NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahaya

Kring....kring.....kringg

Bel masuk pun telah berbunyi, semua siswa-siswi diharapkan masuk kelas kembali dan mengikuti mata pelajaran selanjutnya.

Hari ini akan pulang malam, karena banyak sekali mata pelajaran yang harus Semua siswa siswi ikuti.

18 jam belajar dikorea memang melelahkan, biasa di Indonesia berangkat setengah 7 lalu pulang paling lambat jam setengah 5 itupun sudah dikatakan paling lama sekolah, lalu apa dengan sekolah dikorea? Banyak sekali tuntutan untuk belajar karena banyak mereka mintai nanti untuk ke Universitas selanjutnya yang mereka inginkan yang lebih tinggi dan terpandang, itulah mengapa mereka giat sekali dalam belajar bahan belum lagi untuk mengikuti les tambahan.

Yesha dan kedua sahabatnya harus terbiasa dengan waktu dikorea. Jam istirahat lebih sedikit dibandingkan jam belajar. Yesha pun harus lebih giat lagi belajar agar mendapatkan nilainya sesuai yang diharapkan.

°°°°

Yesha sudah selesai dengan waktu bersama Wisna dan Abram, sekarang giliran untuk masuk kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Berjalan masuk ke kelas melihat Haneul berlajan dengan pandangan menunduk, lihatlah wajahnya seperti orang yang sudah menangis, matanya sedikit membengkak dan bola matanya sedikit memerah.

Ingin sekali Yesha bertanya mengenai keadaannya saat ini, tapi takutnya Haneul tidak ingin diganggu oleh siapa-siapa.

Pasti ini juga karena salahnya, dengan santainya Yesha dan Yong jin bersama didepan mata Haneul. Yang bahkan dulunya Haneul pun sama melihat Yong jin dengan wanita lain.

Yesha merasa ini salahnya, karena mengingatkannya bahwa wanita selingkuhannya itu sama seperti Yesha merebut kembali Yong jin didekatnya.

Apakah Yesha harus meminta maaf soal ini?

" Haneul-a, apa kau baik-baik saja? " Terlihat dari raut wajah Yesha khawatir kepada Haneul

" Aku baik-baik saja " balasnya dan melangkah langsung masuk kedalam kelas

" Aahh, harus dengan cara apa agar Haneul memaafkanku " lirihnya

°°°°

Membasuh dan membersihkan kedua tangannya sampai bersih, dibarengi dengan melihat wajahnya di cermin berukuran besar.

Terlihat ada seseorang yang toilet seperti sudah selesai membuang hajatnya kecilnya.

" Yesha-ssi... Annyeong" sapa Seoyon sambil membersikan kedua tangannya juga.

" Annyeong Seoyon-a " sapa balik dengan senyum tipisnya

Seoyon membuka suara untuk bertanya pada Yesha mengapa dirinya sendirian sekarang, biasanya selalu ada yang menemaninya kemana-mana.

" Yesha... Tumben kau sendiri, biasanya kau selalu bersama dengan Haneul " tanyanya.

" Aahh, aku sedang ingin sendirian, juga Haneul sepertinya sedang sibuk. Jadi tidak ada waktu kita saling bersama " ujarnya dengan senyum tipis

" Tidak bisa saling bersama atau ada masalah lain yang membuat kalian berdua berpisah " pancing Seoyon

" Maksudmu? " Tidak mengerti apa yang dibicarakan Seoyon

" Aku melihat kau dan Yong jin bersama, apa kau tidak tahu Yong jin pernah dekat dengan Haneul? " Menaikkan sebelah alisnya

Astaga ternyata bukan Haneul saja yang akan terjadi seperti ini, di sebagian kelasnya juga mengetahui kisah cinta Yong jin dan Haneul dulu. Sekarang Dirinya merasa dalam masalah. Apa yang harus Yesha lakukan jika sudah seperti ini?

" Kau tidak tahu? " Tanya lagi Seoyon

" A...aku tahu " balas Yesha dengan ragu

" Kau tega sekali telah menyakiti hati teman dekatmu sendiri, kau tahu? Haneul masih belum bisa melupakan Yong jin sepenuhnya. Dan kau dengan sengaja memperlihatkan keromantisan kalian didepan Haneul. Pantas saja Haneul bersikap acuh tak acuh padamu " menampilkan senyum miringnya

Benar sekali, Yesha merasa ini salahnya. Seharusnya dirinya menolak untuk diantar sampai depan kelas, pasti tidak akan terjadi seperti ini.

