NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

"Kok kamu baru pulang Dek?" Alam sudah menutup pintu kamar Kania dengan rapat.

"Iya, tadi makan malam dulu" Kania membuka lemarinya mencari baju ganti untuknya.

"Dek, boleh Kakak minta waktu sebentar? Ada yang ingin Kakak sampaikan" Alam duduk di tepi ranjang menunggu jawaban Kania.

Kania mengernyit bingung namun ia menganggukkan kepalanya.

"Sini duduk dulu!!" Alam menepuk ranjang disebelahnya agar Kania duduk di sana.

Kania menurut tapi masih memberi jarak, tidak di tempat yang di tunjuk Alam tadi. Alam tersenyum kecil. Meski Kania memberi jarak padanya, tapi setidaknya Kania mau mendengarkan Alam.

"Dek, Kakak tau kamu menikah dengan Kakak karena terpaksa. Tapi bagaimanapun juga kamu sekarang sah di mata Agama dan Negara sebagai istri Kakak. Terus kamu juga sudah setuju memberi kesempatan untuk Kakak selama 6 bulan" Kania mantap Alam seolah meminta Alam bicara langsung ke intinya saja.

"Jadi Kakak tetap akan membawa kamu bersama Kakak!!" Kania sudah ingin mengeluarkan protesnya tapi tak di beri kesempatan oleh Alam.

"Kakak tau kamu pasti menolak untuk tinggal seatap dengan Kakak karena pasti kamu tidak nyaman. Tapi kita tidak bisa seperti ini terus Dek. Bunda dan Mama pasti akan curiga dengan hubungan kita" Kania membenarkan apa yang Alam ucapkan.

"Tapi aku punya apartemen sendiri!!" Kania sudah membayar sewa apartemen itu. Mana mungkin meninggalkannya begitu saja. Tentu Kania akan rugi, dia bukan orang kaya raya. Jadi tidak mungkin ia merelakan uangnya begitu saja.

"Kakak tau, maka dari itu Kakak ingin tanya sama kamu. Kamu mau pilih tinggal di mana? Kalau kamu mau di apartemen kamu Kakak juga akan ikut ke sana. Kalau kamu mau tinggal di rumah kita, Kakak sangat senang" Ucap Alam. Kania benar-benar pangling dengan sosok Alam di depannya. Dulu pria ini sangat dingin dan kaku, tapi kali ini menjelma menjadi sosok lain. Alam yang bertutur kata lembut dan hangat.

"Apa dia lembut seperti ini saat bicara dengan Kak Dania?" Batin Kania.

"Rumah kita?" Kania tak paham.

"Iya, rumah kita yang aku beli untuk kamu, rumah impian kamu. Apa kamu mau?" Tanya Alam penuh harap.

"Aku mau di apartemenku saja!!" Jawan Kania dengan gelengan kepala.

Ada rasa kecewa di hati Alam tentunya. Namun saat ini yang bisa ia lakukan hanya menuruti apa keinginan Kania.

"Kalau gitu, Kakak juga akan ikut ke apartemen kamu. Kita suami istri Dek, jadi tidak baik kalau tinggal terpisah"

"Tapi di sana cuma ada satu kamar dan aku tidak mau ti__"

"Kakak bisa tidur di mana saja. Asal masih satu atap sama kamu!!" Sambar Alam.

"Dan kamu juga tidak usah khawatir, Kakak tidak akan menuntut kamu untuk melayani Kakak layaknya seorang istri. Kakak hanya akan melakukannya jika kamu siap. Jadi kamu tidak perlu takut!!" Ucap Alam dengan senyuman di bibirnya.

"Ya sudah terserah!!" Jawaban Kania membuat Alam lega, tak seperti yang ia duga jika membujuk Kania untuk tinggal bersama tidak sesusah itu.

Hati Alam sudah merasa bahagia, karena usahanya untuk mendapatkan hati Kania lagi sudah ada kemajuan walau hanya satu langkah. Tapi Alam tak putus asa, karena satu langkah ke ke depan pasti akan di susul langkah-langkah selanjutnya.

