Terlihat seorang gadis yg tengah berlari demi menghindari dari orang yg terus mengejarnya. Dengan sisa tenaganya yg ia punya. Dia syeril agatha dewantara
"Agrrrh sial"
"Berhenti kau disana" teriak salah satu orang yg mengejar gadis itu.
"Cik bodoh"
Dorr
Dorr
Dorr
Tetap saran dengan tiga tembak yg langsung mengenai jantung sang lawan. Menang ya itulah yg sekarang gadis itu alami, karena lawan nya sudah tumbang dia pun bergegas untuk kearah mobil dan pulang ke rumahnya.
Setelah sampai didalam mobilnya ia langsung menjalankan mobilnya itu dan pergi dari tempat kejadian.
Dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yg sepi nan gelap itu. Dengan pakaian kotor banyak sekali bercak darah di pakaian nya itu, tapi ia tak peduli dengan itu yg terpenting adalah ia sampai di rumahnya dengan selamat.
Dari arah depan ada sebuah truk yg berlawanan arah dan terlihat bahwa truk itu yg mulai menghampiri mobil yg syeril kendarai. Melihat itu syeril pun dengan terp
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Typo bertebaran><
Back to Lily.
Lonceng pulang sudah berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang sama halnya dengan Lily dkk dan Alvaro dkk tak lupa dengan si ppb kita, Devi. Mereka saat ini berada diparkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.
"Lily!" panggil seseorang. Orang yg dipanggil pun menengok kebelakang melihat siapa yg sudah memanggilnya dan ternyata itu Alvaro.
"Ada apa?" tanya Lily.
"Kau pulang bersama ku" ajak Alvaro.
"Tidak, aku bawa kendaraan sendiri" tolak Lily halus.
"Hm, begitu. Tapi kau hari ini sibuk?" tanya Alvaro lagi.
"Iya" jawab Lily.
"Sibuk, padahal aku ingin mengajak mu untuk pergi keluar" tutur Alvaro dengan nada sedih.
"Aku tidak bisa" ucap Lily yg kemudian berjalan kearah mobilnya. Namun sebelum sampai ke mobil............
Bruk!!
"Aww" rintih seseorang.
"Devi!!" teriak Devan.
"Hiks kenapa kamu dorong hiks aku, Ly?" tanya Devi disela tangisnya sedangkan Lily hanya memutar bola matanya malas.
"Lo, bisa gak sih sehari aja gak usah bully Devi?" Tanya Devan marah sambil membantu Devi untuk berdiri.
"Cik, buang-buang waktu ku saja" ucap Lily dingin lalu masuk kedalam mobil dan menyalakannya dan setelah itu pergi dari kawasan sekolah meninggal orang-orang yg terdiam melihat mobil Lily yg sudah pergi menjauh.
"Jalan masih luas" ucap Rea dingin.
"Maksud lo apa ah?!" Sentak Devan.
"Maksud ku, jalanan masih luas kenapa harus berjalan ke arah Lily, sudah tau kalau Lily mau lewat masih aja jalan, situ mau caper?" tanya Rea sinis.
"Lo nyalahin Devi ah?!" sentak Devan lgi..
"Bukan mau nyalahin dia tapi memang benarkan kau ini salah Devi bukan Lily" jawab Lisa.
"Ini salah Lily dia udah dorong Devi sampai jatuh" ucap Devan.
"Buka matanya jangan ditutup, memangnya kau liat kalau Lily yg sudah mendorong Devi? Lagi pula semua orang tau kalau dia jatuh sendiri bukan Lily yg sudah mendorongnya" ucap Rea dan dibenarkan oleh semua murid yg menyaksikan kejadian tadi.
"Iya benar Devi jatuh sendiri"
"Dasar caper"
"Padahal jalan masih lega loh"
"Biasalah dia mah mau caper biar dapat belas kasihan dari orang-orang"
"Iya benar tuh"
"Huuuu caper"
"Huuu"
Hinaan demi hinaan yg dilontarkan para murid kepada Devi, sedangkan Devi dia hanya menunduk dengan tubuh yg bergetar. Alvaro dia hanya terdiam tanpa melerai atau menenangkan Devi.
