Clarissa gadis gendut yang baik hati dan berkeluarga konglomerat. Nasib nya malang harus menikah dengan Kendrick Emilio Raymond karna terpaksa sebab kesalah pahaman. Mereka sama-sama dari keluarga kaya dan terpandang. Setelah pernikahan itu Kendrick bersikap dingin dan cuek, tak menganggap Clarissa sama sekali.
Bagaimana cerita mereka selanjutnya? Apakah Clarissa bisa bertahan atau akan menyerah?
Cus langsung meluncur ke cerita mereka yuk🤭 Jangan lupa LIKE, VOTE, BERI RATING TERBAIK, SHARE, AND KOMENAN Kalian author tunggu 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IMEILDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10 #Salah Paham
Eveline sedang menunggu Clarissa menjemput. Mereka akan pergi ke rumah Clarissa karna Eveline ingin melihat bajunya yang sudah jadi di rancang.
Tak lama mobil Clarissa datang, Eveline segera naik dan duduk disebelah Clari. Dengan kedatangan Eveline mulailah Lavina berceloteh panjang lebar. Eveline dan Lavina sudah akrab. Tingkah lucu Lavi dangat disukai Veline.
Jadi suasana tidak akan hambar kalau ada Lavi dan sebaliknya kalau tidak ada Lavi jadi terlihat sepi.
Lavina sudah menyelesaikan kuliahnya. Sejak sebelum Ken menikah dengan Clarissa. Kini ia menekuni dunia permodelan bersama Eveline. Lavi berkuliah mengambil jurusan kecantikan. Dia pintar sekali kalau sudah membahas tentang make up dan sebagainya.
Perjalanan terua berlanjut sampai akhirnya tiba didepan rumah Clarissa. Mobil mereka memasuki halaman. Dua bodyguart membukakan pintu sebelah kanan dan kiri.
Memasuki rumah mereja disambut oleh Cantika. Clarissa memeluk ibunya dengan erat karna sangat rindunya. Clarissa langsung menuju ruang privat room nya yang ada di lantai bawah. Tempat yang biasanya dia gunakan untuk merancang segala macam gaun dan pakaian lainnya.
Setelah mamasuki ruangannya Lavina langsung melonjak kagum dengan gaun-gaun dan busana lain yang dirancang oleh Clarissa. Ia melihat semuanya penuh kekaguman. Kalau Eveline sudah tidak kaget lagi karna dia sudah tau dari dulu bahkan sebelum dia terkenal luas.
Clarisaa langsung menunjukkan dress dan gaun yang dipesan oleh Eveline. Lavina sangat suka dengan desain milik kakak iparnya. Bahkan ada juga gaun yang disukai Lavina didalam ruangan tersebut. Namun sayangnya itu adalah pesanan orang.
Eveline langsung mencoba gaun tersebut. Ukurannya pas dan tidak ada yang kurang sedikit pun. Semuanya cocok dengan selera Eveline. Gaun berwarna merah muda dengan kristal disetiap rentetan yang tersebar. Sungguh indah dan menarik perhatian, tentunya juga dengan harga mahal.
Gaun itu khusus dirancang oleh Clarissa untuk sahabatnya. Clari juga tak menarik harga karna itu sebagai hadiah untuk Eveline. Gaun tersebut akan dipakai dihari ulang tahun Eveline nanti yang akan diadakan beberapa hari lagi.
Lavina memegang dress cantik yang dipajang oleh Clari dilemari kaca. Ia sangat suka dresa tersebut namun takut suda menjadi milik orang.
"Kenapa Vin kamu suka dengan dress itu? Kalau suka ambil saja, itu baru selesai dan baru ada dua dibutik mama dan itu yang ada dilemari." Clari tau kalau sejak tau adik iparnya sangat suka namun sudah ada pemiliknya. Dan kebetulan dress tersebut baru dikeluarkan hanya ada dua saja.
"Waah beneran kak boleh nih?" tanya Lavi lagi dengan mata berbinar.
"Boleh dong atau kamu mau kakak buatkan sendiri dengan seleramu nanti kakak tunjukkan yang baru" tawar Clarissa dan langsung di iyakan oleh Lavi.
"Mau kak......mau banget malah nanti akan aku pakai saat ulang tahun kak Eveline" kata Lavi.
"Oke nanti akan kakak desain kan di rumah" jawab Clarissa.
"Siapa yang ingin mengundangmu Vi, perasaan aku enggak memberikan undangan padamu" celetus Eveline membelakangi Lavina sambil tertawa kecil karna dia sedang menggoda Lavi.
"Yaaa....Kak Eveline mah gak asyik deh masak kak Clarissa diundang aku enggak......ya udah lah kak, dress nya gak jadi deh" memasang wajah cemberut dan sedih.
Eveline langsung merangkul Lavina dari belakang sambil tertawa lepas. "Kau ini gampang sekali dibohongi, mana ada aku gak mengundangmu Lavina......kalau gak ada kau mana seru, nanti tukang ngomelnya gak ada" ucap Veline yang langsung membuat Lavina berbinar senang.
"Tuh kan memang aku itu pambawa keceriaan....kalau aku gak ada pasti sepi yakan..." ujar Lavina percaya diri.
Eveline mencubit pipu Lavina karnaerasa gemas. "Iya deh iya.....duh Clari adik iparmu ini lucu sekali beruntung kau bertemu dengannya" ucap Eveline.