"Kalau gitu, kapan kita mulai tinggal di apartemen kamu?" Alam tak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah yang kini lebih terlihat dewasa dari pada 3 tahun yang lalu.

"Setelah 7 harian Ayah" Jawab Kania singkat.

"Berati lusa ya?"

"Hemm, aku mau mandi dulu!!" Kania meninggalkan Alam yang masih senyum-senyum tak jelas.

***

Dania duduk termenung di depan meja riasnya. Memikirkan bagaimana caranya agar bisa menghilangkan nama Alam yang sudah terpatri di lubuk hatinya.

Bagi Dania menghapus nama Alam adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan. Tapi mau bagaimana lagi? Memintanya kembali juga sangat tidak mungkin.

FLASHBACK ON

Dania sudah menunggu kedatangan Alam sejak 30 menit yang lalu. Namun hingga minuman di gelasnya tandas, Alam belum juga muncul. Bella sudah berkali-kali melirik ponselnya, tapi tak juga ada pesan masuk dari kekasihnya itu.

"Maaf aku telat, kamu sudah pesan makan?" Tanya Alam membuka buku menu di depannya.

"Belum, aku tunggu kamu. Cuma pesan minum saja" Dania sedikit kecewa dengan sikap Alam akhir-akhir ini. Alam seperti acuh tak acuh padanya, tidak seperti dulu yang hangat dan penuh perhatian.

"Alam, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan sama kamu" Dania menghentikan Alam yang sedang memilih menunya.

"Kebetulan aku juga ada, tapi lebih baik kamu dulu saja" Alam menjawab Dania dengan seulas senyum, namun kali ini senyuman yang sudah tidak sama lagi seperti dulu.

"Tidak, kamu saja dulu Lam. Yang akan aku tanyakan tidak terlalu penting kok!!" Dania menutupi rasa cemasnya dengan senyum kakunya. Cemas jika Alam akan menyampaikan sesuatu yang akan menyakitkan.

"Baiklah kalau begitu" Alam menyingkirkan buku menu dari hadapannya. Menautkan jarinya di atas meja.

"Dania, aku yakin kamu sudah menyadari perubahan sikapku akhir-akhir ini"

Degg...

Ternyata, hal yang akan mereka sampaikan adalah sama. Dania sebenarnya sungguh tidak siap menerima kenyataan yang akan di dengarnya.

"Sebenarnya aku ingin menyampaikannya sejak beberapa waktu lalu. Namun aku tidak punya banyak keberanian. Tapi setelah aku pikir lagi, aku tidak mau menyakiti kamu seperti aku menyakiti Kania dengan sikapku yang terus seperti ini" Alam menatap Dania yang mulai gusar. Ada rasa goyah di hatinya namun kali ini Alam tidak mau mundur lagi.

"Dania maafkan aku, walaupun hubungan kita sudah sangat lama namun aku mengakui jika adikmu telah berhasil mengambil alih tempatmu di dalam hatiku" Alam melepaskan nafasnya penuh kelegaan setelah kalimat itu berhasil lolos dadi bibirnya.

Deg.. Deg.. Deg...

Jantung Dania berdetak sangat cepat berklai-kali lipat. Tangannya gemetar dan telinganya mulai memanas. Reaksi yang sangat berlebihan menurut Dania sendiri. Bukannya ini yang Dania dulu inginkan? Menyerahkan Alam pada Kania. Tapi Dania tidak menyangka hatinya akan sesakit ini setelah mendengar pernyataan cinta yang keluar dari bibir Alam sendiri.

Hati yang sudah ia persiapkan sejak tadi tetap saja hancur tak dapat menahan rasa yang begitu menyakitkan.

Siapa orang di dunia ini yang bisa menahan rasa sakit hati karena cinta? Tentu saja tidak ada, karena sakit karena luka bisa sembuh dengan obat dan akan mengering seiring waktu. Tapi sakit karena cinta, pasti akan membuat orang hancur sehancur-hancurnya.

