NovelToon NovelToon
KARMA Pemilik Ajian Jaran Goyang

KARMA Pemilik Ajian Jaran Goyang

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Dendam Kesumat / Bullying dan Balas Dendam / Ilmu Kanuragan
Popularitas:99k
Nilai: 4.8
Nama Author: Siti H

SUN MATEK AJIKU SI JARAN GOYANG, TAK GOYANG ING TENGAH LATAR. UPET-UPETKU LAWE BENANG, PET SABETAKE GUNUNG GUGUR, PET SABETAKE LEMAH BANGKA, PET SABETAKE OMBAK GEDE SIREP, PET SABETAKE ATINE SI Wati BIN Sarno.... terdengar suara mantra dengan sangat sayup didalam sebuah rumah gubuk dikeheningan sebuah malam.

Adjie, seorang pemuda berusia 37 tahun yang terus melajang karena tidak menemukan satu wanita pun yang mau ia ajak menikah karena kemiskinannya merasa paling sial hidup di muka bumi.

Bahkan kerap kali ia mendapat bullyan dari teman sebaya bahkan para paruh baya karena ke jombloannya.

Dibalik itu semua, dalam diam ia menyimpan dendam pada setiap orang yang sudah merendahkannya dan akan membalaskannya pada suatu saat nanti.

Hingga suatu saat nasibnya berubah karena bertemu dengan seseorang yang memurunkan ajian Jaran Goyang dan membuat wanita mana saja yang ia kehendaki bertekuk lutut dan mengejarnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Adjie yang berpetualang dengan banyak wanita...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Masuk

Adjie sudah pergi pagi-pagi sekali. Ia mengendarai motor menuju sebuah toko elektronik. Ia ingin membeli ponsel baru dan sesuatu yanh lain.

Setelah menemukan toko ponsel, Ia membeli dengan setengah uang pemberian dari Rina dan sisa kemarin.

Setelah mendapatkan benda pipih itu, ia pergi ke toko lainnya, lalu membeli sesuatu, kemudian bergegas pulang untuk menuju rumah Rina.

Ia bekerja sesuai dengan permintaan sang wanita, dan ternyata Rina tidak kecewa dengan hasil kerja Adjie yang terbilang cukup bagus.

"Dik, saya sudah beli ponsel baru. Saya minta nomor kamu ya," ucap Adjie memperlihatkan benda pipih yang baru saja dibelinya. Harganya tidak terlalu mahal, hanya diatas satu jutaan saja dan Ramnya juga kecil. Bagi Adjie bisa untuk WA saja sudah cukup.

"Jadi Akang beli Android baru?" tanya Rina dengan mata berbinar.

"Iya dong! Biar bisa sering menghubunginmu," balas Adjie dengan nad yang begitu lembut dan membuat Rina terpedaya.

"Akang bisa saja. Sini aku masukin nomorku, simpan dengan nama apa, Kang?" tanya Rina dengan manja.

"Emmm," Adjie tampak berfikir. "Rano saja," ucapnya.

Seketika Rina membeliakkan matanya. "Kok gitu?" ia sangat marah.

"Aduh, Sayang. Kalau nama cewek ntar istri akang ngambek," ucapnya dengan manis dan berharap membuat wanita itu mengerti.

Seketika Rina meluluh. "Ya sudah. Kalau begitu nama Akang aku buat Ana," ucapnya dengan sumringah. Setidaknya ia juga antisipasi agar suaminya tidak curiga.

"Nah, gitu dong," jawab Adjie dengan senang.

Rina tersenyum sumringah, lalu mendekap pria tersebut.

"Aku kangen banyak sama Akang." ucapnya dengan bergelayut manja.

"Apa gak capek tadi malam? Sampai tiga ronde loh?" Adjie mengingatkan.

Rina menggelengkan kepalanya. "Masih mau," rengeknya.

"Ya udah, ayo. Sekali saja ya. Nanti bangunannya gak selesai-selesai, dan suami kamu curiga kan gawat," balas Adjie.

