Anak jeniusku mencari ayah

Anak jeniusku mencari ayah

Bab.1 ~Hamil

Di suatu sekolah menengah kejuruan Surabaya, anak-anak kelas 12, tengah merayakan acara kelulusan mereka.

Salah satu dari siswa itu adalah Aliyha, di juga baru lulus dari kelas 12 di SMK itu. Aliyha menjalin hubungan dengan seorang pria bernama Daniel Pratama, namun beberapa hari ini Daniel sudah tak terlihat di sekolah bahkan dia pun tidak ikut di acara kelulusan mereka.

Aliyha berjalan menyusuri lorong menuju kelas Daniel, terlihat dua sahabat Daniel tengah berdiri di sana.

"Riko!" panggil Aliyha.

"Hai, Al," jawab Riko.

"Hai, Al," sapa seseorang yang bersama Riko, sahabat Daniel.

"Hai, Feri," jawab Aliyha juga.

"Boleh tanya nggak?" tanya Aliyha antusias.

"Ya, apa?" tanya Riko balik.

"Daniel ke mana, ya? Kok nggak keliatan," tanya Aliyha sambil melirik-lirik sekelilingnya.

"Daniel." Riko menatap Feri yang berada di sampingnya.

Aliyha mengangguk. "Kamu nggak tau, Al?" tanya Feri.

"Apa?" tanya Aliyha dengan jantung yang berdetak kencang.

"Kemarin, Daniel balik ke Jakarta. Kami mengantarnya dari apartement." ujar Feri.

"Apa?" Aliyha sangat shock mendengar ucapan Feri, matanya berkunang-kunang, dunia serasa berputar hingga akhirnya, Aliyha ambruk di tempat itu juga.

*

*

Di tempat lain, pria yang bernama Daniel tengah berada di bandara.

"Daniel, belajar yang rajin ya. Jangan nakal-nakal di sana," ujar seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah ibu Daniel.

"Iya, ibu tenang saja! Amsterdam kota yang kecil," ucap Daniel.

"Jaga diri, Daniel dan jagan kecewakan Ayah." ucap ayah Daniel.

"Iya, Yah." jawab Daniel seraya memeluk ayah dan ibunya.

*

*

"Pergi dari rumah ini!!" usir Rahman pada putrinya Aliyha.

"Pak... maafkan aku, Pak. Jangan usir aku..." Aliyha memohon pada ayahnya dengan bersimpuh.

Aliyha Sutesja, di ketahui sedang mengandung lantaran pingsan di saat pulang dari acara kelulusannya di SMK.

"Pak... ku mohon, maafkan aku, Pak," ucap Aliyha dengan masih bersimpuh di kaki Rahman.

"Pak, jangan usir Aliyha, pak. Hiks... Kemana dia akan pergi?" ucap Salma seraya menarik Aliyha dalam dekapannya.

"Dia sudah membuat malu keluarga! Siapa pria yang mau bertanggung jawab? Pria itu sudah melarikan diri, entah ke mana!"

"Pak, kita bisa mencari solusi untuk masalah ini. Jangan usir Aliyha, ke mana dia akan pergi? Dia tidak punya siapa-siapa di luar sana," bujuk Salma pada suaminya.

"Tidak! Dia bisa mencari pria yang menghamilinya, dia harus pergi sekarang juga!" Rahman meninggalkan Salma dan Aliyha di ruang tamu dan berlalu ke kamarnya.

"Bu, Aliyha harus ke mana, Bu..." tanyanya dengan terisak.

"Tenanglah, Nak. Ibu akan membujuk bapakmu, dia hanya sedang emosi."

"Hiks... Hiks..." Aliyha terus terisak di pelukan Salma, memikirkan nasibnya sekarang.

Salma meninggalkan Aliyha di ruang tamu dan menyusul Rahman yang berada dalam kamar.

Aliyha sangat bingung kini, apa yang harus dia lakukan. Sementara pria yang membuat keadaannya seperti sekarang, hilang entah ke mana. Saat dua hari sebelum acara kelulusan mereka, pria yang menjadi kekasihnya menghilang.