Bagaimana caranya Yesha bisa lepas dari Yong jin, ia juga ingin bebas dari kekangan Yong jin. Ingin hidup layaknya Anak remaja pada umumnya. Apalagi hidup bersama dengan kedua sahabatnya.

" Bahkan aku pun ingin lepas darinya " lirihnya terdengar oleh Seoyon

" Kau ingin lepas dari Yong jin? Kenapa, kau tidak betah dengannya? " Tanyanya membuat Seoyon penasaran

Haruskan Yesha menceritakan padanya? Apakah Seoyon bisa dipercaya? Ingin sekali Yesha mengatan kepada semua orang bahwa Yesha tidak sama sekali mencintai Yong jin, dirinya hanya menjadi sebuah tawanan untuk hidup bersama dengannya.

Dirinya juga masih ingin melakukan sesuatu dengan bebas tanpa mengenal waktu di dunia ini. Tetapi apalah daya Yong jin menghalangi semua itu.

" Jawab aku, kau tidak mencintai Yong jin? "

" Apakah semua yang nanti aku ceritakan kau akan percaya padaku? " Menautkan kedua alisnya

" Tentu, jika ceritamu itu memang terdengar dapat dipercaya " menganggukkan kepalanya sedikit

Yesha pun menceritakan semuanya dari awal hingga saat ini dirinya di kekang oleh Yong jin, saat Yesha menceritakannya sempat Seoyon tidak percaya dengan cerita Yesha. Tetapi lama-kelamaan mendengar cerita Yesha membuat Seoyon menautkan kedua alisnya, seperti mengetahui dalam hal ini.

" Omo...(Astaga), apakah Yong jin melakukan itu padamu sampai sekarang? " Dengan tawa garingnya

" Aku tidak memaksa kau untuk mempercayaiku, hanya saja aku membagikan keluh kesahku yang selama ini aku pendam. " Senyum tipisnya

Berjalan selangkah dan Seoyon mengatakan sesuatu pada Yesha, yang membuat dirinya memikirkan kata-kata yang diucapkan Seoyon padanya.

" Bolehkah aku membantumu? " Menaikkan kedua Aslinya dengan senyum tipisnya

" Maksudmu? Kau ingin membantuku agar terlepas dari Yong jin Oppa? " 

" Hm " menganggukkan kepalanya sedikit

Sempat Yesha memikirkan kata-katanya, apakah dia bisa dipercaya? Hanya saja Yesha tidak terlalu dekat dengan Seoyon. Bahkan dengan cara bicaranya juga selalu pedas.

" Begini saja, mana ponselmu? " Menunjukan telapak tangannya ada Yesha

Yesha pun perlahan memberikan ponselnya pada Seoyon, mungkin Seoyon memberi waktu Yesha untuk memikirkan tawarannya.

" Ini nomorku, jika kau membutuhkanku... Hubungi saja aku... heyy ingat jangan berpikiran kalo aku ini orang jahat ya. Nada bicaraku memang seperti ini " ucapnya dengan wajah sinis lalu pergi meninggalkan Yesha sendirian di Toilet

" Aku sedikit ragu dengan ucapannya " menggeleng-gelengkan kepalanya sibuk lihat nomor teleponnya di layar ponsel Yesha.

Membuka pintu Toilet alangkah terkejutnya melihat sosok yang ada didepannya. Sempat hampir berteriak karena tiba-tiba ada orang di depan Toilet dengan wajah datarnya bahkan matanya sedikit menajam.

" Astaga, Oppa... Kau membuatku terkejut, apa Kau menungguku? " Bertanya padanya

" Untuk apa lagi kalau bukan menunggumu? " Menaikkan sebelah Alisnya

" Kenapa menungguku? Aku bisa berjalan sendiri " Belanya

" Cepat kita pulang " menarik tangannya, tetapi tertahan oleh Yesha

" Pulang? Bukannya waktu sekolah masih panjang? Bahkan kita pulang akan malam " 

" Semua guru mengadakan rapat, kau tidak dengar? Bahkan sudah di umumkan... Cepat Ambil tasmu, lalu kita pulang "  berjalan menuju kelas Yesha

Yesha masih ingin berada di sekolah, karena banyak teman-temannya disini. Apalagi teman kelasnya sangat ramah dan baik padanya.

Jika pulang kerumahnya tetap saja Suasananya sepi kembali, tidak ada yang mengajaknya bicara dan bahkan berteman.

Setelah mengambil tasnya, lalu keluar kelas. Yong jin sudah menunggunya di depan Parkiran sekolah dengan mobilnya.

Terdengar ada yang memanggil dirinya, Yesha langsung menoleh kesumber suara. Ternyata itu adalah Kim Haneul, ada apa dengannya? Wajahnya terlihat berbeda dari sebelumnya.

