Terjerat Gairah Sang Pembantu

•

•

Zoya baru saja sampai di Mansion Utama tempat dimana Mom Tika tinggal, di Mansion inilah Lucas dibesarkan. Tempat sebagai saksi betapa besarnya perjuangan keluarga Parker untuk mendapatkan kekuasaan sebesar sekarang. 

Langkah kaki Zoya masuk kedalam dengan tatapan mata yang angkuh dan tajam. Para pelayan menunduk hormat padanya karna hanya Zoyalah satu-satunya menantu di keluarga Parker. Hal itu menyebabkan siapapun yang bertemu dengan Zoya pasti akan takut. 

“Zoya datang, Mom..” Zoya langsung memeluk Mom Tika yang sangat siap menerima pelukannya. 

Mom Tika memeluk erat sang menantu yang merupakan wanita yang sangat dicintai anaknya itu. “Kau hanya datang seorang diri, Zoya?” tanya Mom Tika, ia heran akan itu. 

Karna seperti biasa setiap tahun kalau Zoya dan Lucas selalu datang bersama. Tapi, kenapa kali ini berbeda wajar kalau Mom Tika merasa sedikit aneh bukan. 

“Dimana Luca?” tanya Mom Tika kepada sang menantu. 

Ya, Lucas di panggil dengan sebutan Luca oleh sang Mama, hanya orang tertentu saja memanggil nama Lucas dengan sebutan seperti itu. 

“Dia ada meeting, Mom. Jadi aku berangkat duluan saja, nunggu dia lama.” Jelas Zoya yang Mom Tika angguki saja. 

“Ayo ikut Mom menyambut tamu yang udah mulai datang, pasti bentar lagi Lucas akan datang.” ucap Mom Tika yang Zoya angguki. 

Sementara itu disisi lain Lucas sedang memadu kasih dengan Cani di dalam bathroom. Terlihat tidak ada puas sama sekali, karna Cani mampu mengimbangi jiwa hyper yang dimiliki oleh Lucas. 

“Owsss.. Milikku terasa sakit, Dad..” Lirih Cani sambil menikmati gempuran Lucas dari belakang. 

“Maaf sayang, sebentar lagi ya..” Lucas mengecup pundak Cani yang terpampang dihadapannya. Ia terus bergerak lihai maju mundur sembari mendesis memuji kenikmatan yang diberikan Cani. 

“Emm.. Hentikan, Dad.. Hentikan!” Cani merasa miliknya sudah terasa sakit. 

Lucas seolah tuli ia terus menggempur Cani tanpa ampun hingga mengarahkan Cani untuk lebih rapat dengannya. Bersama-sama mereka mendapatkan pelepasan yang sangat dahsyat. Sampai tubuh Cani lemas, untung saja dipegang erat oleh Lucas. 

“Terimakasih, sayang. Kau sangat nikmat membuatku menjadi hilang akal,” puji Lucas sembari mengecup bibir Cani. 

Wanita itu mengangguk saja sambil tersenyum, sudah dipastikan ia akan berjalan sedikit pincang kali ini. 

“Sakit beneran?” tanya Lucas dengan napas yang tersenggal. 

“Iya dong, Dad!” Jawab Cani dengan sangat kesal, ia kesal karna Lucas sangat kasar tadi. 

Lucas tertawa saja, ia mencium bibir Cani yang cemberut. “Baiklah maafkan Daddy ya.. Hem setelah ini akan Daddy beri uang yang banyak kok,” ucap Lucas yang mana membuat Cani tersenyum tipis saja. 

“Tidak perlu uang, Dad. Yang terpenting sentuhan saja, itu sudah cukup bagiku.” ujar Cani sembari memeluk erat tubuh Lucas. “Karna aku hanya ingin bersama Daddy selalu,” ujar Cani lagi. 

“Kau ini..” Lucas menarik gemas hidung mancung Cani. 

Tapi, tiba-tiba saja Lucas teringat dengan agenda malam ini. Yaitu acara ulang tahun sang Mama, hampir saja Lucas melupakan itu. 

“Astaga aku lupa!” Cepat-cepat Lucas masuk kedalam bathup yang sudah terisi air. 

