Aldan harus menuruti kemauan sang Ayah untuk menikahi musuh abadinya dimulai dari masa SMA. Menikahi Alya tidak pernah terbayang dalam benaknya, terlebih lagi umurnya yang masih terlalu muda untuk menjamah sebuah hubungan pernikahan.
•
"Yang benar saja, Ayah.. Aku harus menikahi gadis tantrum itu?" Tanya Aldan sembari menunjuk ke arah Alya yang menatap nya tajam.
"Yaelah, aku nggak akan tantrum kalau Lo nggak ganggu!" Lawan Alya tak mau kalah.
SEASON 2 Cerita ini=→Istri Dadakan Om Duda
~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PDAS~~~Chapter 29
Sementara itu Aldan sedang makan bersama dengan teman-temannya, bercerita tentang hari esok. Dimana hari kelulusan akan diadakan, tapi mata Aldan terus mengelilingi area kantin untuk mencari keberadaan Alya. Perasaan Aldan tidak enak kali ini, karna tidak ada melihat Alya mulai dari pagi tadi. Biasanya wanita itu akan sering muncul hanya untuk jajan terus di kantin.
Pada akhirnya Aldan akan selalu khawatir jika tidak menemukan Alya sebentar saja. Ia benci karna Alya suka sekali membuat perasaan yang tidak menyenangkan ini ada dihati Aldan. Aldan menghela napas panjang, ia berharap semoga Alya masih bermain di kelas dengan Hadzel.
Baru Aldan ingin bangkit dari duduknya untuk membuang bungkus minuman, ponselnya berdering. Tertera nama Alya disana, sebelum mengangkat panggilan itu Aldan melihat dulu area sekelilingnya. Mencari tempat sepi, karna yakin pasti hal yang penting yang akan Alya bicarakan.
“Halo, tikus. Ada apa?”
“Maaf, apa anda teman nona muda ini?”
“Iya, anda siapa ya? Kenapa ponsel Alya bisa sama anda?” Tentu saja Aldan menjadi panik.
“Begini, Nona muda ini pingsan di Hotel xxx, mohon kedatangan anda untuk melihat keadaannya.”
“Baik, aku akan kesana..”
Aldan mematikan panggilan itu, ia tidak tahu alasan apa yang membuat Alya pergi ke Hotel siang bolong begini. Apa janjian dengan Rio? Aldan malah menjadi berpikir sendiri.
Baru Aldan ingin melangkah, ponselnya berdering lagi. Tertera nama sang Ayah, tanpa berpikir panjang Aldan langsung mengangkat panggilan itu.
“Aldan, cepat menuju hotel xxx.. Disana Ibu mertuamu dibunuh, dan katanya ada Alya disana.”
“Apa?! Ibu Dara dibunuh?”
“Iya, Nak.. Bahkan Reygan juga bunuh diri disini, Ayah tidak tahu harus apa sekarang.”
“Apa?! Ayah Reygan? Ah tidak mungkin, aku harus apa sekarang..”
Cepat-cepat Aldan mematikan panggilan itu, ia memberi kode kepada Liam untuk segera mengikutinya. Untung aja Liam tanggap, ia langsung mengejar langkah kaki Aldan yang sudah lumayan jauh darinya.
“Ada apa, Bos?” Tanya Liam, ia menjadi penasaran karna tidak biasanya melihat ekspresi wajah Aldan seserius ini sekarang.
“Ibu mertua ku dibunuh di Hotel Xxx, dan tidak hanya itu.. Ayah mertuaku juga mati bunuh diri..”
“Astaga, lalu dimana Alya?”
“Dia di Hotel Xxx, kemungkinan mengikuti ibunya, aku takut sekali dengan keadaan Alya kali ini. Sebaiknya kita cepat, sebelum hal lain-lain yang terjadi.” Ucap Aldan yang langsung mendapatkan anggukan mantap dari Liam.
••
Alya terbangun dari pingsannya, matanya melotot sempurna kala bayangan buruk itu terlintas di benaknya. Alya langsung bangkit dari tidurnya, ia melihat sekeliling ruangan yang cukup aneh baginya. Dimana tangan Alya dipasang selang infus, Alya memberontak tentunya.