"Iya kalau gak dia serasa sepi dirumah" sahut Clarissa sambil menata kertas-kertas yang berserakan.
🌺🌺🌺
Faero baru turun dari mobil lalu memasuki rumah di ikuti Theo dibelakang. Faero belum mengetahui kalau Clarissa datang ke rumah.
Saat ingin naik ke atas, ia melihat Clarissa keluar ruangannya bersama Eveline dan Lavina. Tiba-tiba saja hati Faero berdebar saat melihat Eveline.
Apalagi saat Eveline semakin dekat dengannya. Ia jadi salah tingkah sendiri melihat kecantikan Eveline. Begitu juga dengan Eveline yang terlihat menunduk.
Melihat itu Clarissa sudah paham dan meledek kakaknya. "Eh Kak Faero sudah pulang ya......" ucap Clarissa sambil menyenggol bahu Veline.
"Iya kakak mau ke atas dulu" jawabnya sambil melangkah.
Clarissa segera menarik tangan Faero agar tidak buru-buru ke atas. "Eits tunggu dulu, nih temenin Eveline kak, aku mau ke atas ada sesuatu yang harus aku ambil"
"Loh Clari, aku mau ikut juga ke atas buat bantuin kamu" tolak Veline karna grogi kalau harus dekat dengan Faero.
"Ahh kamu tunggu saja biar aku sama Lavina saja, kan sudah lama Eveline sedang menunggu Clarissa menjemput. Mereka akan pergi ke rumah Clarissa karna Eveline ingin melihat bajunya yang sudah jadi rancang.
Tak lama mobil gak berbincang sama kak Faero" kilah Clari sambil mengedipkan matanya memberi kode pada Lavina.
Seketika itu Lavina paham dengan maksud Clari. Ia pun menyetujui dan mereka berdua berlari ke atas meninggalkan Eveline sendiri bersama Faero.
Faero menyuruh Theo agar menaruh tas nya di ruang pribadinya. Ia pun mengajak Eveline ke taman belakang.
Keduanya sama-sama kikuk. Terlebih Faero yang kaku kayak es. Dia tak pernah sedikit pun luluh dengan rayuan perempuan diluar sana. Secantik apapun perempuan itu, hatinya tak pernah tergoda tapi jika sudah berhadapan dengan Eveline jantungnya akan berdebar tanpa bisa ditebak.
Ia baru menyadari bahwa hatinya terdapat ketertarikan pada Eveline. Saat kepergian Eveline ke London disitulah ia merasa sepi dan selalu merindukan sosok Eveline.
Sikap Eveline buat Faero tidak seperti wanita pada umumnya. Ia selalu membawa hal positif dan tingkah lucu serta sikap ketus Eveline membuat ketertarikan tersendiri bagi Faero. Kini mereka sama-sama diam tanpa pembicaraan. Sampai akhirnya Faero memecahkan keheningan diantara mereka.
"Kamu..." tanpa sadar ucapan mereka sama serta bebarengan.
"Duluan saja...." lagi-lagi mereka mengucapkan hal yang sama. Sehingga membuat mereka salah tingkah.
"Kamu duluan deh mau bicara apa?" tanya Faero.
"Gak usah kamu saja"
"Oke......gimana waktu di London apakah sukses?" tanya Faero.
"Alhamdulillah sukses.......pengen kembali kesana tapi aku masih rindu dengan indonesia apalagi sama orang-orang yang aku sayang disini" jawab Eveline.
Faero ingin menanyakan isi hati Eveline kepadanya namun ragu. Faero memang terbilang kakau jadi untuk mengutarakan isi hati saja susah. Tapi ia juga takut nanti Eveline keburu menjadi milik orang lain.
"Vel..." panggil Faero.
"Iya!!"
"Apakah sudah ada orang yang mengisi hatimu?"
Deg.
Hati Eveline berdebar kencang saat dipertanyakan hal itu oleh Faero. Ia tetap bersikap biasa saja walau pun hatinya deg degan.
"Ada...!!" jawab Eveline singkat yang berhasil membuat Faero menunduk suram.
Ia jadi menyesal mempertanyakan hal itu pada Eveline.
"Dia itu tampan, gagah, tegas, dan galak banget tapi aslinya baik. Dia selalu bisa membuatku senang dengan omelannya. Sifatnya yang cuek membuatku hatiku menyukainya" jelas Veline.
Hati Faero seperti tersayat mendengar penuturan Eveline. Ia tak sanggup lagi harus mendengarkan setiap kelebihan yang diutarakan olehnya. Ia menjadi kecewa dan putus asa. Faero pun bediri dari duduk lalu berjalan pergi meninggalkan Eveline. Ia beranggapan bahwa Veline sudah mempunyai kekasih.
Eveline jadi bingung dan meraba lagi ucapannya takut ada yang menyinggung hati Faero. Namun tak ditemukannya.
Ia juga ikut pergi dari sana untuk menemui Clarissa dan Lavina.
Sementara Faero berjalan menuju kamarnya dengan wajah kekecewaan dan sakit hati. Padahal tadi dia sudah mau mengutarakan isi hatinya tapi tidak jadi. Lebih baik ia memendam rasa cintanya pada Eveline. Dibanding dirinya pasti Eveline bisa mendapat lelaki lebih baik darinya. Dan dari situ Faero berusaha menjaga jarak dari Eveline.
KLO BISA BUAT JUGA TUH KISAH NYA CHERA SPUPU CLARISSA