NovelToon NovelToon
SANG PEWARIS

SANG PEWARIS

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Murid Genius / Kaya Raya / Keluarga
Popularitas:13.2M
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Skuel Terra The Best Mother
Lanjutan kisah dari Terra kini berganti dengan. tiga adik yang ia angkat jadi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

YANG TUA YANG BERAKSI 3

Tadinya Virgou ingin menguliti mereka di luar area mafia. Ia ingin para mafia berfikir ulang untuk berulah di dunia biasa.

"Jangan di sini. Kau masih punya banyak anak kecil," larang Bart.

Virgou pun tersadar. Ia punya banyak anak yang masih balita yang harus dijaga. Makanya, ia membawa Rion, Haidar, Gomesh Gio, Leon dan Frans ke area mafia.

Sampai di markas Klan BlackAngel yang kini berubah nama menjadi DeathAngel. Rion menjadi ketua dari klan itu.

Remaja itu mengambil dua selongsong peluru dan dua pistol. Pemuda berusia sembilan belas tahun itu sudah mahir dengan semua senjata tajam dari ia bisa berjalan.

"Ayo!" ajak Virgou dengan gerakan kepala.

Semuanya berangkat naik Jeep terbuka. Rion yang menyetir. Sedang yang lainnya berdiri di belakang.

Sampai di markas WhiteFox. Semuanya masuk begitu saja. Rion langsung merangsek ke ruang utama. Piere diseret sedemikian rupa.

Sempat ada perkelahian antara Rion dan Piere, sayang pria tinggi itu bukan lawan yang sepadan bagi Rion.

Brug! Tubuh itu dilempar begitu saja hingga terhempas keras di lantai. Frans dan Leon ada di sana.

"Piere?" Leon mengenali pria yang mengerang kesakitan di hadapannya.

Pria berkacamata itu mendongak. Dua pria yang dulu sangat ditakuti semua orang termasuk ayah mereka, Bart Dougher Young.

"Ka ... kalian!" ujarnya tak percaya.

"Ya ... ini kami, Piere!" sahut Frans lagi.

"Ternyata kau sudah setua ini ya," lanjutnya. "Dulu kau masih remaja belasan tahun."

"Ba ... bagaimana bisa kalian ada di sini ... klan kalian sudah hancur!"

Piere masih belum percaya dengan apa yang ia lihat. Tiba-tiba sosok menakutkan menyelinap di antra keduanya. Tak ada penjagaan membuat, Gomesh, Haidar dan Gio santai. Memang klan WhiteFox kecil dibilangan Asia dibanding klan lainnya seperti klan asli Indonesia Harimau benggala. Klan terkuat yang dipegang oleh Sean Buditama.

"Halo Piere!" sapa Virgou dengan seringai sadis.

Sementara di lokasi perusahaan Terra. Semua karyawan telah pulang. Hingga membuat pergerakan anak buah dari klan WhiteFox berhenti mengawasi dan urung mengambil mobil.

Setelah dirasa sepi dan kondusif. Salah satu anak buah berhasil mengambil mobil yang terparkir di sana. Plontos segera naik. Ia masih sempat menebar teror dengan melempar kaca ruko. Beruntung kaca telah diganti dengan kaca anti peluru. Jadi hanya cuilan kecil tak berarti.

"Berengsek!" maki plontos berang.

"Hei, ayo cepat masuk mobil sebelum polisi datang!" teriak salah satu rekannya.

Plontos pun naik mobil itu. Sedang yang lain menaiki motor dan pergi menuju markas untuk kembali menyusun strategi.

Butuh waktu satu jam mereka untuk sampai ke markas. Setelah sampai mereka masuk begitu saja ke ruang aula dan mulai menyusun rencana.

"Bagaimana ini, kita sudah gagal gara-gara kecerobohan mu!" geram salah satu anggota pada plontos.

"Aku tak mengira dia banyak pengawal yang melindungi!" elak si plontos membela diri.

