Dendam Si Gadis Penggoda

Velo tersenyum tipis setelah pernikahan antara dia dan juga Rigo selesai dengan lancar. Tak banyak saksi, hanya ada satu sahabat baik Rigo, dan juga satu teman terbaik Velo yang Velo yakin benar akan bisa menyimpan rapat-rapat perihal pernikahannya.

" Ayo tersenyum! " Ucap sahabatnya Velo yang ingin mengambil potret Velo dan juga Rigo sebagai bukti bahwa mereka benar-benar menikah.

" Tersenyumlah, aku tidak ingin di photo pernikahan kita hancur gara-gara senyummu yang tidak terlihat. " Gumam Velo yang bisa di dengar oleh Rigo. Mau tak mau Rigo memang harus tersenyum, dan pada akhirnya dia melakukan apa yang di katakan oleh Velo meski hatinya tak henti memaki sedari tadi. Yah, dia masih tidak rela harus menikahi Velo, tapi dia juga tidak punya pilihan lain yang membuatnya pusing sekali dari semalam.

" Wah, aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa sih, tapi ya selamat menempuh hidup baru ya, Rigo? " Ucap sahabat baik Rigo. Dia menyodorkan satu tangannya untuk berjabat tangan meskipun dia juga tidak enak melakukannya. Beberapa jam lalu tiba-tiba Rigo datang ke rumahnya, menceritakan apa yang terjadi, sehingga dia harus menikahi Velo beberapa jam lagi. Tentu saja dia terkejut bukan main, karena yang ia tahu Selena adalah gadis yang begitu di puja oleh Rigo, bahkan Rigo yang dulunya playboy parah bisa sembuh berkat jatuh cinta kepada Selena. Iya, Selena adalah gadis yang dididik dengan baik, dia sopan, dia lemah lembut, memiliki bakat yang begitu banyak, pandai, juga sangat cantik. Meskipun Velo juga cantik, tapi tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan Selena yang jelas nyaris sempurna.

" Singkirkan tanganmu! " Kesal Rigo yang merasa tidak Sudi menerima ucapan selamat hanya karena menikahi wanita rendahan seperti Velo.

Sahabat baik Rigo yang bernama Faro benar-benar hanya bisa tersenyum kikuk dan bingung harus bagaimana lagi. Tahu, dia benar-benar sangat tahu kalau Rigo pasti kesal sekali karena harus menikahi Velo, tapi apapun alasannya Rigo sudah menikahi Velo sekarang, dan dia adalah suami dari Velo. Meskipun nanti akan ada pernikahan dengan Selena juga, hah! Benar-benar sangat iri rasanya melihat bagaimana Rigo bisa memiliki dua wanita nantinya.

Beberapa saat kemudian.

Velo dan juga Rigo masuk ke dalam mobil untuk menuju hotel dimana akan tinggal sampai mendapatkan apartemen yang bisa dia sewa. Sebenarnya Rigo sendiri memiliki apartemen, tapi apartemen miliknya sudah biasa Selena datang, jadi tidak mungkin membawa Velo kesana karena sama artinya dengan memasukkan granat ke mulutnya sendiri.

" Kenapa kita harus tidur di hotel? " Tanya Velo, tapi sebenarnya dia sudah tahu apa maksud Rigo membawanya ke hotel. Tapi ya sudahlah, bahkan dia sendiri juga sebenarnya tidak terlalu perduli.

" Pernikahan menyebalkan ini terjadi dengan tiba-tiba, mana sempat aku menyewa apartemen? "

Velo tersenyum miring.

" Aku bahkan bisa mendapatkan apartemen baru hanya dengan hitungan jam, bagaimana bisa kau yang seharunya memiliki banyak kenalan, dan juga tahu kalau di sini banyak sekali marketing masih kebingungan? "

Rigo membuang tatapannya dengan mimik kesal, sialan! Kenapa semua yang keluar dari mulut Velo begitu menyebalkan untuknya?!

" Menggunakan marketing hanya akan membuang lebih banyak dana. Menikah denganku adalah maumu sendiri, aku yang tidak rela menikahimu tentu saja pikir sepuluh kali mengeluarkan banyak uang untukmu. " Ucap Rigo dengan nada serta wajah angkuhnya.

