Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan siang bersama
Siang itu Dira pergi ke kantor suaminya bersama dengan ibu mertuanya. Kedua wanita beda usia itu sama-sama ingin mengantarkan makan siang untuk suami masing-masing.
Dira sudah berdandan rapi dan terlihat cantik dengan tampilan mini dress dengan panjang di atas lutut terlihat cantik di tubuh Dira yang mungil. Mini dress tersebut membuat kaki Dira terlihat panjang dan badan terlihat lebih tinggi. Davina bahkan memuji penampilan menantunya tersebut.
"Good sayang, kamu memang tidak pernah salah dalam fashion. Ayo kita berangkat."
Keduanya kini sudah sampai di perusahaan Nugroho grup. Mertua dan menantu tersebut berjalan memasuki perusahan, semua mata tertuju pada kedua wanita cantik berbeda usia tersebut. Bahkan banyak karyawan yang memuji kecantikan Dira yang kini menjadi istri dari orang penting nomor dua dalam perusahan mereka. Arya adalah presiden direktur Nugroho grup jabatan tertinggi kedua setelah Hendra Nugroho sebagai CEO dalam perusahan itu.
"Istrinya pak Arya cantik sekali, aku lebih setuju pak Arya dengan ibu Dira dari pada Tari mantan kekasihnya pak Arya." Ucap seorang karyawan.
"Jelas beda level dong, ibu Dira itu memang terlahir kaya dari lahir sudah pasti sudah terbiasa dan bisa menyesuaikan dengan pak Arya, beda dengan Tari gadis kelas menengah yang tiba-tiba di pacari orang sekelas pak Arya. Kamu tidak ingat bagaimana sombongnya Tari ketika menjadi pacar pak Arya, mana penampilannya menor lagi beda sama Bu Dira yang terlihat cantik, imut dan elegan. Kalau Tari mah penampilannya kayak cewek simpanan om-om. Sok seksi dan selalu berpakaian terbuka!" Seru karyawan lain.
Davina dan Dira sudah berpisah, mertua Dira sudah pergi menuju ruangan papa mertuanya sedangkan Dira kini sudah berada di depan ruangan Suaminya. Sebelum meninggalkan menantunya tak lupa Davina memberi semangat kepada menantunya itu.
Dira melangkahkan kakinya kedalam ruangan suaminya setelah seorang wanita yang berprofesi sebagai sekretaris suaminya membukakan pintu untuk dirinya.
"Silahkan masuk Bu, pak Arya ada di dalam." Ucap wanita itu dengan sopan.
Dira tersenyum dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sekretaris suaminya itu.
"Siang kak" Sapa Dira setelah berada di hadapan suami dan seorang laki-laki yang tidak ia kenal.
"Wah, ternyata istri kamu cantik juga bro. Kalau begini ceritanya kamu mah untung batal nikah dengan Tari. Istri kamu lebih cantik, imut, elegan dan natural beda dengan kekasihmu itu. Kamu yakin gak bakal jatuh hati ? Kalau kamu nolak aku siap menggantikanmu bro." Goda Dani berbisik agar Dira tidak mendengar ucapannya.
"Apaan sih, dasar Casanova. semua cewek selalu cantik di mata kamu." Ucap Arya.
"Biar gue pecinta wanita seperti ini, tapi gue tahu bro mana yang buat dijadikan mainan dan mana yang dijadikan istri. Kalau ini mah, cocok jadi istri. Lihat saja penampilannya polos begitu." Ucap Dani masih berbisik.
"Kamu jangan tertipu dengan tampilan seseorang, zaman sekarang banyak orang yang tertipu dengan penampilan seseorang." Ucap Arya yang mulai geram dengan tingkah sepupunya.
"Ehm.... kak Arya lagi ada tamu ya? maaf kak aku ganggu ya. Dira cuma mau nganterin makan siang untuk kak Arya." Ucap Dira merasa tidak enak.
"Kamu tidak ganggu kok, kenalkan saya sepupunya Arya. Nama saya Dani, selamat atas pernikahan kalian. Maaf tidak bisa hadir saat acara pernikahan kalian." Ucap Dani menjabat tangan istri sepupunya.