"Ck ... sudah lah. Eh, kenapa sepi sekali. Mana Tuan Piere dan Tuan Hendarto? Biasanya mereka sudah ada di sini jam segini?" tanya salah seorang lagi.

"Sudah, biarkan boss kita. Nanti jika kita mengusiknya dengan kegagalan ini, bisa-bisa kita dibunuhnya!" sela salah satu lagi.

"Benar itu. Sekarang yang kita pikir adalah membebaskan teman-teman kita," sahut satunya lagi.

"Bondan. Kau tau tadi mau dibawa kemana ketika ditangkap?" tanya salah satu.

Si plontos yang ternyata bernama Bondan tampak berpikir lama, ia coba mengingat mau dibawa ke mana mereka dengan sebelas orang pakaian hitam-hitam.

"Aku kurang yakin, tapi jika dilihat dari lokasi aku melarikan diri, berada di kawasan hutan sebelah selatan," jawab Bondan.

"Bukankah itu kawasan tempat pelatihan khusus bodyguard yang terkenal itu?"

"Ya ... sepertinya begitu," sahut Bondan tak peduli.

"Apa semua rekan kita sekarang berada di markas SavedLive?" terka salah satu dengan pandangan menerawang.

"Apa bagusnya mereka!" celetuk Bondan dengan tawa remeh.

"Mereka sama sekali bodoh, mengikatku hanya dengan plastik dan tak bisa mengejar," lanjutnya masih dengan nada sama.

Semua menatap pria itu tak percaya. Masalahnya, banyak selentingan jika orang-orang yang masuk adalah pria-pria pilihan dan dilatih sedemikian rupa. Bahkan pejabat negara juga pemerintahan memakai jasa mereka untuk menjaga keamanan nasional.

"Ck ... yang kau remehkan malah bisa meng-Ko mu dengan tiga kali pukulan!" sarkas salah satu rekannya sinis.

Bondan kesal bukan main. Ia tak terima dirinya diremehkan.

"Kau saja coba melawan dua belas pengawal yang datang tiba-tiba!"

"Lemah!" ledek pria yang sama lagi.

"Bangsat ... kau macam-macam denganku!" tantangnya.

Bondan dan pria itu saling berdiri dan hendak menyarungkan tinju mereka ke wajah lawan.

"Hei ... kenapa jadi berkelahi!" bentak salah satu murka.

"Kita ini sedang berdiskusi untuk melepaskan kawan-kawan kita dan menyelesaikan tugas dari Boss agar bisa dapat bonus!" teriaknya gusar.

Bondan dan pria itu dileraikan oleh yang lain dan dipaksa duduk kembali.

"Kau tau ... aku sudah lama mendiamkan burungku tidak memasuki kandangnya. Tanpa uang, selamanya burungku akan berada diluar!"

"Emang burungmu itu masih berfungsi?" celetuk Bondan bertanya meledek.

"Bangsat kau ya Bondan!" teriak pria itu benar-benar marah.

"Tugas yang kau anggap sepele saja tak bisa kau kerjakan dengan baik!" bentak pria itu lagi.

"Lalu kau mau apa?!" bentak Bondan tak mau kalah.

Pria itu mengambil pistol dan menodongkan di kening Bondan. Ia sudah tak tahan.

"Hei ... jangan gegabah To!' tegur salah satu menenangkan pria yang menodongkan pistol.

Bondan memucat. Ia bukanlah anak buah khusus yang memiliki senjata. Berbeda dengan pria yang ada di depannya ini.

"Ayo lah ... kita sama-sama di sini. Turunkan senjatamu," ujar salah seorang menenangkan.

Manto menurunkan senjata, beruntung ia belum menarik pelatuknya. Bondan duduk dengan tubuh sedikit gemetar. Ia banyak diam ketika tengah berdiskusi.

"Kalian asik sekali ya!"

