NovelToon NovelToon
Anak jeniusku mencari ayah

Anak jeniusku mencari ayah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:392.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yanti Topato

Aliyha Sutesja, wanita 18 tahun yang hamil di luar nikah, hingga dia usir dari rumahnya. Pria yang menghamilinya hilang bak di telan bumi, Aliyha tak menemukannya lagi.

Sembilan tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, putranya kini tumbuh dengan IQ di atas rata-rata hingga dalam dua tahun pelajaran kini Darel menduduki kelas 5 Sd.

Di usia yang baru menginjak 9 tahun, Darel sudah mengusai ilmu teknik komputer dan berbagai hal lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Darel berusaha mencari keberadaan ayah kandungnya.

Apakah Darel akan menemukan ayah kandungnya? Apakah Darel akan di terima setelah bertemu dengan ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti Topato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.10 ~Melahirkan

Aliyha hanya diam tak menyambung ucapan Regina, dia sudah memprediksi apa yang akan terjadi jika orang-orang di perusahaan tahu. Dan dia memutuskan itu, agar tak selalu mendengar cemohan orang-orang di sana.

"Akhirnya, dapat juga." ucap Satya.

"Ya, ini bagus. Kami akan nyaman di sini," ucap Regina tersenyum.

"Ternyata kau bisa yersenyum juga," ledek Satya pada Regina.

"Apa kau pikir, aku robot?" kesal Regina.

"Baru saja di puji, tanduknya sudah keluar lagi."

"Kalian memang tak bisa akur, seperti Tom and Jerry." ucap Aliyha.

"Mba, tapi di sini tidak ada barang-barang," Lanjut Aliyha.

"Tenang saja, kita punya Bos, di sini," jawab Regina dengan tersenyum penuh arti sambil menepuk

"Ada apa denganku?" tanya Satya berpura-pura tidak mengerti.

"Bukankah kau adalah adik iparku?" Regina menaik turunkan alisnya melirik Satya di sampingnya.

"Hm, ok-ok. Aku tau, besok barang-barang akan tiba di sini. Tapi, jangan mengeluh dan mengatakan, jika itu barang murahan." ucap Satya mengalah.

"Itu wajib. Jika masih ingin jadi adik ipar." ucap Regina tersenyum menang dan Aliyha hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

*

*

Aliyha melewati hari-harinya dengan mentalnya. Dia tetap bekerja walau cemohan orang-orang terdengar jelas di telinganya.

Aliyha memantapkan hatinya untuk tidak merasakan duka atas apa yang terjadi di hidupnya. Dia bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan anak yang di kandungnya. Cemohan dan hinaan orang-orang sekitarnya, tidak membuat dia goyah, melainkan terus menguatkannya dan dia akan selalu siap untuk dengan yang akan terjadi nanti.

*

Lima bulan kemudian, perut Aliyha sudah sangat besar. Kakinya sudah membengkak dan jalannya pun sedikit susah, menandakan waktu kelahirannya sudah tak lama lagi. Perkiraan dokter dua minggu setelahnya Aliyha harus menginap di klinik tempatnya memeriksakan diri.

Aliyha mengambil cuti untuk melahirkan selama satu bulan, itu atas paksaan dari Satya dan Regina, kalau tidak, Aliyha tak akan mau untuk mengambil cutinya.

Di kontrakan Aliyha sedang memasak untuk makan malamnya bersama Regina. Selama cutinya berjalan Aliyha hanya mengerjakan pekerjaan rumah, itu pun jika Regina sedang bekerja. Jika Regina ada di rumah, dia tak bisa melakukan apa-apa, karena selalu melarangnya melakukan ini dan itu.

"Aku akan masak lebih. Mas satya biasa mengantar Mba Regina pulang, sekalian aja ajak makan malam." gumam Aliyha seraya memotong sayuran yang akan di masaknya.

Tak berselang lama, masakan Aliyha hampir selesai. Tapi, dia merasakan sakit di perut bagian bawahnya.

"Iisshh," Aliyha meringis, tapi dia tak terlalu mengkhawatirkannya karena hal itu biasa terjadi. Sudah seminggu lebih ini, Aliyha selalu merasa perih di bagian perut bawahnya dan itu akan hilang dengan sendirinya.

"Kok, nggak berhenti, ya?" gumam Aliyha merasa semakin sakit lagi.

Perutnya semakin sakit dan Aliyha sudah tak bisa menahannya lagi. Butir-butir keringat menguncur di dahinya, sakit di perutnya tak hilang-hilang seoerti yang biasa di rasakannya.

Aliyha terduduk di lantai dapur karena sudah tidak kuat lagi menahan sakitnya, bertepatan dengan itu Regina tiba di rumah.

"Aliyha!!" panggil Regina dengan setengah berteriak, itulah kebiasaan barunya setelah pindah ke kontrakan. Regina akan berteriak dari pintu masuk saat tak mendapat Aliyha di pandangannya.

"Mba," panggil Aliyha dengan suara tertahan.

"Al, kamu di mana?" teriak Regina seraya membuka pintu kamar Aliyha.

"Mba..."

Samar-samar Regina mendengar suara dan segera berjalan cepat ke arah dapur.

"Al! Aliyha! Kamu kenapa?" tanya Regina panik.

"Sakit, Mba..." ucap Aliyha pelan, sedang menahan rasa sakitnya.

"Astaga! Kamu mau lahiran, Al!" kejut Regina saat melihat keringat yang menguncur di dahi Aliyha.

"Ayo-ayo!" Regina menopang tubuh Aliyha dan membawahnya keluar.

"Satya! Satya!!!" panggil Regina pada Satya yang sedang duduk di teras.

Satya berlari masuk ke dalam rumah dan melihat Regina yang menopang Aliyha yang kesakitan.