"Siapa prianya, ya?"

"Jangan-jangan sama om-om tuh!"

Gunjingan parah tetangga yang melewati rumah mereka pun terdengar hingga ke dalam rumah.

Aliyha semakin terisak, dia berlari masuk ke dalam kamarnya sendiri. Sementara di dalam kamar sebelahnya, Rahman dan Salma tengah berdebat tentang dirinya.

"Aku akan pergi," gumamnya.

Aliyha membuka lemari, mengambil koper dan mengisi sebagian pakaiannya. Tak lupa juga dia mengambil berkas yang mungkin di perlukan nanti.

Aliyha memutuskan untuk pergi dari rumah, karena tidak tahan dengan gunjingan orang serta ayahnya, yang sudah pasti tak mau menerima dia dan anaknya nanti.

"Aliyha... kamu mau ke mana, Nak?" tanya Salma yang melihat Aliya menarik koper keluar dari kamarnya.

"Aku pergi, Bu. Hiks..." ucap Aliyha seraya memeluk Salma dengan terisak.

"Tidak, Nak! Kamu mau ke mana?"

"Aku tidak tahu. Aku pamit, Bu. Doain Aliyha, ya." Aliyha melerai pelukan mereka seraya menyeka air matanya.

"Tunggu Aliyha! Jangan pergi, ibu a-akan bicara dengan bapakmu," ujar Salma sesegukan.

"Tidak, Bu. Aku akan pergi," Aliyha menarik kopernya menuju keluar rumah.

"Pak, Pak! Hentikan dia, Pak!" pekik Salma, saat Rahman keluar, tapi dia hanya diam saja.

"Pak!!" pekik Salma lagi.

"Biarkan dia pergi," ujar Rahman.

"Tapi itu anak kita, pak!" ucap Salma dengan menangis.

Rahman membiarkan Aliyha pergi tanpa menahannya sedikit pun, sedangkan Salma hanya bisa terisak di lantai.

*

*

Aliyha berjalan menyusuri trotoar jalan yang hanya di terangi lampu jalan, tanpa tujuan. Airmatanya tak henti-hentinya menguncur di pipinya.

"Ke mana aku harus pergi?" gumam Aliyha saat tengah duduk di sebuah halte.

Ditengah tangisnya, ia teringat akan Refika. Sahabat sebangkunya saat sekolah di SMK.

Aliyha kembali menyusuri jalan hinggadia sampai di sebuah rumah petakan.

Tok tok tok tok

"Aliyha!!" kejut seorang wanita, yang tak lain adalah Refika, sahabat Aliyha.

"Hiks...." Aliyha memeluk Refika dengan tangisnya yang memecah.

"Ada apa?" tanya Refika, bingung.

"Masuk dulu, nggak enak di luar." Refika membawah Aliyha masuk ke dalam rumah petak itu, tepatnya rumah kontrakan milik Refika. Tidak besar, hanya memiliki satu kamar dapur dan ruang tamu.

"Ada apa?" tanya Refika dengan mengusap kepala Aliyha.

"A-a-aku hamil..." ucap Aliyha dengan gemetar.

"Apa!" kejut Refika.

"Hiks..."

"Apa... dengan... Daniel?" tanya Refika pelan.

Refika tahu segalanya tentang Aliyha, karena dia adalah sahabat Aliyha sedari masih SMP.

Aliyha mengangguk, menandakan benar pertanyaan dari Refika.

"Lalu, apakah orangtuamu tau?" tanya Refika lagi.

"Aku diusir!" jawab Aliyha dengan tangis yang kembali pecah.

"Diusir dari rumah, maksudmu?" kejut Refika.

Aliyha kembali mengangguk.

"Ok. Ok. Ini sangat mengejutkan, aku sampai tak bisa berkata-kata." ujar Refika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pusing.

"Lalu, kau akan ke mana sekarang?" tanya Refika lagi dan hanya mendapat gelengan dari Aliyha.

"Ok. Aku mengerti. Minum dulu, supaya pikiranmu tenang," ucap Refika seraya menuangkan air dan menyuguhkannya pada Aliyha.

