NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Penyesalan Arman

Hari itu adalah akhir pekan, Arman memilih untuk berdiam diri di ruang kerjanya sendirian. Kicauan burung di pagi hari tak mampu menenangkan hatinya yang sedang kalut.

Setelah sekian lama duduk sekian lama, seorang wanita datang menghampiri. Dia adalah Widuri yang datang dengan membawa segelas kopi.

"Arman?" Widuri meletakkan segelas kopi itu di meja. Sama seperti Arman, wajahnya tampak kusut. "Nggak apa-apa membiarkan Sandra pulang ke rumahnya?"

Wanita itu duduk di kursi, lalu memegang tangan Arman. "Jemput dia, gih!"

"Biarin aja dulu, Ma!" Arman meniup kopi pemberian ibunya. "Biar Sandra merenungi kesalahannya dulu. Nanti pasti Arman jemput, kok!"

"Terus, mertua kamu bagaimana? Apa mereka nggak marah?" tanya Widuri.

"Mereka mengerti. Arman udah telfon mereka tadi." Pria itu menyunggingkan senyum yang dipaksakan, lalu mencicipi kopi seduhan ibunya yang diberi bumbu cinta. "Ngomong-ngomong, mama mau kemana? Tumben udah rapi?"

Mendengar pertanyaan itu, Widuri pun tersenyum. Dia bahkan sempat memperhatikan pakaian yang menempel di badannya sekarang.

Hari itu, dia memang sengaja mengganti pakaiannya yang usang dan memakai pakaian lain yang lebih pantas. "Mama mau mengunjungi seseorang," kata Widuri.

"Seseorang?" Satu alis Arman terangkat ke atas. Terkejut karena ibunya punya janji temu dengan orang lain. Maklum, biasanya Widuri tidak seperti itu. "Arman anterin, ya? Arman nggak sibuk hari ini."

"Nggak perlu!" Tiba-tiba Widuri berdiri. Wanita itu meminta Arman duduk lagi. "Mama bisa pergi sendiri. Lagipula, suasana hati kamu sedang nggak baik. Kamu di rumah aja, tenangin diri kamu, ya?"

"Ma?" Pria itu pun bangkit, lalu menghampiri Widuri dan memeluknya. "Maafin Arman, ya?"

Widuri mengangguk. Tak lupa menepuk punggung Arman agar satu-satunya anak yang sangat dia kasihi itu tenang. "Jangan khawatir! Mama selalu maafin kamu, kok!"

Sebelum hari semakin siang, Widuri pun berpamitan. Arman tidak tahu ibunya akan pergi kemana dan siapa yang akan dia temui, tapi yang jelas wajah ibunya berbinar ketika mengatakan, "Sudah seharusnya mama pergi mengunjungi mereka."

Setelah Widuri pergi, Arman masih tak beranjak. Pria itu masih setia duduk di tempat, meminum kopinya sedikit demi sedikit sampai habis tak tersisa.

"Kenapa bisa begini?" Arman mengusap wajahnya dengan kasar. Merenungi pernikahan keduanya yang tak berjalan lancar, Sangat persis seperti pernikahan pertamanya dengan Nisa. "Apa yang harus kulakukan agar Sandra mau menganggap mama seperti ibunya sendiri?"

Ditengah kegalauan itu, Arman menyandarkan punggungnya ke kursi. Sementara matanya memandang setiap sudut ruangan. Tapi, tiba-tiba matanya berhenti dan melihat ke salah satu sudut lemari.

Sudut itu adalah tempat dimana Arman menyimpan hasil test DNA yang Nisa berikan sebelum dia dan Nisa mengalami kecelakaan hari itu.

"Kenapa aku ingin melihatnya sekarang?" Arman tampak menegakkan punggungnya. Sudah hampir setahun sejak dia menceraikan Nisa, tapi map itu masih tersusun rapi di sana.

Arman ingat, dia meletakkan tes DNA itu bersama surat-surat rumah yang dikembalikan Nisa di hari pernikahannya.