"Sekali lagi maaf Dania. Aku juga tidak tau kenapa saat ini hanya ada Kania di dalam diriku. Di mataku, di otakku, bahkan kamu yang dulu pemilik tahta tertinggi pun sudah hilang entah kemana"

Dania diam tergugu, air matanya sudah mengalir tanpa sanggup bersuara lagi.

"Aku tau ini pasti sangat menyakitkan untukmu Dania. Tapi aku juga sakit, apalagi sakitnya kini semakin bertambah saat aku kehilangan Kania. Gadis manja yang selalu membuatku kesal kini sudah membawa pergi cintaku Dania!!" Alam membawa rasa sakit itu di dalam setiap kalimatnya.

"Aku harap kamu mengerti Dania, mungkin Tuhan sudah memberikan karmanya kepadaku. Hingga dengan mudahnya menggantikan namamu dengan Kania. Tapi bukannya ini yang dulu kamu mau?" Dania mengangkat kepalanya mendengar pertanyaan Alam kali ini.

"Kamu yang melempar ku ke dalam pelukan Kania. Bukannya aku menyalahkan mu sebagai alibi ku karena sudah berpaling dari mu. Tapi mungkin Tuhan sudah mendengar semua doa Kania. Jadi sekali lagi maafkan aku, aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. Aku akan menunggu Kania sampai kapanpun"

Kalimat terakhir itu membuat tangan Alam langsung mengusap air matanya yang baru mengalir satu tetes.

"Aku ngerti ini semua memang salah ku sejak awal Lam, tapi apa benar tidak ada sisa rasa sedikitpun untuk ku? Apa kamu tidak akan memberikan aku kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungan kita?" Pipi Dania sudah penuh dengan air mata.

Alam menggeleng dengan yakin. Tentu saja ada rasa sakit melihat wanita yang dulu di cintanya menangis seperti itu. Tapi Alam tidak mungkin menyakitinya lebih dalam lagi jika di hati Alam sudah ada perempuan lain.

"Harusnya aku yang minta maaf Lam. Kamu memang benar, kalau inilah yang aku inginkan. Saat ini aku sudah memetik buah yang aku tanam sendiri. Aku akan mencoba ikhlas menerima penyesalanku ini. Tapi aku tidak bisa berjanji untuk melupakanmu di dalam hatiku"

"Cobalah dengan berlahan, jika kamu terus terkurung dalam masa lalu mu. Itu justru akan semakin menyakitimu!!" Alam memberikan sapu tangannya kepada Dania. Berbeda dengan duku yang akan langsung menghapuskan air mata Dania.

Dania berusaha meredam tangisnya karena malu jika menjadi pusat perhatian karena menangis di tempat umum.

"Tapi boleh aku minta satu hal sama kamu Lam?" Ucap Dania setelah dirinya tenang.

"Apa itu?" Alam tersenyum tulus.

"Bisakah kita tetap bersahabat? Terlepas dari rasa yang pernah ada di antara kita, dulu kita memang sahabat bukan?" Dania mencoba tersenyum meski terlihat sangat aneh karena air matanya ikut keluar.

"Tentu saja, aku tidak akan menjauhi mu hanya karena masalah ini. Kita sudah sama-sama dewasa, jadi kita akan tetap bersahabat!!" Alam mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Dania.

"Ya, kita sahabat!!" Tentu saja Dania menyambut tangan Alam itu dengan senang hati.

Jika dulu tangan kokoh itu akan menggenggamnya penuh kehangatan, tapi untuk saat ini hanya sebatas berjabat tangan sebagai seorang sahabat.

"Akhirnya ini yang aku dapatkan dari keputusan egois ku, tanpa memikirkan perasaan orang-orang yang akan tersakiti dengan tindakanku. Jika Alam mendapatkan karma cinta, maka aku mendapatkan karma penyesalan"

FLASHBACK OFF

-

-

-

-

-

Happy reading😘

1
NVY 04
bella dimana2
NVY 04
bella teh saha 🤣
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
jodohin aja pa jonathannya sama bunda😁😁✌️✌️
Shyfa Andira Rahmi
JUJUR lebih baik...
Shyfa Andira Rahmi
BODOH
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!