"Aliyha, kau bisa tinggal di sini selama yang kau mau..." ucap Refika lagi. "Tapi, kau tahukan, aku belum bekerja. Jadi hidupku, apa adanya sekarang," lanjutnya lirih.

"Boleh, aku tinggal di sini?" tanya Aliyha.

"Tentu saja. Tapi, ya itu... seperti yang ku katakan tadi," jawab Refika.

"Tidak apa, aku juga akan bekerja." Aliyha menggenggam tangan Refika.

"Tapi... dengan keadaanmu sekarang? Apa kau punya rencana lain?"

"Tidak," jawab Aliyha dengan tatapan nanar.

"Apa kau tak ingin mencari Daniel?" tanya Refika seperti menyarankan.

"Tidak. Dia sudah pergi. Selama ini aku juga tidak tahu dia tinggal di mana," ungkap Aliyha.

"Ya, sudah ku katakan padamu. Jika dia hanya mempermainkanmu."

"Maaf, aku tidak mendengarmu." Aliyha memeluk Refika.

"Tidak, apa. Lalu apa rencanamu setelah ini?"

"Aku akan bekerja, untukku dan untuk anak ini. Dia tidak salah, jadi aku akan melahirkannya." Aliyha sudah mempunyai tekad, dan tekadnya sudah bulat.

.

.

.

.

.

Hai-hai readers, jangan lupa dukungannya buat author😊

Jangan lupa Like, coment and Votenya buat Author

Giftnya juga ya🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Unyil_unyu

Unyil_unyu

jjk

2023-03-10

1

sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!

sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!

