NovelToon NovelToon
Xu Yiran

Xu Yiran

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Dunia Lain / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekanan Awal

Xu Yiran memejamkan matanya, merasakan energi dari tanaman roh pertama yang ia konsumsi menyebar ke seluruh tubuhnya. Rasa hangat dari Tanaman Roh Api tadi mulai berubah menjadi sensasi terbakar yang menyiksa. Napasnya menjadi berat, tubuhnya mulai berkeringat deras. Setiap serat ototnya terasa seperti ditusuk ribuan jarum kecil, menyebarkan rasa nyeri ke seluruh tubuhnya.

“Aghhh…!” Ia menggeram, menggertakkan giginya, mencoba menahan rasa sakit yang datang bertubi-tubi.

Meningkatkan kekuatan melalui kultivasi ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Di pikirannya, ia pernah mengira bahwa cukup memakan tanaman roh atau melawan binatang roh, kekuatan akan datang begitu saja. Tapi kenyataannya, rasa sakit yang kini ia alami adalah harga yang harus dibayar untuk melangkah maju.

"Aku harus bertahan," Xu Yiran membatin. Ia mengepalkan tangan dengan erat, membulatkan tekadnya. "Jika aku menyerah sekarang, aku tidak akan pernah bisa membalas dendam, apalagi bertahan hidup di dunia ini."

Perlahan, energi dari tanaman roh yang ia konsumsi mulai beradaptasi dengan tubuhnya, memperkuat otot-otot dan meridiannya. Xu Yiran menggali ingatan pemilik tubuh ini dan menemukan bahwa setiap kultivator memiliki sesuatu yang disebut akar spiritual, yang menjadi dasar utama kekuatan mereka dalam menyerap energi dunia.

Akar spiritual ini terbagi menjadi empat tingkatan: Huang, Xuan, Di, dan Tian. Setiap tingkatan juga memiliki tiga kualitas: rendah, menengah, dan tinggi. Semakin tinggi kualitas akar spiritual, semakin besar potensi seseorang dalam kultivasi.

Namun, Xu Yiran segera menyadari bahwa dirinya tidak seberuntung itu. Pemilik tubuh ini hanya memiliki akar spiritual tingkatan Huang kualitas rendah, tingkatan paling dasar yang hampir tidak memiliki potensi untuk mencapai puncak kultivasi.

“Mungkin karena aku hanyalah anak dari desa kecil,” pikirnya, sedikit frustrasi. Desa Qinghe bukanlah tempat dengan sejarah atau garis keturunan kuat, jadi tidak mengherankan jika pemilik tubuh ini hanya memiliki akar spiritual yang biasa-biasa saja.

Namun, Xu Yiran tidak membiarkan rasa kecewa itu menguasainya terlalu lama. Bagaimanapun juga, ini adalah tubuh yang ia miliki sekarang, dan ia harus bekerja lebih keras untuk menutupi kekurangan itu.

“Potensi mungkin penting,” gumamnya dengan nada rendah. “Tapi aku percaya, kerja keras dan kegigihan bisa mengalahkan segalanya.”

Ia melanjutkan prosesnya, mengkonsumsi tanaman roh satu per satu. Setiap tanaman memberikan rasa sakit yang berbeda, seolah-olah tubuhnya dipaksa melewati ujian yang kejam. Tapi Xu Yiran tetap bertahan. Ia tahu, rasa sakit ini adalah jalan menuju kekuatan.

Setelah beberapa jam berlalu, ia akhirnya menyelesaikan semua tanaman roh yang telah ia kumpulkan. Tubuhnya terasa hangat dan berat pada saat bersamaan, seolah-olah energi spiritual yang ia serap mencoba untuk membentuk sesuatu di dalam dirinya. Ia segera duduk bersila, memasuki kondisi meditasi untuk menyerap energi itu sebaik mungkin.

Saat Xu Yiran membuka matanya, ia bisa merasakan bahwa tubuhnya telah berubah. Otot-ototnya terasa lebih kuat, dan aliran energi di dalam tubuhnya menjadi lebih stabil. Ia memeriksa tingkat kultivasinya dan mendapati bahwa ia kini telah mencapai tahap ketujuh Penempaan Tubuh.