"So? Semua sudah terbukti kan kalau Devi yg salah?" tanya Lisa.
"Sudah lah, jangan mengelak" sinis Rea.
"Cabut" ucap Novi yg sedari tadi hanya terdiam menyaksikan semuanya.
"Yuk" ajak Lisa yg kemudian pergi dari sana dan diikuti oleh Novi dan Rea.
Back to Lily.
Lily tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan dia masih sebentar ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan dan lain nya.
"Cemilan sudah, snack sudah, minuman sudah, hmm apa lagi ya?" tanya Lily pada diri sendiri.
"Ah, sudah lah ini saja cukup. Mari kita ke kasir" ucap Lily semangat namun blm sempat dia menuju ke kasir tiba-tiba netra tertuju pada sebuah rak yg berisi susu kemasan, dengan langkah semangatnya dia berjalan kesana.
"Strawberry" ucap Lily dengan mata yg berbinar.
"Tapi cuman ada satu" ucapnya lesuh.
"Hm tapi tak apa lah" hendak ingin mengambil susu itu tiba-tiba ada sebuah tangan yg mengambil susu itu duluan saat ingin menengok siapa yg mengambil susu kotak itu, terlihat seorang laki-laki berwajah datar nan tampan itu.
Terpesona? Tentu saja Lily terpesona dengan wajah tampan yg dimiliki oleh laki-laki itu. Lama menatap laki-laki itu tapi dibayarkan oleh suara serak basah dari seseorang.
"Khem, mengagumi diri ku, sayang?" tanya orang itu.
"Ehh," ucap Lily yg seketika memalingkan wajah nya ke arah samping malu sudah, lalu melangkah pergi dari sana namun belum sempat satu langkah tangannya sudah ditarik duluan.
"Kenapa kau pergi" bisik seseorang dari belakang.
"Sial" umpat Lily.
"Jangan mengumpat, baby" bisik itu lagi. Seketika wajah Lily merah muda dan itu menambah kesan lucu kepada Lily sampai laki-laki itu terkekeh gemas kala melihat wajah Lily yg sudah merah.
"Kau sangat lucu ketika kau sedang malu" ucap laki-laki itu gemas sambil mengacak rambut Lily sedangkan Lily dia hanya terdiam tanpa kata.
"Is apa yg kau lakukan?" tanya Lily kesal.
"Tidak ada" jawab laki-laki itu santai.
"Iss sudah lah" ucap Lily yg kemudian berlalu pergi.
~kasir
Setelah sampai di kasir Lily pun langsung membayar apa yg sudah dia beli namun sial nya dia lupa membawa uang.
"Mas ini berapa?" tanya Lily sampai menyerahkan barang belanjaan nya pada sangat kasir.
"Totalnya Rp. 76 000 mbak" ucap sang kasir.
"Oh tunggu sebentar" ucap Lily yg kemudian merogoh sakunya namun ia terkejut kala tidak menemukan uang sepeser pun didalam sakunya.
"Iss ini bagaimana? Aku lupa membawa uang" batin Lily resah
"Ah, mas apa saya boleh pulang dulu untuk mengambil uangnya" pinta Lily.
"Tidak bisa mbak" ucap sang kasir ramah.
"Tapi saya tidak membawa uangnya, uang saya tertinggal" lirih Lily.
"Tapi jika mbak kabur gimana?" tanya sang kasir.
"Ayok lah saya tidak akan kabur, setelah ini saya akan kembali lagi, tenang ko" mohon Lily.
"Tetap tidak bisa, " ucap sang kasir dengan nada sedikit kesal.
"Ini mas uang nya, istri saya memang gitu. Dia suka lupa" ucap seseorang yg tiba-tiba mengakui Lily sebagai istrinya dan dengan lancang nya orang itu merangkul Lily.