permisi,,, aku mampir ya,,,,,

2023-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 ~Hamil
2 Bab.2 ~Panggilan kerja
3 Bab.3 ~Berangkat ke Jakarta
4 Bab.4 ~Singkat
5 Bab.5 ~Tempat tinggal baru
6 Bab.6 ~Buaya buntung
7 Bab.7 ~Ke klinik
8 Bab.8 ~Pelukan
9 Bab.9 ~Cari tempat tinggal baru
10 Bab.10 ~Melahirkan
11 Bab.11 ~Baby sister
12 Bab.12 ~I love you, Bunda
13 Bab.13 ~Daniel Ravendra
14 Bab.14 ~Pimpinan baru
15 Bab.15 ~Di ruang Miting
16 Bab.16 ~Foto di bingkai
17 Bab.17 ~Kejadian di ruangan Daniel
18 Bab.18 ~Pindah posisi
19 Bab.19 ~Lamaran Satya
20 Bab.20 ~Menjadi sekertaris
21 Bab.21 ~Lembur
22 Bab.22 ~Venya
23 Bab.23 ~Kecewa
24 Bab.24 ~Pantai
25 Bab.25 ~Pantai 2
26 Bab.26 ~Basah
27 Bab.27 ~Bertemu Darel
28 Bab.28 ~pindah kontrakan
29 Bab.29 ~Keluarga Satya
30 Bab.30 ~Pesta barbeque
31 Bab.31 ~Dia juga anakku
32 Bab.32 ~Aliyha pergi
33 Bab. 33 ~Lima tamparan
34 Bab.34 ~Menyusul Aliyha
35 Bab.35 ~Di rumah Aliyha
36 Bab.36 ~Renika, Rebika, Resika
37 Bab.37 ~Tidak butuh
38 Bab.38 ~Keputusan
39 Bab.39 ~Pinalti
40 Bab.40 ~Memiliki Anak di luar sana
41 Bab.41 ~Meninggalkan Darel
42 Bab.42 ~Regina terjebak
43 Bab.43 ~Ratu Putri Regina Wirawan
44 Bab.44 ~Dua tamparan
45 Bab.45 ~Surat perjanjian kerja
46 Bab.46 ~Tidak di restui
47 Bab.47 ~Mulai bekerja
48 Bab.48 ~Bonus 500 juta
49 Bab.49 ~Pernikahan Daniel
50 Bab.50 ~Perjodohan
51 Bab.51 ~Kecewa
52 Bab.52 ~Pindah ke mansion
53 Bab.53 ~Lesehan
54 Bab.54 ~Terkaya se-asia
55 Bab.55 ~Bercanda
56 Bab.56 ~Darel dan Kenan
57 Bab.57 ~Vila
58 Bab.58 ~Ambilin jiwaku
59 Bab.59 ~Perjodohan
60 Bab.60 ~Lagi...
61 Bab.61 ~Kembali Jakarta
62 Bab.62 ~Memberitahu Aliyha
63 Bab.63 ~Tidak ada rasa
64 Bab.64 ~Di taman
65 Bab.65 ~Rasa balas budi
66 Bab.66
67 Bab.67 ~Memutuskan hubungan
68 Bab.68 ~Kenan pergi
69 Bab.69 ~Inget om Kenan
70 Bab.70 ~Mencoba menerima
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab.1 ~Hamil
2
Bab.2 ~Panggilan kerja
3
Bab.3 ~Berangkat ke Jakarta
4
Bab.4 ~Singkat
5
Bab.5 ~Tempat tinggal baru
6
Bab.6 ~Buaya buntung
7
Bab.7 ~Ke klinik
8
Bab.8 ~Pelukan
9
Bab.9 ~Cari tempat tinggal baru
10
Bab.10 ~Melahirkan
11
Bab.11 ~Baby sister
12
Bab.12 ~I love you, Bunda
13
Bab.13 ~Daniel Ravendra
14
Bab.14 ~Pimpinan baru
15
Bab.15 ~Di ruang Miting
16
Bab.16 ~Foto di bingkai
17
Bab.17 ~Kejadian di ruangan Daniel
18
Bab.18 ~Pindah posisi
19
Bab.19 ~Lamaran Satya
20
Bab.20 ~Menjadi sekertaris
21
Bab.21 ~Lembur
22
Bab.22 ~Venya
23
Bab.23 ~Kecewa
24
Bab.24 ~Pantai
25
Bab.25 ~Pantai 2
26
Bab.26 ~Basah
27
Bab.27 ~Bertemu Darel
28
Bab.28 ~pindah kontrakan
29
Bab.29 ~Keluarga Satya
30
Bab.30 ~Pesta barbeque
31
Bab.31 ~Dia juga anakku
32
Bab.32 ~Aliyha pergi
33
Bab. 33 ~Lima tamparan
34
Bab.34 ~Menyusul Aliyha
35
Bab.35 ~Di rumah Aliyha
36
Bab.36 ~Renika, Rebika, Resika
37
Bab.37 ~Tidak butuh
38
Bab.38 ~Keputusan
39
Bab.39 ~Pinalti
40
Bab.40 ~Memiliki Anak di luar sana
41
Bab.41 ~Meninggalkan Darel
42
Bab.42 ~Regina terjebak
43
Bab.43 ~Ratu Putri Regina Wirawan
44
Bab.44 ~Dua tamparan
45
Bab.45 ~Surat perjanjian kerja
46
Bab.46 ~Tidak di restui
47
Bab.47 ~Mulai bekerja
48
Bab.48 ~Bonus 500 juta
49
Bab.49 ~Pernikahan Daniel
50
Bab.50 ~Perjodohan
51
Bab.51 ~Kecewa
52
Bab.52 ~Pindah ke mansion
53
Bab.53 ~Lesehan
54
Bab.54 ~Terkaya se-asia
55
Bab.55 ~Bercanda
56
Bab.56 ~Darel dan Kenan
57
Bab.57 ~Vila
58
Bab.58 ~Ambilin jiwaku
59
Bab.59 ~Perjodohan
60
Bab.60 ~Lagi...
61
Bab.61 ~Kembali Jakarta
62
Bab.62 ~Memberitahu Aliyha
63
Bab.63 ~Tidak ada rasa
64
Bab.64 ~Di taman
65
Bab.65 ~Rasa balas budi
66
Bab.66
67
Bab.67 ~Memutuskan hubungan
68
Bab.68 ~Kenan pergi
69
Bab.69 ~Inget om Kenan
70
Bab.70 ~Mencoba menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!