berada di samping Saka, hal itu membuat geram Rania karena gagal mempermalukan Rasya.
"Siall!" Gumam Rania dalam hati.
Sedangkan Rasya langsung berlari kearah suaminya. "Saka, mereka menuduh ku mencuri. Aku takut..," Adu nya seraya menghambur ke pelukan Saka disela-sela tangisnya. Saka mengelus punggung sang istri mencoba menenangkan.
"Berani-beraninya kalian menuduh istri temanku pencuri!! Asal kalian tahu, ini adalah milik kami, jadi siapapun yang menuduhnya pencuri, bersiaplah untuk mendekam di penjara!!" Perkataan pria itu menggelegar dengan wajah yang sudah diliputi amarah membuat para pengunjung. semakin ketakutan.
"Wanita itu Tuan! Dia yang mengatakan kalau wanita ini mencuri!" Salah satu pengunjung menunjuk Rania karena takut kemarahan pria disebelah Saka.
"Ya, Tuan. Wanita dan pria itu yang mengatakan kalau dia pencuri." Salah satu pengunjung lain juga menunjuk Rania dan Dimas. Mereka semua terlihat sangat ketakutan jika pemilik mall benar-benar ingin memenjarakan mereka.
Tatapan tajam pemilik mall itu beralih pada Rania dan Dimas yang masih terpaku di tempat.
"Heh, Saka! Suruh teman mu jangan ngaku-ngaku jadi pemilik Mall ini, deh! Kalau ngimpi itu jangan ketinggian! Pengangguran seperti mu mana mungkin punya teman yang memiliki mall sebesar ini?!" Rania berkata sinis dengan tatapan meremehkan yang berhasil membuat amarah Saka memuncak.
"Ya, benar! Kau ini hanya pengangguran dan tak memiliki apapun. Mana mungkin kau punya teman kaya. Dasar pasangan sinting!!"
Tangan Saka mengepal erat dengan gigi-giginya yang saling menekan.
"Diam!! Kalian tahu siapa yang kalian hina?!!" Bukan Saka yang bertanya, melainkan pria yang berada di samping Saka lah yang sudah tersulut emosi.
Amarah laki-laki menggebu-gebu, dadanya naik turun menandakan pernafasan nya sudah tak teratur akibat menahan amarah. Dia berjalan mendekat kearah Rania dan Dimas dengan tangan mengepal dan tatapan penuh amarah hingga bola matanya berubah merah.
"Kalian tahu siapa orang yang sedang kalian hina?!" Pria itu mencengkeram kuat dagu Rania kemudian tatapan nya diarahkan ke Saka yang masih memeluk Rasya.
"Nathan, sudahlah. Tidak usah diurusi dua manusia sinting ini. Sebaiknya kau bawa mereka ke kantor polisi atas laporan pencemaran nama baik." Sahut Saka karena tak ingin saudara nya ini keceplosan dengan status Saka sebenarnya.
"Heh! Jangan berani-berani berniat memenjarakan ku, ya! Memangnya kau itu siapa?! Kau hanyalah laki-laki payah pengangguran! Kau pasti hanya menumpang hidup istri mu dan sekarang menyuruh adikku menjadi pencuri!!" Rupanya Rania masih sangat berani menghina Saka. Dia bahkan masih menunjukkan senyum sinis nya pada mereka.
"Kalian itu benar-benar tidak memiliki hati nurani! Ternyata dia adiknya sendiri dan menuduhnya sebagai pencuri?!!" Salah satu pengunjung mulai mencemooh Rania.
"Dasar wanita iblis!" Teriak salah satu pengunjung di sana.
"Dia bukan hanya wanita iblis, tapi juga tidak tahu malu!! Dia tidak tahu kalau yang sedang dia hina adalah pemilik mall ini. Dia adalah Tuan Nathan Wijaya! Dasar wanita sinung, mau cari mati ya?! Berani-beraninya menghina Tuan Nathan Wijaya!"
"Dia pasti sudah gila!"
"Ya, pasti dia sudah gila! Kalau tidak mana mungkin mengganggu keluarga Wijaya."
Kini lontaran kata-kata kotor mulai berbalik dilontarkan pada Rania dan Dimas. Membuat dua orang itu mulai panik, bahkan Dimas sudah menatap tajam istri nya.
"Berani nya kau menghina pemilik mall! Habislah hidup mu, Rania. Apa kau tahu kalau keluarga Wijaya juga pemilik perusahaan tempat kita kerja?" Bisik Dimas pada Rania yang juga sedang merutuki kebodohan nya karena baru ingat kalau Wijaya Corp. adalah perusahaan milik keluarga Wijaya.
Saka yang sudah lelah melihat drama itu segera menyuruh para petugas menyeret Rania dan Dimas keluar dari sana. Mereka akhirnya diseret secara tak terhormat dengan diiringi teriakan para pengunjung yang mencemooh nya habis-habisan.
.