"Oh maaf tuan kalah begitu" ucap sang kasir ramah.
"Iya, kalau begitu saya dan istri saya pamit" ucap laki-laki itu sambil menggandeng tangan Lily tak lupa membawa barang belanjaan Lily.
~Diluar.
"Iss apa yg kau lakukan" ucap Lily yg lalu melepaskan tangan laki-laki itu dari pundak Lily.
"Tidak ada" jawab laki-laki itu santai.
"Kau kenapa mengakui ku sebagai istrimu? Aku saja tidak kenal dengan mu" ucap Lily geram terhadap laki-laki yg ada dihadapannya.
"Kau yakin tidak mengenal ku?" bukannya menjawab laki-laki itu malah berbalik bertanya.
"Sama sekali tidak" jawab Lily.
"Masa kau melupakan orang yg sudah kau tolong hari itu" ucap laki-laki itu.
"Yg ku tolong?" gumam Lily namun dapat didengar oleh laki-laki yg ada di depannya.
"Iya, masa kau lupa" ucap laki-laki itu lgi.
"Kalau laki-laki bisu itu kan?" Tanya Lily spontan.
"Kau menganggap ku busi?" tanya laki-laki itu.
"Iya, habis nya waktu aku tanya kau tak menjawabnya ya sudah aku anggap kau bisu saja" ucap Lily dengan polosnya.
"Gadis nakal, aku tidak bisu sayang" ucap laki-laki itu gemas dengan sikap Lily.
"Ouh begitu" ucap Lily yg menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu aku permisi" sambung Lily yg lalu mengambil barang belanjaannya dari tangan laki-laki itu lalu pergi dari sana
"Hey, kau tidak ingin tau nama ku?" tanya laki-laki itu.
"Tidak" jawab Lily yg kemudian masuk kedalam mobilnya.
"Hmm, akan ku pastikan kau tau nama ku, Lily" gumam laki-laki itu yg kemudian pergi dari sana.
Back to Lily.
"Dasar laki-laki aneh" gumam Lily yg lalu menyalakan mobilnya.
~Rumah
Dengan perjalanan yg lumayan akhirnya Lily telah sampai dimensionnya namun terlihat sekali banyak motor yg terpakir dijalan rumah, pasti itu teman-temannya Devan, pikir Lily.
Tepat saat ingin masuk kedalam terdengar gelak tawa yg bahagia, tanpa mempedulikan itu semua Lily masuk berjalan kedalam mengabaikan mereka yg sedang bercanda ria.
"Widih si neklam baru pulang lo?" tanya si bocah edan siapa lagi kalau bukan mas Kevin pacarnya siiem, canda hehe><.
"Hm" jawab Lily singkat yg lalu berjalan menaiki tangga mengabaikan mereka yg menatap Lily intens.
~Kamar
Brukk!!
"Uuh, gila capek" ucap Lily merebahkan dirinya diatas kasur yg empuk. Dan lalu tertidur tanpa menganti pakaian sekolahnya.
~Ruang tamu
Sedangkan diruang tamu keadaannya sangat kacau banyak bungkus makanan yg berserakan dimana-mana siapa lagi kalau The Lions pelakunya.
"KEVAN, KEMBALI KAN MAKANAN KU" teriak Kevin.
"TIDAK" teriak Kevan balik. Ya terjadi lah asik kejar-kejaran antara si Kevan dan Kevin. Sedangkan yg lainnya hanya menggelengkan kepalanya kala melihat sikembar yg sedang berantem itu.
"Kami pulang" ucap seseorang yg baru saja masuk kedalam.
"Papah" pekik Devi.
Ya, mereka adalah Reno dan Lina yg baru saja pulang dari kerjanya.
"Devan" panggil Lina.
"Iya mah" jawab Devan.
"Dimana Lily?" tanya Lina.
"Ada dikamarnya" jawab Devan malas.
"Coba panggilkan dia" pinta Lina.