Kedua matanya menajam, wajahnya sangat datar penuh dengan emosi dan yang paling terkejut adalah Haneul membawa senjata tajam di tangannya.

Betapa terkejutnya Yesha melihat Haneul berubah menjadi seperti ini.

" Haneul-a, kau kenapa? Apa yang terjadi padamu? " Ucapnya dengan sedikit ketakutan

" Bisakah kau menjauh dari Yong jinku? " Dengan tatapan nanar

Apa maksudnya? Haneul menyuruh Yesha untuk menjauh dan pergi dari Yong jin? Lalu bagaimana caranya? Yong jin yang bahkan selalu mencarinya, setiap ingin pergi kemanapun Yong jin selalu mengikutinya.

" Kau ingin aku pergi dari kehidupan Yong jin Oppa? " Tanya lagi Yesha

" Jika sudah tahu, pergilah dari kehidupan Yong jinku, brengs*k!! " bentaknya dengan penuh emosi, apalagi cengkraman tangannya terlihat muncul urat-urat nadinya.

Yesha yakin pisau itu sangat tajam, akan bahaya bila terkena tubuhnya. Dengan Berani Yesha bertanya pada Haneul

" Haneul-a, apa yang mau kau lakukan padaku? Kau ingin membunuhku? " Menautkan kedua alisnya

" Jika iya kenapa? Bolehkah? " Dengan senyuman mengerikan

" Sadarlah Haneul-ssi, kita adalah teman..." Menyadarkan Haneul untuk tidak melukukan hal yang mengerikan

" Teman?... Kau tahu? sudah bertahun-tahun aku berusaha untuk melupakan Yong jin, tetapi apalah daya... Dia dulunya sangat baik dan perhatian padaku, apalagi bila aku sakit... Dia selalu mengurusku hingga sembuh... Wanita mana yang menolak laki-laki sebaik Dia? Kau pun sama, kau pasti sudah luluh dengan sikap dan perhatiannya yakan? Jadi aku mau, kau pergi dari kehidupan Yong jinku.... Atau aku akan menghabisimu SIAL*N!!! " Teriaknya dengan mata yang memerah

Apa yang harus Yesha lakukan sekarang, Yong jin pasti menunggunya di depan parkiran. Jika Dirinya mengabaikan Haneul, entah apa yang akan terjadi selanjutnya padanya.

" Ba...baiklah... Aku akan menjauh dari Yong jin Oppa... Tapi kumohon tolong jatuhkan pisaumu itu, itu terlalu bahaya " dengan wajah khawatir

Ingin sekali Yesha menghubungi Yong jin, tetapi takut diserang oleh Haneul secara tiba-tiba.

Jika seperti ini apa yang harus Yesha lakukan

Disisi lain Yong jin sudah lama menunggu kedatangan Yesha, tetapi belum saja muncul. Apakah selama itu membawa tasnya di dalam kelasnya.

Yong jin berusaha menghubungi Yesha secara terus-menerus, tetapi tetap saja tidak di angkat sama sekali, jika seperti ini membuatnya khawatir.

Terpaksa Yong jin turun dari mobilnya, dan menghampiri Yesha yang masih dalam lingkungan sekolah.

Sepi tampak sepi sekolahnya, tidak ada satupun orang yang ada di lingkungan sekolah.

Setelah mulai dekat dengan kelasnya Yesha, Yong jin melihat Yesha dan Haneul sedang berbicara dengan wajah yang serius. Apalagi Yong jin melihat Haneul membawa senjata tajam di tangan kanannya.

Membuat Yong jin mengingat kembali masalalunya saat Wanita yang ia cintai di bunuh oleh mantan pacarnya sendiri.

Lalu apakah kejadian ini akan terulang lagi padanya? Tidak, kali ini jangan. Kumohon untuk wanita satu ini, jangan kau ambil nyawanya. Yong jin sudah terlalu cinta mati padanya.

" Yesha-ssi" teriak Yong jin

Seketika Yesha menoleh kesumber suara, terlihat Yong jin ada disana dengan jarak yang lumayan jauh dari mereka.

Cleebb....

Tiba-tiba ada benda tajam yang masuk kedalam perutnya, Yesha melihat kearah perutnya mengeluarkan darah yang sangat deras.

Yesha menatap wajah Haneul dengan tatapan yang begitu kecewa padanya, apa salahnya? Jika hanya karena Yong jin, Yesha pun dengan senang hati memberikan Yong jin padanya.

