Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~17
"Saya mohon pak, ini menyangkut nyawa anak saya dan hanya tuan Demian yang bisa menolong." mohon Ariana.
"Cepat pergi dari sini dasar sinting." bentak security tersebut.
"Saya mohon pak." Ariana masih saja bergeming di tempatnya berdiri.
"Cepat pergi !!" security tersebut nampak mengangkat tongkat yang di pegangnya untuk mengusir Ariana.
Ehmmm
"Ada apa ini ?" Demian yang tadinya sedang berada di lobby kantornya, langsung menghampiri pos security ketika melihat keributan di sana.
Ariana langsung berbalik badan ketika mendengar suara Demian, kini secercah harapan ada di depan matanya.
"Demian, ku mohon aku ingin bicara penting." ucapnya kemudian sembari mendekati Demian yang nampak berdiri tak jauh darinya bersama Victor.
"Maaf tuan, wanita gila ini memaksa untuk bertemu dengan anda. Secepatnya saya akan mengusirnya." lapor Security tersebut.
"Ayo cepat pergi dari sini." perintah security tersebut sembari menarik lengan Ariana agar menjauh dari Demian.
"Lepaskan dia !!" bentak Demian.
"Tapi tuan...." Security tersebut langsung melepaskan lengan Ariana ketika Demian menatap nyalang padanya.
"Ikuti aku !!" perintah Demian pada Ariana kemudian, setelah itu ia berlalu pergi masuk ke dalam kantornya.
Sedangkan beberapa security tersebut nampak pucat pasi, ketika melihat Victor menggelengkan kepalanya pada mereka.
"Gawat, ternyata tuan Demian mengenal wanita itu." ujar salah satu security tersebut.
"Lagipula kenapa tuan Demian berurusan dengan wanita seperti itu, bukannya banyak wanita yang berkelas mengejar-ngejarnya." timpal security lainnya.
"Sudahlah itu bukan urusan kita, lagipula tuan Demian itu sangat setia pada istrinya. Mungkin wanita itu hanya kenalannya saja, lebih baik sekarang kita pikirkan bagaimana nasib kita nanti karena tadi sudah mengusir wanita tadi." tegur security satunya lagi.
Sesampainya di dalam ruangan Demian, Ariana nampak duduk di sofa. Sedangkan Demian terlihat sedang berdiri memunggungi Ariana menghadap ke arah jendela kaca di depannya.
"Katakan, ada keperluan apa kamu mencariku ?" tanya Demian dengan posisi yang sama masih berdiri memunggungi Ariana.
Sebelumnya Demian sudah banyak merendahkan dirinya untuk memohon pada Ariana, tapi kali ini ia akan mencoba bersikap angkuh dan membiarkan Ariana memohon padanya.
"Tolong pinjamkan aku uang." sahut Ariana to the point.
Mendengar ucapan Ariana, Demian langsung berbalik badan. Ia nampak memindai penampilan Ariana yang berantakan dengan wajah sembabnya.
Ingin sekali Demian meraih wanita lemah yang selalu berpura-pura kuat itu ke dalam pelukannya, namun ia harus bisa menahan dirinya.
"Apa suamimu tidak pernah menafkahimu ?" cibir Demian.
"Aku mohon, ini tidak ada hubungannya dengan mas Herman. Aku janji akan mencicilnya sampai lunas." mohon Ariana.
"Ck, dasar suami tak bertanggung jawab." celah Demian.
"Aku bilang, ini tidak ada hubungannya dengan mas Herman. Tapi kalau kamu memang tidak bisa membantuku, aku akan pergi dari sini." Ariana langsung bangkit dari duduknya.
"Berapa yang kamu butuhkan." ujar Demian ketika Ariana bersiap pergi meninggalkan ruangannya tersebut.
"Jadi kamu mau meminjamkannya ?" Ariana terlihat senang.
"Hmm."
"Terima kasih, aku pasti akan mencicilnya dan tolong rahasianya ini dari mas Herman." pinta Ariana.
"Berapa yang kamu butuhkan ?"
"200 juta." sahut Ariana.
"Apa ?" Demian nampak terkejut, buat apa uang sebesar itu.
"Iya 200 juta, kamu pasti ada kan ?" mohon Ariana.
"Untuk apa uang sebesar itu ?" tanya Demian penasaran.
Ariana nampak berpikir sejenak, tidak mungkin Ariana mengatakan yang sebenarnya. Ia tidak mau Demian mengetahui tentang Ricko dan lebih baik laki-laki itu tidak tahu apapun tentang Ricko.