"Kenapa harus aku?" tanya Devan.
"Kau ini, bi tolong panggilkan Lily" pinta Lina pada Bi inah sebelum Bi inah pergi dari sana terlihat seorang gadis yg baru saja turun dengan lesu nya. Gadis itu adalah Lily.
"Lily" panggil Lina. Orang yg dipanggil pun menengok.
"Ada apa?" tanya Lily. Yg kemudian menghampiri sang mamah.
"Sini" pinta Lina.
"Bagaimana keadaan mu, sayang?" tanya sang papah.
"Seperti yg papah liat, aku baik" jawab Lily.
"Syukurlah. Oh ya, ini papah bawa sesuatu untuk mu" ucap Reno lalu memberikan paperback pada Lily.
"Apa ini?" tanya Lily.
"Liat saja" ucap Reno. Saat membuka isi dari paper back itu seketika wajahnya langsung bahagia kala melihat isinya. Di dalamnya terdapat buah kesukaan Lily yaitu buah Strawberry, susu kotak rasa Strawberry, kue rasa Strawberry, kue tart rasa Strawberry, ya pokonya serba Strawberry lah.
"Ini buat Lily?" tanya Lily dengan wajah bahagianya.
"Iya lah, emang buat siapa lagi kalau bukan buat Lily" jawab Reno sambil mengelus lembut rambut Lily.
"Terimakasih pah" ucap Lily lalu memeluk sang papah.
"Sama-sama sayang" ucap Reno membalas pelukan Lily.
"Dimakan gih" pinta Lina.
"Iya, Lily makan ya, gak papa kan kalau Lily habisin semuanya?" tanya Lily.
"Gak papa dong sayang" jawab Lina.
"Ok" ucap Lily yg kemudian ngacir pergi kedapur untuk memakan makanan yg dikasih oleh orang tuanya.
Sedangkan yg lain terkekeh gemas kala melihat sikap Lily yg seperti anak kecil yg baru saja dikasih sebuah permen oleh seseorang.
"Kalau begitu kami keatas dulu ya" ucap Reno yg kemudian pergi dari sana dan diikuti oleh sang istri. Tinggal lah The Lions masih stay melihat Lily yg sedang memakan makanan nya dengan lahap.
"Gila si neklam lahap benar makannya" kekeh Kevin.
"Biasalah takut makanannya diambil orang" sambung Kevan.
"Woy neklam bagi dong" ucap Kevin.
"Twidak mwau" ucap Lily dengan makanan yg masih ada didalam mulutnya.
"Kalau mau bicara makanannya yg dimulut dihabisin dulu, tar kesedak baru tau rasa" ucap Farel gemas.
"Iywa" jawab Lily.
"Parah tu pipi udah kaya bakpau aja, jadi pen cubit gw" ucap Kevan gemas.
"Fwarel mwau" tawar Lily dengan makanan masih ada didalam mulut.
"Memang boleh?" tanya Farel.
"Boleh tapi jangan banyak-banyak" jawab Lily sambil menyodorkan kue Strawberry yg sudah habis hanya tersisa Krim nya saja pada Farel.
"Mana, ini sudah habis" tunjuk Farel pada sebuah piring yg tadinya berisi Kue.
"Itu masih ada" tunjuk Lily pada sisa Krimnya.
"Kau ini" ucap Farel gemas lalu mengacak-ngacak rambut Lily.
"Jangan diacak-acak rambut jadi berantakan karna mu, Farel" ucap Lily sambil memanyunkan bibirnya.
"Napa itu bibir dimanyunin kaya gitu? Minta dic1um?" tanya Farel. Lily yg mendengar itu pun langsung menutup bibirnya rapat-rapat dan setelah itu lari dari sana tak lupa membawa paper bag itu menggalkan semua orang yg terkekeh gemas melihat sikap Lily kecuali ada satu orang yg mengepalkan tangannya.
"Awas aja kau Lily" batin seseorang.
Thanks