pernikahan yang harus di rahasiakan karena umur mereka yang belum cukup, dan masih duduk di bangku pelajar, harus menikah karena kesalah pahaman.
Bagai mana kelanjutannya yukkk... baca biar ngak penasaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Kini Aisyah sedang berada di kantin sekolah bersama teman temannya, Novi dan Rara, tak lupa juga ada sang suami dinginnya itu bersama teman temannya juga, Ganen dan Tio si play boy cap biawak.
"Wahhhh.... Anak pungut yang mesum...
sudah bisa makan di kantin sekarang ya, ucap Rika adik angkat Aisyah, datang bersama gank julidnya.
"Banyak duit ya sekarang, bisa makan di kantin, apa loe abis jual diri dulu baru bisa makan di kantin, secara selama ini loe ngak ada duit, biasa juga makan, makanan sisa aja tuh?!" ucap Rika dengan mulut lemes nya.
"iiiiuuuuwwww... jorok dong makan makanan sisa, pantes kurus, ternyata kurang gizi, walau sudah pake baju baru tetap aja jelek, karena badan tinggal tulang!!" ucap Eva teman Rika, yang memang sirik melihat Aisyah, karena Aisyah lebih cantik dari dia, jadi dia merasa tersaingi, apa lagi orang yang dia suka, sering membicarakan Aisyah dan memuji kecantikan Aisyah walaupun Aisyah memakai pakaian lusuh sekalipun dia tetap cantik. dan Aisyah tetap menarik buat laki laki yang melihat Aisyah di tambah lagi Aisyah termasuk murid berotak cerdas, sering mengikuti perlombaan di sekolah.
Rido meradang mendengar orang menjelek jelekkan sang istri, lansung saja Rido naik pitam.
"Jaga ucapan loe Rika, sebelum kartu loe gue bongkar di sekolah ini, apa loe mau malu dan di D.O dari sekolah?!" teriak Rido.
"Kartu apa gue ngak pernah berbuat salah tuh?!" ucap Rika santai.
"Loe yakin!!" ucap Rido mendekat ke arah Rika.
"Yakin lah...!!" ucap Rika percaya diri.
"Rido membisikan sesuatu di telingan Rika dan merogoh hpnya dan memperlihatkan sesuatu dari sana, dan itu berhasil membuat Rika kicep, wajahnya lansung pucat pasi, dan tubuhnya lansung gemetaran
"Sekali lagi loe membuat masalah sama Aisyah, gue ngak segan segan membongkar kelakuan loe, sekarang pergi loe, jangan pernah ganggu Aisyah lagi!!' usir Rido dan berjalan dan duduk di samping Aisyah.
Semua teman temannya bingung dengan Rido yang bisa membuat Rika diam seribu bahasa dan gemetaran.
"Loe ngomong apa sama dia?!" tanya Ganen penasaran.
"Ngak Ada?!" Ucap Rido santai, sebelumnya Rido sudah mencari tau kartu AS orang orang yang menjahati Aisyah, dan akan mengancam mereka menggunakan kartu ASnya, agar tak bisa mengganggu sang istri lagi, Rido benar benar sudah mempersiapkan semua itu dengan matang.
"mau mesan apa sayang?!" ucap Rido tanpa malu menyebut Aisyah dengan kata sayang di dapan semua orang, karena dia ingin semua orang tau klau Aisyah adalah miliknya, dan jangan pernah di ganggu.
"Ciee.... ada yanh tidak kita ketahui nih....!!" ucap Tio yang penasaran, dan di anggukin oleh yang lain.
"Gue sama Aisyah sudah jadian, iya kan Sayang?!" ucap Rido santai dan meminta kebenaran kepada sang istri.
Aisyah yang si panggil sayang dua kali oleh Rido tersebut mukanya lansung bersemu merah, dan menganggukkan kepala tanda mengiyakan ucap Rido.
"Cieee.... Yang sudah ada pawang... jangan lupa pj (pajak jadian kata gaul anak jaman sekarang) nih.
"Iya tenang aja, kalian pesan sepuas kalian nanti gue yang bayar, itu itung syukuran?!" ucap Rido santai, memang benar syukuran setelah mereka menikah.
"Waaahhh... serius nih, kita boleh pesan sesuka kita?!" ucap Rara, dan di anggukin oleh Rido.
"Ntar dulu, ntar dulu" sela Tio " masa PJ nya di kantin sekolah sih, ngak seru tau, kalian ngak mau makan di cafe apa di restoran gitu?!" kompor Tio.
"Ahh... benar, kita makan di Cafe xx aja, kebetulan Cafenya baru buka, kita makan di sana aja?!" seru Novi.
"Baik lah..." ucap Rido.
"Yesss..." ucap mereka serempak.
"Pulang sekolah kita kesana ok!!' ucap Ganen.
"Ok bossku!!" teriak teman temanya kecuali Aisyah, dan di rido hanya terkekeh melihat tingkah teman temannya.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan vote ya.... karena itu membuat mak tetap semangat untuk menulis dan menghalu, hehehe...