Wanita itu menganggukkan kepalanya. Sungguh ia tak dapat mengendalikan hatinya.

Adjie menariknya keatas meja, dan mulai menyingkap pakaian Rina untuk mencumbunya.

Ditempat lain. Wati membuka pintu rumah bagian depan karena mendengar seseorang memanggil namanya. Ia dikejutkan dengan adanya sebuah kardus berukuran sangat besar. Ia melihat jika disana terdapat gambar mesin cuci dan sebuah setrika serta sebuah tulisan. "Buat istriku Wati, laundry dirumah saja, ya. Jangan keluar rumah. Dari suamimu Adjie"

Seketika Wati tersenyum sumringah. Ia merasa tersipu malu dengan sikap Adjie yang sangat pengertian padanya.

"Ini suami saya beli, Mas?" tanya Wati pada dua orang pria yang mengantarkan barang tersebut menggunakan mobil pick up.

"Iya, Mbak. Kami letak dimana?" tanya karyawan toko itu.

"Oh, langsung ke kamar mandi saja, Kang," Wati memberi jalan pada kedua karyawan toko itu dan ia menunjukkan tempatnya.

Setelah selesai, keduanya berpamitan dan tinggalah Wati yang menatap mesin cuci itu dengan senyum sumringah.

Wati berfikir akan menemui tiga orang tetangganya yang pernah ia kerjakan laundrynya, agar ia membawa pakaian mereka ke rumah saja.

Setelah mencapai kesepakatan, akhirnya ia memiliki tiga pelanggan baru yang akan membuat ia bersemangat untuk memulai usahanya.

Ditempat lain, Adjie masih menggarap Rina dengan nafasnya yang tersengal. "Kamu kenapa bisa seenak ini sih, Sayang?" tanya Adjie dengan rasa penasarannya saat berhasil membuat sang wanita melambung tinggi dan ia mencapai puncak surgawinya.

"Aku pakai ramuan sari rapet manjakani, kang" jawab Rina, sembari mengenakan pakaiannya. Ia seolah merasa ingin selalu bersama dengan pria itu dan pastinya ia tahu jika Adjie memiliki terong yang lebih besar dari suaminya.

Kalau Adjie memiliki terong Ungu, sedangkan suaminya terong telunjuk. Mungkin begitulah penggambarannya.

"Oh, begitu ya? Pantas saja punya istri saya tidak enak, ternyata ada ramuannya toh." jawab Adjie yang menarik resletingnya dan membenahi celananya.

Rina tersenyum sumringah. Ia merasa dipuja, dan artinya ia memnangkan hati Adjie. "Jadi ketagihan ya sama Rina?" godanya.

"Tentu dong, kamu emang paling enak." Adjie mencubit dagu wanita itu dengan manja. "Sudah dulu ya, akang mau selesaikan pekerjaannya," ucapnya, lalu menuju peralatan kerja dan memulai pengerjaannya.

Rina tersenyum manja. Ia memandangi tubuh Adjie yang bertelan-jang dada memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang menyembul. "Ah, kamu emang begitu menawan," gumamnya lirih, lalu beranjak pergi untuk ke dapur dan memasak.

*****

Darmi tersadar. Ia menatap orang-orang yang mengelilinginya dan ia berusaha bangkit untuk duduk.

"Kenapa saya disini, Kang?" tanyanya bingung.

"Kamu terkena hujan. Jadi demam. Ya sudah, kita bisa pulang ke rumah. Kamu gak kangen sama Dedek?" tanya Toni pada istrinya.

Wanita itu mengerutkan keningnya. "Dedek? Kemana Dedek, Kang?" tanyanya dengan celingukan mencari puteranya.

"Dirumah, sama si mbok." Toni menggenggam jemari tangan sang istri.

"Oh, sama si Mbok, toh." jawabnya, sembari memandangi satu persatu orang yang sedang berada diruangan tersebut. "Kenapa ada Mbah Kasim juga?" tanyanya dengan rasa penasaran.

