Genre: Drama, komedi, persahabatan, action brutal, romance.
Sekumpulan pemuda STM yang sedang dalam tahap pencarian jati diri.
Basis 69, basis yang melegenda di ibu kota tapi sedang tertidur lelap karena kejayaannya perlahan-lahan mulai pupus.
Abimana Pramono pemuda dengan segudang rahasia.
Pemuda berdarah panas dan berhati dingin.
pemuda dengan nyali besar dan tak kenal takut.
Pemuda yang tersenyum saat melihat darah.
Abimana Pramono anggota baru basis 69 yang akan membuat sejarah baru.
Pemuda yang akan membangunkan basis 69 dari tidur lelapnya.
Parang..!
pedang..!
celurit..!
sudah di acungkan ke udara.
tidak ada kata untuk mundur sebelum kejayaan tercipta.
-Original story by Penulis amatir-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAHASIA
Bimo tampak tegang menunggu sang Ayah berbicara.
"Ayah akan pergi ke Eropa mengunjungi beberapa negara untuk urusan perusahan selama satu bulan dan ayah harap kamu tidak terlalu berbuat onar saat kami pergi". Rama putra Pramono mulai berbicara atau lebih tepatnya memberi tahu sang putra.
"Bunda juga ikut?". tanya Bimo saat dengar ayah menyebut kata kami.
"Bunda ikut untuk menemani ayah sayang, bunda juga mau cek pasar di sana karena butik bunda akan segera ada di Eropa dan Amerika". terang sang bunda.
"Baik ayah dan bunda hati-hati". Pinta Bimo.
"Apa kamu mau ikut?". ucap sang ayah tiba-tiba.
"Buat apa Bimo ikut yah? Bimo kan sekolah di sini, ayah mau Bimo bolos satu bulan?". Tanya Bimo karena aneh dengan tawaran sang Ayah.
"Ini belum terlambat untuk kamu pindah sekolah Bimo karena baru awal juga, bagaimana jika kamu seperti ayah? SMA dan kuliah di Inggris? disana pendidikannya sudah sangat maju daripada Indonesia dan tenaga pendidik nya pun sangat profesional dan unggul". Bujuk Rama.
"Ayah kita sudah bahas ini beberapa kali kan? Dan Bimo tidak mau, Bimo tidak bisa sekolah di inggris dan Bimo tidak bisa beradaptasi disana". Tolak sang anak.
"Alasan saja kamu ini tapi setidaknya jika itu di Indonesia kamu harus bersekolah di SMA internasional bukan malah di STM dari awal ayah tidak setuju kamu memilih melanjutkan sekolah di sana". Rama tampak kecewa dengan sang putra yang selama ini dia banggakan secara diam-diam.
"Ayah jika Bimo sekolah disana sekolah internasional bukannya Bimo hanya bisa berteman dengan anak-anak orang kaya dan berpengaruh?".
"Itu wajar jika kamu sebagai pewaris Pramono grup untuk berteman dengan mereka, apa yang salah?".
"Bimo ingin mencari teman dan sahabat yang tulus yah, teman yang melihat Bimo bukan dari latar belakang, teman yang selalu ada buat Bimo, Bimo juga ingin punya sahabat sejati bukan sahabat karena koneksi". Terang Bimo tanpa ragu karena memang itu yang dia inginkan.
"Sayang Bimo benar, mencari teman yang tulus itu sangat susah.. tidak mungkin anak-anak orang kaya itu berteman dengan Bimo dengan tulus pasti ada maksud tersembunyi karena dia putra kita". Shinta berpendapat.
"Tapi sayang..
"Sudah jangan bicara lagi, putra kita sudah dewasa dan kita harus menghormati pilihannya". Shinta memotong perkataan sang suami sebelum bicara lebih jauh.
"Tapi jika suatu saat nanti pilihannya salah dan dia menyesal?". Rama berspekulasi.
"Bukankah ada kita berdua? kita ciptakan pilihan baru untuk Bimo dan itu tidak akan susah". jawab Shinta penuh percaya diri.