“Aku mau menolong ibu, aku mau menyelamatkan Ibu..” Alya terus menggerutu hal seperti itu, ia tidak mau berada di Rumah Sakit ini. Bahkan Alya berusaha membuka selang infus itu secara paksa, untungnya cepat-cepat salah satu perawat masuk kedalam ruangannya.
“Jangan, kamu masih belum pulih..”
“Tidak mau! Aku mau bersama Ibu, aku mau melihat Ibu!” Teriak Alya dengan sekuat tenaga, ia terus memberontak hingga perawat itu kewalahan. Hingga mau tidak mau salah satu perawat memberikan suntik penenang kepada Alya, hingga kini Alya jatuh pingsan.
“Sebaiknya rutin berikan ini kepada pasien, sepertinya psikologis nya terganggu. Kejadian itu membuat mental nya habis, dan keterkejutan yang sangat dalam.” Ucap perawat itu kepada rekan kerjanya.
Pintu ruangan Alya terbuka, terlihat Aldan yang masuk bersama dengan Liam. Aldan terkejut kala melihat Alya yang seperti tidak berdaya tertidur di atas bed pasien.
“Maaf, Pasien kami beri suntik penenang karna terus memberontak. Mohon anda untuk ikut kami menuju ruangan dokter yang menangani pasien, ada hal serius yang perlu dibicarakan.” Kata perawat itu.
Aldan mengangguk saja, ia menyerahkan Alya kali ini kepada Liam untuk sementara. Aldan melangkah mengikuti dua perawat itu menuju ruangan dokter yang menangani Alya. Tentu saja pikiran Aldan semrawut sekarang, ia tidak tahu harus bicara apa dengan Alya kala wanita itu tersadar nanti.
•
Diruangan dokter Anita, Aldan masuk lalu duduk di bangku yang sudah disediakan. “Anda siapanya pasien?” Tanya dokter itu, karna melihat Aldan memakai seragam sekolah yang sama seperti Alya pakai.
“Saya suaminya, Dok..”
“Baguslah, kami berurusan langsung dengan orang terdekatnya.” Dokter itu tidak banyak tanya, padahal kan jelas sudah aneh menikah muda dijaman sekarang.
“Begini, pasien mengalami keterkejutan yang luar biasa. Ia panik dan juga merasa bersalah yang terlalu tinggi, hingga psikologis pasien sungguh terganggu sekarang. Perlu berbagai penanganan untuk memulihkannya, dan juga kasih sayang.” Penjelasan dokter itu didengar baik-baik oleh Aldan.
“Bisa dikatakan, pasien perlu dirawat dalam beberapa hari sampai kembali pulih seutuhnya. Kami perlu bantuan anda sebagai suami, saat ini yang bisa menyembuhkan pasien hanyalah kasih sayang dari orang terdekatnya.”
“Pasien akan merasa jika hanya Anda yang dia punya, dan dia hanya ingin anda menyayangi dirinya saja. Selama masa sulit itu, kami mohon kesabaran anda untuk menyembuhkan semua psikologis pasien.” Sambung dokter Anita.
Aldan termenung mendengar itu semua, ia sungguh kasihan dengan semua yang dialami oleh Alya. Mengingat wanita itu selalu ceria, kini harus mendapatkan cobaan sebesar ini. Aldan sampai tidak bisa berkata-kata lagi, ia tidak tahu harus apa sekarang.
Bahkan sekarang Alya tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan ayah Reygan. Akan seperti apa jika Alya tahu Reygan bunuh diri? Akan seperti apa? Aldan tidak mau psikologis Alya semakin terganggu nantinya.
“Kami sarankan, agar seluruh keluarga menyembunyikan semua berita buruk dari pasien.”
Saran itu diingat baik-baik oleh Aldan, ia membahas semua ini dengan Aslan. Bagaimana pun hanya mereka yang kini Alya punya, dan hanya mereka yang bisa melindungi Alya sekarang.
gak lanjut ini tror 🥹