“Lupa apa, Dad?” Bahkan pertanyaan Cani saja tidak dijawab oleh Lucas. 

Malah pria itu sibuk membersihkan diri, mengguyur tubuhnya dibawah shower. Cani hanya memperhatikan saja, melihat dengan baik Lucas yang terburu-buru memakai handuk. 

“Dad, mau kemana si?” tanya Cani yang sudah mulai kesal. 

“Daddy harus pergi, sayang. Kamu pulang sama Galih ya,” jawab Lucas yang mana membuat Cani langsung menutup pintu bathroom dengan sangat kesal. 

BRAK

Sampai-sampai Lucas yang memakai pakaian saja menjadi terkejut. “Apa dia marah?” Lucas kembali menuju pintu bathroom, ia mendengar suara gemiricik air. 

Lucas melihat jam dinding sambil memasang kancing kemejanya, ia merasa tidak ada waktu lagi kalau untuk bertanya ada apa dengan Cani. Bisa-bisa terlambat maka Mom Tika akan marah besar, sungguh Lucas merasa lebih baik Cani marah dari pada sang Mama. 

“Sayang.. Daddy harus pergi ke suatu tempat, kamu tunggu aja kedatangan Galih ya. Nanti akan Daddy jelaskan di Mansion,” Lucas harus sedikit berteriak karna pintu bathroom ditutup rapat. 

Lucas yakin kalau Cani mendengar semua apa yang ia katakan, cepat-cepat Lucas langsung berlalu pergi. Tidak memikirkan Cani sama sekali, ia lebih memikirkan kemarahan Mom Tika dan juga Zoya. 

“Karna keasikan dengan Cani aku sampai lupa dengan agenda sepenting ini,” Lucas menuruni lift sambil terus mengumpat karna sudah ceroboh. 

Tidak dipungkiri oleh Lucas memang tubuh Cani sangat nikmat, suara wanita itu disaat merintih benar-benar membuat Lucas hilang akal. 

“Aaarrrrrrggggghhhh! Bisa-bisanya aku malah memikirkan hal panas itu lagi,” Berusaha sekuat mungkin untuk membuang semua pikiran itu jauh-jauh. 

•

Sementara itu Cani memakai pakaiannya sambil menatap datar tempat tidur yang berantakan itu. Semua seakan tidak berkesan dihati Cani karna sikap Lucas kali ini, abai dan malah meninggalkan dirinya begitu saja. 

“Setelah milikku dibuat sakit begini malah seenaknya meninggalkan!” Cani kesal. 

Cepat cepat Cani pergi dari kamar tersebut, ia tidak mau pulang bersama dengan Galih. Dan kemungkinan untuk menghilangkan rasa kesal Cani tidak akan mau bertemu dengan Lucas untuk beberapa waktu. 

“Aku akan berusaha menghindari pria itu, lihat saja!” Cani berlalu pergi dengan tatapan mata super tajam. 

Padahal setelah melakukan hubungan panas, hal yang sangat ingin Cani lakukan adalah bermanja-manja dengan Lucas. Bukan di tinggal seorang diri seperti yang Lucas lakukan tadi. 

“Menyebalkan! Semua yang dia katakan semua itu palsu!” Cani kesal sekali. 

~

Mobil sedan mewah milik Lucas berhenti di perkarangan Mansion, untung saja acara belum dimulai. Saat Lucas baru saja menutup pintu mobil tertera nama pesan dari ponselnya. 

“Tuan, nona Cani sudah tidak ada dikamar hotel. Pihak resepsionis mengatakan kalau nona Cani pergi dengan seorang pria asing.”

Tatapan mata Lucas sangat tajam kepada ponselnya itu, baru saja ditinggal sebentar Cani sudah membuat ulah. 

“Sialan! Pergi dengan siapa dia? Aaaarrgggghhhh!” Lucas emosi tentunya, ia ingin pergi lagi untuk mencari Cani. 

Tapi disaat ingin membuka pintu mobil malah.. “Kau mau kemana lagi, Mas?” Suara itu membuat pergerakan Lucas menjadi terhenti.