Sebenarnya, Arman berencana menjual rumah itu dan membuang tes DNA nya, tapi dia sibuk sampai tidak sempat melakukan semua itu.

Selagi sempat, Arman pun mengambil barang itu. Barang itu masih berada di tempat yang sama. Tersusun rapi di sudut lemari yang biasa Arman gunakan untuk menyimpan berkas-berkas lama.

Hanya saja terlalu berdebu. Arman bahkan langsung terbatuk-batuk setelah mengambilnya. "Uhuk-uhuk!"

"Sial!" Arman mengibaskan debu yang menempel di atasnya. "Apa tempat ini tidak pernah dibersihkan? Kenapa bisa ada banyak debu di atasnya?"

Tak ingin membuang waktu, Arman pun membuka map itu. Pertama, dia memeriksa kelengkapan surat-surat tanah. Lalu meletakkannya setelah tahu semuanya lengkap.

Setelah itu, Arman mengambil tes DNA yang masih terbungkus rapi di dalam map bertuliskan nama salah satu rumah sakit ternama di kotanya.

"Haruskah aku melihatnya?" Sempat ragu, tapi Arman memutuskan untuk membaca hasilnya.

Pria itu tidak berharap melihat tulisan seperti itu, tapi nyatanya justru tulisan itu yang dia lihat. Iya, Arman melihat satu baris kalimat yang sengaja dicetak tebal. Tulisan itu sendiri bertuliskan, 'probabilitas Arman sebagai ayah biologis janin yang dikandung Ny. Althafunnisa adalah 99,99%'.

Orang bodoh pun juga tahu arti dari tulisan itu, apalagi Arman yang berpendidikan tinggi.

"99,99%?" Dahi Arman mengkerut, nafasnya tercekat. "Anak itu benar-benar anakku?"

Tiba-tiba Arman merasakan sesak yang luar biasa. Selain itu, dia yakin cahaya matahari cukup menyinari ruangan itu, tapi entah mengapa pandangannya terasa gelap.

Hasil tes DNA yang dia pegang pun terjatuh ke lantai bersamaan dengan tubuhnya yang terduduk lemas di kursi.

"Ya Tuhan!" Arman mengacak-acak rambutnya. Tertunduk lesu memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. "Bayi itu adalah darah dagingku?"

Hari itu kegelisahan melanda Arman. Dari sekian banyak pria yang Arman kira menjadi pelanggan Nisa, kenapa harus benihnya yang tumbuh di rahim Nisa.

"Mungkinkah selama ini aku salah? Benarkah Nisa tidak pernah melakukan hubungan terlarang itu dengan pria lain?" Dalam kesendiriannya, semua kenangan tentang Nisa datang silih berganti.

Mulai dari pertemuan pertama mereka sampai akhirnya mereka menikah. Tanpa Arman sadari, tangannya mengepal. Lalu menghempaskan gelas kopi yang ada di meja hingga pecah.

Menyesal?

Tentu saja Arman menyesal. Karena saat Arman mengingat kenangannya bersama Nisa barusan, dia menyadari sesuatu bahwa Nisa bukanlah tipe wanita murahan. Jadi, mana mungkin dia menjajakan dirinya?

"Oh Tuhan, apa yang sudah kulakukan?" Sekali lagi, Arman mengepalkan tangannya. Pria itu begitu frustasi dengan fakta yang mulai terungkap.

Perut Nisa sudah sangat besar saat dia mendatanginya hari itu. Meskipun tidak tahu berapa usia kandunganya saat itu, Arman yakin Nisa sudah hampir melahirkan.

Sekarang mereka sudah bercerai hampir satu tahun. Seandainya Nisa tidak keguguran, anak itu pasti sudah lahir bahkan bisa mengenali siapa ayah dan ibunya.

"Bagaimana ini?" Arman melihat tangannya yang mulai gemetaran. "Apa aku sudah membunuh darah dagingku sendiri?"

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!