Namun, bukannya merasa puas, Xu Yiran justru merasakan kekecewaan.

“Hanya tahap ketujuh?” gumamnya sambil menghela napas. Ia telah menghabiskan semua tanaman roh yang ia kumpulkan dengan susah payah, tapi hasilnya tidak sebesar yang ia harapkan.

Xu Yiran mengepalkan tinjunya. "Jadi begini rasanya memiliki akar spiritual tingkat rendah. Bahkan dengan usaha keras, hasilnya tetap biasa saja.”

Frustrasi menyelimutinya sejenak, tapi ia segera mengusir perasaan itu. Bagaimanapun, ia tidak punya pilihan selain terus maju. Menyerah bukanlah pilihan, terutama di dunia yang penuh dengan kekejaman ini.

Ia berdiri, menatap tangannya sendiri. Meski kekuatannya baru sedikit bertambah, ia bisa merasakan perubahan yang signifikan pada tubuhnya. Itu cukup untuk memberinya harapan.

“Baiklah,” katanya dengan suara penuh tekad. “Aku mungkin mulai dari bawah, tapi itu tidak berarti aku akan tetap di bawah. Ini hanya awal.”

Xu Yiran mengepalkan tinjunya, matanya bersinar dengan semangat yang membara. "Aku akan terus maju. Aku akan membalas dendam, tidak peduli seberapa sulit jalannya."

Dengan tubuh yang lebih kuat dari sebelumnya dan tekad yang semakin membara, Xu Yiran memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, meski ia tahu rintangan yang lebih besar menantinya di depan.

***

Cahaya pagi menembus celah pepohonan Hutan Dianfen, memberikan sedikit kehangatan pada udara dingin yang menusuk. Xu Yiran menarik napas dalam, merasakan semilir angin pagi menyentuh kulitnya. Ia menggenggam sebuah cabang kayu yang tajam, senjata sementara yang ia buat semalam.

“Hari ini, aku akan berburu binatang roh,” gumamnya penuh semangat.

Meski ia baru saja mencapai tahap ketujuh Penempaan Tubuh, Xu Yiran tahu tubuhnya belum cukup kuat untuk melawan binatang roh di tingkat yang lebih tinggi. Jadi, targetnya sederhana: menemukan binatang roh yang setara atau di bawahnya, sambil tetap mengumpulkan tanaman roh sebanyak mungkin.

Langkahnya ringan namun hati-hati, matanya tajam mengamati sekitar. Pepohonan di hutan ini menjulang tinggi, menciptakan suasana gelap yang memaksa Xu Yiran untuk tetap waspada. Ia sudah mengumpulkan cukup banyak informasi dari ingatan pemilik tubuh ini. Hutan Dianfen terkenal sebagai tempat yang dihuni oleh berbagai jenis binatang roh, mulai dari yang lemah hingga yang cukup kuat untuk menghabisi desa kecil seperti Qinghe dalam sekejap.

Setelah beberapa waktu, Xu Yiran mendengar suara gemerisik dari semak-semak di depannya. Ia segera menghentikan langkahnya, menajamkan pendengarannya.

“Binatang roh?” gumamnya pelan.

Tidak lama kemudian, seekor Serigala Api, binatang roh tahap keenam Penempaan Tubuh, keluar dari balik semak. Tubuhnya sebesar anjing dewasa dengan bulu kemerahan yang tampak menyala di bawah cahaya matahari. Serigala itu menggeram pelan, giginya yang tajam terlihat jelas saat mulutnya terbuka.

Xu Yiran menelan ludah. Ini adalah pertama kalinya ia menghadapi binatang roh secara langsung. Tubuhnya tegang, tapi bukan karena takut, melainkan karena adrenalin yang tiba-tiba mengalir deras di tubuhnya.

Dia memutar tongkat kayunya di tangan, lalu mengambil posisi bertahan. Serigala itu menyerang lebih dulu, melompat dengan kecepatan luar biasa. Xu Yiran dengan sigap menghindar ke samping, gerakannya begitu alami dan sempurna.

“Tunggu…” pikirnya. Gerakan itu… terlalu sempurna.