Velo menaikkan bahunya, biarlah pria yang kini menjadi suaminya itu berbicara sesuka hati. Memang bagus kalau pria itu tidak mencintainya, karena jika sudah seperti Zegon, maka dia juga akan kesulitan nantinya. Ngomong-ngomong soal cinta, dari semenjak Velo dekat dengan Zegon, dia benar-benar menggenggam hatinya erat, tak membuka celah sedikitpun untuk mencintai seseorang karena baginya pria adalah sosok menjijikan yang tidak tahu malu. Pertama Ayahnya yang meninggalkan dia beserta Ibunya, lalu kepala desa yang begitu menjijikan dengan keinginannya, lalu juga Zegon yang juga mengkhianati istrinya. Dari semua pria yang Velo tahu tak ada satupun yang mampu menggoyahkan cara pandang Velo terhadap pria. Jadi, untuk membuat Velo goyah, tentu hal yang sangat tidak mudah.

" Aku beritahu padamu, Rigo. Tiba-tiba aku tidak tertarik tinggal di hotel, jadi putar balik saja, aku juga ada hal yang harus di kerjakan. "

Rigo menatap sebentar Velo dengan tatapan marah dan kesal. Yah, sebelum menikah tadi Velo sempat mengatakan jika dia ingin langsung tinggal bersama dengan Rigo, tapi karena belum adanya persiapan maka dari itulah Rigo membawa dulu Velo ke hotel. Nanti baru malam dia akan datang, tentunya setelah menonton film kesukaan Selena karena mereka sudah janji dari jauh-jauh hari.

" Kemana tujuanmu? " Tanya Rigo.

" Alexandre Gold. "

Rigo mengeryitkan dahinya, sebentar menatap Velo dengan tatapan terkejut.

" Untuk apa kau datang ke gedung apartemen semewah itu? "

Velo tersenyum miring, tapi matanya kini tengah fokus menatap ponsel di tangannya.

" Aku tinggal di sana. "

Rigo terdiam tak bisa berkata-kata, jelas lah dia tahu kalau gedung apartemen itu hanya bisa di huni oleh orang-orang kelas atas. Sial! Padahal rencananya dia dan juga Selena akan tinggal di sana, tapi tidak tahunya Velo berada di sana. Hah! Bagaimana ini? Dia sudah membayar separuh harga, rencananya akan dia bayar sisanya saat pesta pernikahannya dengan Selena selesai nanti.

" Sebenarnya apa pekerjaanmu? "

Velo tersenyum tipis, lalu memasukkan ponsel ke tasnya.

" Kau penasaran, sayang? "

Rigo membuang nafas kasarnya, gila! Jijik, jijik sekali dia dengan panggilan sok mesra itu.

" Anggap saja sesukamu. "

" Oh, aku hanya jadi simpanan pria yang jauh lebih kaya darimu saja. "

Rigo menggeleng keheranan, sial! Sebenarnya seberapa murahannya wanita yang dia nikahi ini?

" Hebat sekali pekerjaanmu ya? Menyakiti wanita lain untuk kehidupan mewah, benar-benar wanita yang berbakat. " Ujar Rigo yang begitu jelas terlihat jijik saat mengatakan itu.

" Wanita tersakiti karena prianya, karena rasa cintanya, maka dari itu, jangan sampai ada cinta di antara kita ya, sayang? " Ucap Velo mendekatkan wajahnya, lalu berbisik di telinga Rigo dan berakhir dengan menjilat pipi Rigo.

" Brengsek! Jangan macam-macam! Kau mau kita mati bersama, hah?! " Kesal Rigo sampai nafasnya tak beraturan, dia bahkan langsung menyeka bekas Velo di pipinya seolah itu adalah kotoran yang menjijikan.

" Bukankah mati bersama terdengar romantis? " Velo tersenyum seraya menjauhkan tubuhnya, dan kembali ke posisi semula.

" Tidak Sudi mati dengan wanita murahan sepertimu! "

" Hahaha....... "

" Apa yang kau tertawakan?! "

" Kata murahan yang keluar dari mulutmu. Kalau aku murahan, aku tidak akan mungkin bisa tinggal di apartemen mewah, dan membelinya hanya dengan waktu yang singkat. Sebenarnya aku sangat mahal, kau hanya tidak mampu membelinya lalu mengejek murahan, iya kan? "

" Berpikirlah sesukamu, anggap saja dunia ini milikmu. " Kesal Rigo.

Bersambung.