"Memang kamu sama Bimo itu sama saja, sama-sama keras kepala". ucap Rama mengalah.
"Hehe, aku dan Bimo juga punya kesamaan yang lain sayang". goda Shinta.
"Persamaan apa?".
"Apa lagi kalau tidak sama-sama sayang sama kamu". Dengan senyum cantik shinta memandang sang suami.
Bimo hampir saja terjatuh dari kursi mendengar bundanya yang menggoda sang suami.
Rama tersenyum dan pasangan itu saling memandang penuh cinta melupakan sang putra yang saat ini berperan sebagai obat nyamuk.
"Ayah, bunda kalau tidak ada yang ingin di bicarakan lagi.. Bimo berangkat ya?". Bimo berdiri dari duduknya.
"Sayang biar di antar pak Salim ya?".
"Tidak usah bunda, udah ada teman Bimo yang jemput kok". Bimo menolak.
"Teman? Senior kamu di SMP yang pernah main kemari dulu itu?". Tanya bunda.
"Iya dia, karena dia juga bersekolah di STM yang sama dengan Bimo dan saat ini dia kelas dua". Terang Bimo
"Pantas saja kamu ngebet ingin ke STM pasti dia kan yang hasut kamu?". Rama menebak.
Darimana ayah tau bawah aku dihasut dan dibujuk? fikir Bimo dalam diam.
"Udahlah sayang Jangan dibahas lagi soal itu". Shinta memotong dan berdiri.
"Kalau gitu Bimo berangkat dulu". Bimo pamitan untuk yang kedua kalinya.
"Iya hati-hati dan jangan buat masalah besar, kalau ada apa-apa kamu harus cepat hubungi ayah". Ucap Rama.
Shinta segera menghampiri sang putra untuk memeluknya sesaat, "Bimo sayang kamu harus makan teratur ya dan jangan telat, Bunda sudah taruh uang saku untuk satu bulan di laci kamar kamu, habiskan saja dan jika kurang nanti kamu bilang". Ucap Shinta berbisik saat memeluk Bimo.
Bimo tersenyum mendengar itu dan setelahnya Bimo keluar mansion mengendari sepeda listriknya.
Jarak mansion ke gerbang depan cukup lumayan jauh dan Bimo kembali lagi malas untuk berjalan.
Wilayah di sekitar mansion cukup luas dengan berbagai fasilitas lengkap.
Agak cepat Bimo mengendari sepeda listrik, walau ada beberapa pelayan yang menyapa dia pura-pura tidak dengar saja.
Sekitar 5 menit kemudian Bimo sudah melihat gerbang keluar mansion dan disana ada beberapa penjaga dengan senjata lengkap.
Bimo juga melihat Gonzales yang berdiri di sana dekat gerbang, berdiri berdampingan dengan seorang wanita setengah baya dengan rambut yang di sanggul, Bimo tersenyum cerah melihat wanita itu.
"Mami kenapa mami disini?". Tanya Bimo saat sampai dan turun dari sepeda listriknya.
"Tuan muda". ucap perempuan setengah baya itu menyapa Bimo dengan senyum lembut.
"Mami udah saya bilang jangan panggil seperti itu, panggil aku Bimo saja". Bimo tampak manja dari cara bicaranya.
Wanita setengah baya di depan Bimo itu adalah Susan dan Bimo biasa memanggilnya mami sejak kecil, orang nomer satu dan atasan para pelayan serta pekerja di Pramono mansion.
Mami Susan juga mengatur para staf, semua kepala pelayan melapornya kepada mami Susan.
Mami Susan adalah wanita yang sangat tegas tapi tidak saat dengan Bimo, karena dari Bimo kecil susan sudah membantu Shinta untuk merawat dan menjaga Bimo.
"Mami? kenapa mami lihat Bimo seperti itu? Ada yang salah ya?". tanya Bimo saat mami Susan hanya diam memandanginya.