Saat serigala itu berbalik untuk menyerang lagi, Xu Yiran langsung memanfaatkan celah dan melemparkan tendangan keras ke sisi tubuh binatang itu. Tendangannya mengenai sasaran dengan akurasi yang luar biasa, membuat serigala itu terpental ke tanah.

Xu Yiran menatap kakinya dengan tatapan bingung. Itu adalah Roundhouse Kick, sebuah teknik dasar dari seni bela diri modern. Tapi bagaimana mungkin ia melakukannya dengan sempurna?

Serigala itu kembali bangkit, kali ini lebih berhati-hati. Xu Yiran tidak memberi kesempatan. Ia bergerak cepat, maju dengan langkah pendek tapi mantap, melemparkan serangkaian pukulan dan tendangan yang memanfaatkan teknik Muay Thai. Setiap serangan mengenai titik lemah serigala itu, membuatnya terkapar tak berdaya.

Xu Yiran berdiri di atas tubuh serigala yang kini sudah tak bergerak. Dadanya naik turun, tapi bukan karena kelelahan. Ia terkejut.

“Ini… semua teknik yang aku pelajari selama di bumi,” bisiknya. “Tapi… bagaimana aku bisa melakukannya dengan sempurna?”

Semasa hidup di bumi, Xu Yiran hanya bisa mempelajari seni bela diri dari video, tanpa pernah mempraktikkannya langsung karena tubuhnya yang lumpuh. Tapi kini, di tubuh barunya, semua teknik itu seolah sudah menjadi bagian dari dirinya. Ia tidak hanya sekadar mengingat, tapi juga menguasai setiap gerakan dengan sempurna.

Ia memandang tangannya, merasakan kekuatan yang mengalir melalui otot-ototnya.

“Semua ini… terasa alami,” gumamnya. “Seperti tubuh ini sudah terlatih untuk menerima semua teknik yang ada di pikiranku.”

Xu Yiran tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu lebih lama. Ia memotong beberapa bagian tubuh Serigala Api, mengambil inti rohnya sebagai barang berharga yang bisa dijual atau digunakan untuk kultivasi.

Setelah memastikan area sekitar aman, ia kembali melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan, ia menemukan beberapa tanaman roh tingkat rendah dan mengumpulkannya dengan hati-hati. Namun, pikirannya terus dipenuhi dengan satu hal: bagaimana mungkin ia bisa menggunakan semua teknik bela diri modern yang selama ini hanya ada di kepalanya?

Hari mulai siang ketika Xu Yiran mendengar suara gemerisik lagi. Kali ini, ia mendapati segerombolan Kelinci Batu, binatang roh tahap kelima Penempaan Tubuh. Mereka terlihat tenang, mengunyah daun-daun di tanah.

Xu Yiran tersenyum kecil. “Latihan yang bagus,” katanya pada dirinya sendiri.

Ia menyelinap mendekat, lalu menyerang dengan cepat. Gerakannya luwes dan tanpa celah, memanfaatkan teknik Krav Maga untuk melumpuhkan kelinci-kelinci itu dengan efisiensi tinggi. Setiap serangan diarahkan ke titik vital, membuatnya bisa menang tanpa kesulitan berarti.

Saat Xu Yiran berdiri di antara tubuh-tubuh kelinci itu, ia merasa tubuhnya benar-benar hidup. Adrenalin, ketegangan, dan kepuasan setelah pertarungan membuatnya merasa seperti orang yang berbeda.

“Di dunia ini,” katanya dengan nada yakin, “aku akhirnya bisa menjadi petarung. Dan aku akan menjadi yang terkuat.”

Ia melanjutkan perjalanannya dengan hati yang lebih ringan. Hutan Dianfen mungkin penuh dengan bahaya, tapi Xu Yiran tahu bahwa setiap bahaya adalah peluang untuk menjadi lebih kuat.

Dengan langkah mantap, ia terus bergerak, mengumpulkan tanaman roh sambil mengasah kemampuan bertarungnya. Satu hal yang ia yakini: dunia ini telah memberinya kesempatan kedua. Dan kali ini, ia tidak akan menyia-nyiakannya.

1
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih mantaaap
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih
Ardi Provision
lambang dajal ya thoor😂😂😂
saniscara patriawuha.
sikatttt manggg xuuuu....
Anonymous
mantap, lanjut thor.
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih mantaaap
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!