"Dira, Terima kasih kak Dani atas ucapannya. Maaf tadi aku tidak tahu kalau kakak adalah sepupunya Kak Arya." Ucap Dira.
Arya yang jengah dengan tingkah sepupunya itu, langsung menyuruh Dani untuk meninggalkan ruangannya, sehingga mendapatkan godaan dari Dani.
"Cieh.... pengantin baru yang maunya berduaan terus. Jadi pengen punya istri nih biar ada yang merhatiin dan bawa bekal ke kantor." Goda Dani yang membuat Dira tersipu.
"Keluar gak Lo, gue timpuk Lo ya. Dari tadi kerjanya godain orang terus." Ancam Arya.
Setelah Dani meninggalkan sepasang suami istri tersebut hanya keheningan yang ada dalam ruangan itu. Arya memijat kepalanya sembari menghela napasnya, niat hati ingin mengurangi intensitas bertemu dengan istrinya berakhir sia-sia karena sang istri menyambanginya ke kantor.
"Mau apa kamu kemari?" Tanya Arya dengan ketus.
"Dira ingin mengantar makan siang dan makan siang bersama dengan kakak." Ucap Dira yang kini duduk di sofa yang sama dengan Arya.
Dira membuka dan menyajikan bekal yang ia bawa,kemudian mengajak suaminya untuk makan siang bersama.
"Kak ayo di makan, kenapa ngeliatin Dira terus. Dira tahu Dira itu cantik, Awas nanti kakak jatuh cinta." Canda Dira.
"Ciihh.... Jangan mimpi de Lo, gak mungkin gue jatuh cinta sama cewek manja kayak kamu. Kamu yakin makanan ini aman untuk di makan, apa cewek manja seperti kamu bisa masak?" Ucap Arya meremehkan istrinya.
"Dira memang belum bisa masak kak. Tapi kakak gak usah khawatir Dira masaknya sama mama kok, jadi di jamin aman. Kak Arya gak akan sakit perut atau keracunan." Jawab Dira jujur.
"Dari awal gue udah gak percaya kamu bisa menyiapkan semua ini. Ternyata di bantuin mama, dasar cewek manja gak bisa apa-apa." Ejek Arya.
"Ya namanya juga masih belajar kak, suatu hari nanti Dira pasti bisa masak kok. Dira akan jadi istri yang kakak inginkan." Ucap Dira dengan ceria menutupi rasa sakit ucapan suaminya.
Arya yang tidak ingin berdebat lagi langsung melahap makanan yang di bawa Dira, laki-laki itu tidak ingin memperpanjang pembicaraan mereka agar Dira cepat keluar dari ruangannya.
Terbukti setelah Dira selesai membereskan kotak makan mereka, dengan tidak berperasaan Arya menyuruh Dira untuk pergi.
"Mau apa lagi kamu disini, sana pergi gue banyak kerjaan. Kamu gak guna juga disini jadi jangan membuang waktu gue." Usir Arya.
"Kak Arya jahat bangat sih, baru juga selesai makan sudah di suruh pergi. Lagian Dira lagi nungguin mama. Tadi mama nyuruh pulang barang. Lagian Dira gak ganggu kok, kakak lanjut kerja saja." Ucap Dira tetap tersenyum.
"Terserah" Arya segera meninggalkan Dira dalam ruangannya setelah mengambil tas kerjanya.
"Kak Arya mau kemana?" Tanya Dira bingung.
"Gue mau meeting di luar, jadi kalau kamu masih mau nunggu mama, silahkan. Gue gak peduli." Ucap Arya meninggalkan Dira.
Dira menghapus air matanya melihat kepergian suaminya, sejujurnya Dira sangat terluka dengan penolakan suaminya. Tapi Dira berusaha kuat demi menggapai hati sang pujaan hati.
Akhirnya gadis itu memutuskan menunggu mertuanya di ruangan suaminya. Bahkan Dira sampai tertidur di sofa akibat menunggu terlalu lama.
Tak lama pintu ruangan Arya terbuka dan seseorang yang masuk terkejut melihat Dira yang tidur di sofa.