"Ya, saya kebetulan lewat, dan dapat kabar kamu sakit, jadi sekalian jenguk," jawab pria sepuh itu dengan tenang. Mereka sepakat tidak ingin mengungkit masalah yang terjadi sebelumnya.

Saat bersamaan. Seorang perawat datang untuk memeriksa kondisi Darmi. Setelah dinyatakan baik-baik saja dan semua kondisi sudah normal, maka ia diijinkan pulang. Toni berjanji tidak akan membully Adjie lagi ataupun siapa saja karean takut akan kejadian yang mengerikan seperti ini.

Beruntungnya Darmi tidak sempat dinodai Adjie karena pria itu keburu pergi disebabkan diusir dari desa karena kasus yang sama.

Semua itu mungkin Rabb-Nya masih sayang pada dirinya karena ia termasuk seorang wanita yang taat pada suami dan Pencipta-Nya.

Perlindungan Allah lebih dekat jika kita selalu mengingatnya. Maka jangan lupa untuk berdoa dan selau berdzikir jika merasakan sesuatu yang berbeda dan tidak logika.

"Ayo kita pulang, Dar," ajak Toni pada sang istri.

Darmi menganggukkan kepalanya. "Ayo, Kang. Saya kangen sama Dedek," jawabnya, lalu beranjak dari ranjang.

"Mbah Kasim, terimakasih, ya," ucap Toni, lalu menyelipkan selembar uang lima puluh ribu sebagai penajam obatnya.

"Sama-sama. Jadikan semua yang terjadi sebagai pembelajaran diri," pesan pria sepuh itu.

Toni menganggukkan kepalanya. Lalu berpamitan pada Ram dan Jono serta Sofyan yang sudah membantunya dengan suka rela.

Kejadian yang telah menimpa Darmi, semoga menjadi yang terakhir didesanya, dan jangan sampai Adjie menyebarkan ajiannya dengan salah kaprah dan kemaruk akan wanita.

Setibanya dirumah, seorang bocah kecil berusia tiga tahun berlari mengejar Darmi yang baru saja turun dari motor.

"Ibu...," pekiknya penuh kerinduan. Begitulah anak-anak. Meskipun berulang kali kita memarahinya, tetapi mereka begitu cepat melupakannya dan tetap saja menganggap kita sebagai orang yang selalu dirindukannya dan diharapkan kehadirannya.

1
Yulay Yuli
kapok ga tuh si Ajie😂
Yulay Yuli
iya bener thour, kan org jaman dulu kl nyiram depan rmh pake air got. biar jauh dari teluh
Chuu
terimakasih sarannya
Chuu
mirip kisah nyata
Arieee
hih serem 🫣🫣🫣🫣👍👍👍👍👍👍👍👍
Hana Nisa Nisa
seremmmmm
Hana Nisa Nisa
serem
Ia Asiah
berarti bnr xa author ada mantra ajian jaran gocang sprti xg di skip di atas azian nxa...waahh kren author
Hana Nisa Nisa
nyimak
V3
knp Tamat nya menggantung bgni yaa , kak ❓🤔
pindah judul nya dg bab cerita yg nanggung dan gantung
V3
kira-kira nti anu nya Adjie yg td habis di anuin sama setan nya istri kang bakso jd belatungan jg gak yaa ❓❓
HartOhar
👍
bagas muhammad
beli apa pun atas nama istri nya.
bagas muhammad
jelek thor
bagas muhammad
masih kalah sama gasiang tangkurak.
bagas muhammad
👍👍👍👍👍
⚔️Đɇ₩₳ ₳₴₥₳ɽ₳🏹🪈
ini yang paling menakutkan, pelet
⚔️Đɇ₩₳ ₳₴₥₳ɽ₳🏹🪈
itu mulut perempuan,
⚔️Đɇ₩₳ ₳₴₥₳ɽ₳🏹🪈
rupanya Adjie mejig kurang bagus
yamink oi
uwalah kang ajie kang ajie
Ai Emy Ningrum: oohh 🤭
yamink oi: sukurin....
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!