"Saya cuma tidak menyangka waktu berjalan begitu cepat, rasanya baru kemarin saya gendong tuan muda tapi sekarang tuan muda sudah masuk SMA". ucap Susan bernostalgia.
"Hehe, Bimo udah gede ya mami? Jika mami masih mau gendong Bimo, bisa kok". Canda sang pewaris Pramono grup.
"Pinggang saya ya bisa patah tuan muda". Mami tersenyum menanggapi candaan Bimo.
"Gon Gon..? Kamu kembali ke mansion dan bawa ini sepeda listrik saya, kamu cukup mengikuti saat saya berada di sekitar rumah saja'. perintah Bimo.
"Baik tuan muda!". Jawab Gonzales cepat, baru beberapa menit statusnya berubah dan itu membuat para pelayan lainnya iri dengki.
Mengingat Gonzales menjadi pelayan pribadi siapa, pelayan lainnya hanya memilih diam dan para pelayan senior yang sering bully Gonzales langsung meminta maaf semua tadi.
Gonzales ingin tampil baik di depan Bimo, mendapat perintah, dia langsung angkat sepeda listrik dan menggendongnya di depan dan kembali, kembali berjalan menuju mansion.
"Gon kamu bisa naiki itu". Teriak Bimo tidak habis fikir dengan jalan fikiran pelayan pribadinya.
Gonzales berbalik, " tidak tuan muda saya lebih nyaman seperti ini". Jawab Gonzales.
"Terserah kamu saja, ya udah pergi". Bimo hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Tuan muda memilih pelayan pribadi yang bagus". ucap susan tiba-tiba.
"Bagus bagaimana mami? Bimo hanya liat dia tekun dan patuh saja".
"Gonzales ini adalah magang terbaik di antara yang terbaik tuan muda, saya bisa melihat ambisi di matanya dan dia juga sangat bisa menahan diri dengan baik".
"Menahan diri dalam hal apa mami?". tanya Bimo lebih lanjut.
"Mungkin tuan muda tidak tau, tapi seperti di dunia luar para magang di manapun akan mendapat bully dari para seniornya dan itu tidak terkecuali Gonzales". Susan menuturkan.
Kedua mata Bimo langsung tajam dengan sendirinya.
"Tuan muda tenang dulu, ini sudah terjadi di berbagai tempat". Susan sudah tau karakter tuan mudanya jadi dia sudah bisa menebak saat melihat kedua mata Bimo.
Bimo berlahan menjadi tenang, "Maksud mami Gonzales bisa menahan di bully?".
"Iya tuan muda, saat saya lihat CV anak itu ada hal yang mengejutkan". Ucap susan pelan.
"Apa yang mengejutkan Mami?". Bimo semakin penasaran mendengar mami Susan berbisik.
"Itu tentang masa lalu Gonzales, dia pernah berada di militer selama 3 tahun dan di CV nya juga tertulis dia menguasai 4 bela diri dan semuanya dalam tingkat mahir, saat saya cek itu semua memang benar yang lebih mengejutkan lagi adalah alasan dipecatnya Gonzales..
"Alasannya apa mami?". Bimo sudah tidak bisa tenang, pelayan yang dipilihnya secara ngawur ternyata punya masa lalu yang begitu keren.
"Rahasia tuan muda". Jawab Susan.
"Mami ini gak seru ah, sejak kapan mami suka main rahasia sama Bimo?". Auto cemberut muka Bimo.
"Maaf tuan muda maksud saya itu, alasan Gonzales di pecat dari militer itu rahasia dan pihak militer tidak mau mengatakannya". Susan segera menjelaskan takut tuan mudanya salah paham.
Bimo semakin terkejut mendengar itu, jika itu rahasia pasti Gonzales melakukan hal yang besar dan dipecat secara tidak hormat.
Apa mungkin itu anak ludahi muka atasannya?
Atau jangan-jangan dengan berani goda istri atasannya?
Segala macam pemikiran muncul di benak Bimo.
Permintaan pertama yang mencengangkan bagi orang yang sudah tegang duluan..
ha...ha...