"Kenapa, Al?" tanya Satya.

"Dia mau lahiran, ayo cepat ke klinik!" pinta Regina.

"Bukannya masih beberapa hari lagi?" ujar Satya bingung.

"Ini sudah waktunya!" kesal Regina.

"Ah... Iya-iya. Ayo," Satya mengambil alih untuk membopong Aliyha untuk ke mobil.

"Mba," panggil Aliyha.

"Ya, kenapa?" tanya Regina yang sedang panik.

"Kom-pornya, Mba. Belum di matiin," ujar Aliyha di dalam gendongan Satya.

"Ok. Aku matiin dulu. Satya! Jangan tinggalin aku!" ujar Regina berlari cepat ke dapur untuk mematikan kompor yang masih menyalah.

Regina masuk ke dalam mobil, duduk di belakang bersama Aliyha.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Regina dengan geram dan menggertakan giginya.

"Aku. Aku ingin menjaga Aliyha," ucap Satya.

"Lalu siapa yang akan menyetir!" bentak Regina.

"Owh, iya." Satya menjadi linglung dalam keadaan panik seperti ini mambuat Regina sangat geram.

Satya segera berpindah ke kursi kemudi dan Regina menenangkan Aliyha yang terus saja meringis kesakitan.

"Mba..., sakit, Mba." ucap Aliyha dengan air mata yang sudah menganak sungai.

"Iya, tenang-tenang. Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Tenang, ya. Sebentar lagi kita sampai." Regina memberikan arahan pada Aliyha agar rada sakitnya berkurang sedikit.

Selama masa kehamilan Aliyha, Regina selalu membaca situs web, mengenai kehamilan dan melahirkan, jadi dia bisa dengan cepat memahami keadaan ibu hamil dan akan melahirkan.

"Issshh, Mba. Nggak kuat,"

"Ok. Kita sudah sampai," jawab Regina setelah mobil yang di kendarai Satya memasuki gerbang klinik.

Aliyha segera di bawah ke kamar bersalin, dan dokter segera menanganinya. Pembukaan jalan lahir Aliyha hampir sempurna beruntunglah mereka cepat membawahnya.

Di luar ruangan, Regina dan juga Satya mondar-mandir bak setrikaan yang sedang fi pakai, keduanya tak bisa diam di tempat.

"Apa kau bisa diam?" ucap Regina.

"Sadar diri, woi! Kau saja tak bisa diam dari tadi." bantah Satya.

"Aku khawatir," ujar Regina lalu duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Aku juga," jawab Satya.

Mereka saling tatap dengan perasaan masing-masing. Mereka sangat tulus pada Aliyha, tak mengharapkan budi darinya, untuk itulah Satya tidak pernah mengatakan dengan serius perasaannya pada Aliyha. Dia akan menunggu sampai waktu yang tepat untuk mengutarakannya. Dia tak mau, Aliyha menerimanya hanya karna perbuatan baiknya, dia ingin Aliyha benar-benar mencintainya.

"Aaakkhhh" pekik Aliyha yang tengah mengerakan seluruh tenaganya dengan arahan dokter dan suster yang ada di sana.

"Huf...huf..."

"Ayo, Bu Aliyha. Sedikit lagi..." ucap dokter itu memberi arahan.

"Eerrggh," Dengan satu tarikan nafas, sekuat mungkin Aliyha berhasil melahirkan bayi yang di kandungnya, ke dunia.

"Oeek.... Oeek...."

Suara tangisan bayi terdengar hingga ke luar ruangan, membuat Regina dan Satya saling pandang dengan senyuman lebar. Tanpa sadar mereka berpelukan, melepaskan segala kekhawatiran mereka.

"Sudah lahir," ucap Regina dalam pelukan Satya.

"Iya," jawab Satya yang kalah bahagianya, seperti sedang menunggu kelahiran anaknya sendiri.

Regina melepas rangkulan mereka yang tanpa sadar itu. Keduanya menjadi canggung dengan kejadian tadi, hingga dokter pun keluar dari ruangan bersalin dan Regina segera menyapanya.

"Bagaimana, Dok?" tanya Regina, mencegah dokter yang akan pergi itu.

"Bayi dan ibunya sehat. Bayinya laki-laki," jawab dokter lalu beranjak pergi dari sana.

"Ah, syukurlah." ujar Regina seraya mengankat kedua tangannya memanjatkan puji syukur kepada yang maha kuasa.

.

.

.

.

Jangan lupa di suscribe ya... Tekan tombol hatinya, biar sampe sama author🤣

1
Cherly_Lenda Akay
Luar biasa
Mazree Gati
sukurlah klo end,,untung aku lihat akhirnya dulu..
Mazree Gati
jangan sampai bertemu tapi nggak mengundurkan diri kan tolol blok
Ririn Nursisminingsih
yg cerdas dong alya..
Ririn Nursisminingsih
hadeh alya mnding mngundurkan diri...yg cerdas dong..
Tria Putri Menti
Lumayan
Andariati Afrida
Luar biasa
NAI.IN
lanjutin seson dua dong kak
Les Tary
kok ceritanya gantung sih Thor gimana endingnya
Les Tary
jgn" Kenan CEO yg lg sedang menyamar😀😀
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
D'mok Pilled
next sis
D'mok Pilled
best.
Suwojo Hadi
ending yg menggantung
Puji Wati
lanjutin dong yang jelas ending nya
Norah Selen
lau gini2 aja ceritanya bagaimna gue beri dokongan engga ada endingnya
Norah Selen
ngapa hnya segini ceritanya thor ngga ada kelanjutanya bikin stress ngabacanya
Mahira Kaylasahra
aku kangen thooor lanjut donk semangt 💪💪
Risti Anggriani
lanjut
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!