Tetapi jangan melukai tubuhnya, ini sangat berharga baginya. Kumohon Pasti Yesha bisa selamat dari maut.

" Yesha " Yong jin terkejut bukan main, ternyata pisau itu masuk kedalam tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang sangat banyak

Seketika Yong jin mengeluarkan airmatanya, ternyata kejadian masa lalunya terulang kembali kepada Wanita yang sangat ia cintai.

Dengan Cepat Yong jin berlari untuk menghampiri Yesha, perlahan Yesha ingin terjatuh ke lantai karena tidak kuat menahan  tubuhnya yang sudah terasa lemas.

Dengan gerakan cepat Yong jin menangkap Yesha kedalam pelukannya, tubuhnya sangat lemah. Kumohon kali ini saja selamatkan Yesha.

Ia tidak terima dirinya ditinggalkan lagi oleh wanita yang ia cintai hidup di dunia yang begitu kejam ini.

Dengan wajah yang memerah Yong jin menatap Haneul dengan tatapan Emosinya.

" Dasar Pembunuh, kau dengan mudahnya membunuh seseorang, apakah kau tahu itu adalah perbuatan keji, bisa-bisanya kau menusuk tubuh Yesha. Dia adalah wanita yang paling aku cintai, Bodoh!!! " Bentaknya sambil mengeluarkan airmatanya sampai membasahi pipinya

" Aku adalah wanitamu, bukan Dia " teriak Haneul dengan tatapan menajam

" Sadarlah Haneul-ssi kau bukan siapa-siapaku, jadi pergilah di hadapanku sekarang juga " ucapnya dengan nada pelan, harus sampai berapa kali Yong jin memberitahu padanya. Bahwa Dirinya tidak akan pernah mencintainya atau menyukainya lagi, bahkan untuk bersama pun Yong jin tidak Sudi.

" Aku masih mencintaimu Yong jin-a, kau tahu? Aku masih setia padamu sampai sekarang " teriaknya sambil menangisnya sesegukkan

" Aku tidak Sudi kembali lagi padamu, bahkan melihatmu saja aku ingin muntah " Balasnya, dengan cepat Yong jin membopong Yesha yang sudah tidak sadarkan diri akibat kebanyakan mengeluarkan darah di diperutnya. Yesha harus cepat ditangani oleh dokter, jika tidak nyawanya tidak akan tertolong.

Melihat kepergian Yong jin membawa Yesha, Haneul tidak percaya Yong jin akan menolaknya kembali, harus sampai kapan Haneul menunggu Yong jin menerima dirinya sebagai kekasihnya lagi.

Haneul sudah seperti Manusia Psikopat, Dia tidak menyadari bahwa tingkah lakunya sudah seperti penjahat. Sudah beberapa kali Haneul membunuh siswi yang sekolah di Dwight school, sekitar 4 orang yang sudah Haneul musnahkan karena pernah menatap suka pada Yong jin.

Dirinya tidak merasa bahwa perbuatannya adalah sebuah kejahatan dan kriminalitas. Ekspresinya kembali datar dan tidak menangis seperti tadi. Haneul mengeluarkan handuk kecil berwarna putih dari saku rok seragamnya dan menjatuhkan kelantai untuk membersihkan sisa-sisa darah Yesha menetes ke lantai.

Tidak menggunakan tangannya, melainkan Haneul membersihannya dengan kakinya, karena Dia adalah anak dari keluarga petinggi sepertinya dia tidak akan Sudi bertengkuk lutut dengan orang yang berada dibawah levelnya, itu sangat memalukan.

Setelah bersih, Haneul membawa handuk tersebut lalu dibawa ke dalam Toilet sekolah. Melihat wajahnya yang sedikit membengkak karena Tangisan tadi.

Mengucek-ngucek handuk itu di wastafel dengan malas, matanya tetap saja tertuju pada cermin yang ada didepannya.

Tidak lupa pisau yang masih ada darahnya, ia bersihkan juga agar kembali bersih.

Kata-kata yang keluar dari Haneul membuat Author ini merinding....

" Akan aku lakukan apapun demi Yong jinku, jika ada wanita yang melihat Yong jinku dengan tatapan suka padanya, tanpa berpikir panjang aku akan langsung membunuhnya sampai tak bernyawa, begitu dengan Yesha. Akan aku pastikan Dia mati ditanganku, tusukan itu adalah sebuah peringatan untuknya karena tidak mendengarkan ucapanku untuk menjauh dari kehidupan Yong jinku. Aku berjanji akan membunuhnya sampai mati " Ucapnya Geram sambil mencengkram tepi Wastafel dengan sangat erat Karena saking emosinya.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!