Sebuah suara mengagetkan semuanya. Mereka berdiri. Piere dan Paul datang dengan wajah tak seperti biasanya. Semua ketakutan. Misi memang gagal bahkan sembilan anggota lainnya tak tau nasib mereka seperti apa.

Bondan makin pucat. Tubuhnya bergetar. Paul berdiri di hadapan pria itu, lalu.

Plak! Sebuah tamparan keras melayang dan mendarat di pipi Bondan, hingga tubuhnya terpelanting ke lantai.

Semua diam tak berani melakukan apapun. Hingga tiba-tiba dua pria yang hendak mereka culik muncul.

"Halo," sapa Frans.

"Dougher Young?!" sahut semuanya kaget terlebih Bondan.

"Anda bisa membawa Dougher Young ke mari?" sahut Bondan dengan takjub.

"Anda memang hebat Tuan Hendarto dan Tuan Piere!" pujinya menjilat.

"Siapa bilang Dougher Young dibawa oleh Tuanmu yang bodoh itu!"

Sosok tinggi gagah dengan pesona luar biasa muncul. Mata biru dengan tatapan sadis. Ia memandang semua orang seperti memandang kumpulan nyamuk.

"BlackAngel!" teriak mereka.

"Aku juga ada di sini loh!" sosok remaja tampan ikut hadir.

Gomesh, Gio dan Haidar sudah bersiap dengan laras panjang mereka dan siap membidik.

"K ... ka ... kau siapa?" cicit Manto dengan tubuh gemetar.

"Aku DeathAngel, putra dari BlackAngel!"

Tak lama, markas itu sudah hancur jadi debu. Semua gudang senjata dan gudang tempat penyimpanan obat-obatan terlarang pun dihanguskan.

Gomesh meledakkan markas itu dengan dua tembakan. basokanya.

Semua anggota dilumpuhkan kaki mereka. Haidar dan Gio menembak kaki mereka semua.

"Aku masih berbaik hati tidak membunuh kalian semua karena memikirkan jika kalian memiliki keluarga yang menunggu kalian," jelas Frans masih iba.

Leon hanya memandangi mereka datar. Ia juga tak memiliki keinginan menghabisi semuanya. Virgou hanya menuruti dua pria tua itu.

"Sudah beres. Mereka tak akan bisa lagi masuk ke dunia hitam tanpa uang sepeser pun!" sahut Virgou menatap kepulan asap dan banyak percikan api di sana.

"Kita pulang?" ajak Leon sambil memandang para pria.

"Ayo ... aku sudah rindu cerewetnya istriku," sahut Virgou.

Mereka pun pulang Rion dirangkul oleh Frans dan Leon. Mereka baru tahu jika remaja itu menekuni dan meneruskan gerakan Virgou bahkan mampu menciptakan pamornya sendiri sebagai DeathAngel putra BlackAngel.

bersambung.

Buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya.

Next?

1
Salma Suku
Langit ganteeeengnyaaaa...
Salma Suku
Aamiin...nanti aku menyusul ya😁
Salma Suku
Ayo siapakah itu?
gempi
j
Salma Suku
Waah jodohnya Rion
Salma Suku
Penasaran kira2 siapa ya...hanya author yg tau😁
Salma Suku
Jodohnya si Dahlan so Otw...
Salma Suku
Eng ing eng😁ayo ayah Herman datang...
Salma Suku
Aduh tegaaaanggg
Salma Suku
Wah siapakah itu yg datang?
Salma Suku
Karyamu memang yg terbaik👍
Salma Suku
Dasar bocil😁🤣
Indri Herdiani
😂😂😂😂
Indri Herdiani
ngakak.. 😂😂🤣🤣🤣
Salma Suku
Aamiin
Salma Suku
Mampir lagi thor
Aurell And Friends
cie...cie...mas Baby...
Indri Herdiani
ngabruttt.. 😂😂😂
Indri Herdiani
Luar biasa
Aurell And Friends
kacau bangunin macan LG tidur rupanya../Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!