"Itu bukan urusanmu, sekarang kamu mau kasih pinjam atau tidak ?"sahut Ariana.
Mendengar jawaban Ariana, Demian nampak berdecak kesal.
"Ck, baiklah. Tapi aku tidak yakin kamu bisa mengembalikan uang itu meski kamu cicil sekalipun." ucap Demian.
"Aku akan berusaha." Ariana mencoba untuk meyakinkan.
"Berapa lama? sebulan? dua bulan? atau berapa tahun? sebagai seorang pengusaha aku selalu menghitung untung dan ruginya." cibir Demian dengan angkuh.
Ariana nampak mengepalkan tangannya, tapi ia mencoba untuk menahan emosinya.
"Aku pasti akan membayarnya bagaimana pun caranya." bujuk Ariana.
"Bagaimana pun caranya ?" tanya Demian memastikan.
"Iya tentu saja, aku akan melakukan apapun bahkan bekerja untukmu." sahut Ariana yakin.
"Bagaimana kalau kamu menggantinya dengan tubuhmu saja." ucap Demian yang langsung membuat Ariana menatap tajam padanya.
"Kenapa? bukannya kamu sudah terbiasa melakukannya? mungkin selain melakukan dengan suamimu, kamu juga pasti sering melakukan dengan pelanggan mu di bar kan ?" cibir Demian dengan tersenyum mengejek.
Ariana semakin mengepalkan tangannya, tapi lagi-lagi dia harus menahan emosinya. Karena keselamatan Ricko lebih penting saat ini.
"Maaf, sepertinya aku tidak jadi pinjam." ucap Ariana kemudian ia melangkahkan kakinya pergi.
"Jika kamu berubah pikiran, datanglah ke Apartemenku nanti malam." teriak Demian ketika Ariana sudah berada di ambang pintu.
Tanpa menoleh, Ariana langsung keluar dari ruangan Demian. Ia nampak membanting pintu tersebut dengan keras.
Merasa di abaikan, Demian terlihat sangat geram. Sebenarnya bisa saja Demian memberikan uang tersebut secara cuma-cuma, hanya saja ia ingin mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan Ariana.
Jika Ariana sudah jatuh ke dalam pelukannya, maka akan mudah baginya untuk menaklukkan wanita itu.
Ariana yang baru saja meninggalkan kantor Demian, nampak duduk di sebuah halte dengan perasaan cemas.
Kemana lagi dia harus mendapatkan uang sebanyak itu, apa dia menerima tawaran Demian saja.
Lagipula, sebelumnya ia juga pernah tidur dengan laki-laki itu, apa salahnya jika melakukan sekali lagi.
Tapi, itu sama saja dia menjual diri. Meski ia masih mencintai Demian, tapi tidak seharusnya ia mengulang kesalahan yang sama.
Bagaimana kalau setelah melakukan itu ia mengandung lagi anak laki-laki itu, hidupnya pasti akan semakin menderita.
Sungguh Ariana begitu frustrasi saat ini, bahkan hari mulai senja dia masih saja menyusuri jalan yang entah akan membawanya kemana.
"Mbak, bagaimana keadaan Ricko ?" tanya Ariana ketika menghubungi Widya melalui telepon umum.
"Ricko belum juga siuman Rin dan dokter harus melakukan operasi besok pagi. Karena kalau tidak, keadaan Ricko akan bertambah bahaya." sahut Widya dari ujung telepon.
"Tolong jaga Ricko ya mbak, akan ku usahakan cari uang itu secepatnya." pinta Ariana setelah itu ia memutuskan panggilannya.
"Maafkan aku Tuhan, hanya ini satu-satunya jalan untuk menyelamatkan anakku. Maafkan hambamu yang kotor ini."
Ariana nampak mengusap matanya yang mulai berembun, kemudian ia bergegas untuk pulang.
Setelah membersihkan dirinya dan mengenakan pakaian yang layak, Ariana segera pergi ke Apartemen Demian. Biarlah dia membuat kesalahan untuk kedua kalinya dan dia siap menanggung semua resikonya asalkan putranya dapat di selamatkan.
Begitulah seorang ibu, akan melakukan apapun demi sang buah hati meski harus menjual harga dirinya sekalipun.
wah kamu tuh Victor ga menghargai Nina..
hijrah
ini zinah ya ukhty ya akhy 😊
tunggakan bacaan ini sudah banyak yang melenceng dari ajaran syariat Islam
hijrah ke jalan yang benar dan lurus dengan pemahaman para ulama Sunnah
setidaknya gak harus kerja di bar