Berkisah Tentang Rizan Penerus DCN corp yang kesal dengan seorang Gadis hingga membawanya pada sebuah pernikahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fonzo manek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Sobat Lama
Riska sangat nyaman dengan perlakuan Rizan apalagi kini Rizan lebih menghargainya sekarang.
Sementara di rumah, Pak Benny sangat frustasi. Dia begitu mencemaskan keselamatan putri semata wayangnya.
Beberapa kali pak Benny mencoba menghubungi, namun di luar jangkauan membuat Pak Benny semakin Frustasi.
Beberapa Anak buah yang coba pak Benny kirim untuk menerobos rumah Rizan hilang entah kemana.
Tawaran Bantuan dari Mubarak group kemarin seperti oase bagi Pak Benny sehingga Dia langsung menyerang Rizan tanpa berpikir terlebih dulu.
Pak benny baru menyadari jika Dia sudah masuk dalam jebakan mubarak group dan luka lama mungkin saja akan terjadi.
Karena terus memikirkan keselamatan putrinya, Pak Benny memberanikan diri jujur pada istrinya mengenai yang di lakukan pada Rizan.
Istrinya hanya tersenyum sambil mengatakan jika saat ini putri mereka baik - baik saja dan Rika malah menyuruh pak Benny tidak perlu mencemaskan Riska putri sulung mereka karena Dia sudah berada di tempat yang tepat.
Pak Benny keheranan mendengar istrinya begitu tenang saat dalam keadaan denting seperti ini.
Riska hanya tersenyum sambil mengatakan jika Dia tau apa yang suaminya lakukan saat ini bahkan selalu mengawasi suaminya.
Dengan rasa terima kasih pak benny langsung bersandar dan tidur di paha istrinya karena Dia tidak tidur semalaman hingga saat ini.
Rasa kantuk, Lelah dan lega mengalahkan semua rasa penasaran mengenai apa yang di katakan istrinya.
Rika mengelus pelan Rambut pak Benny
"Terima kasih karena sudah merawat aku dan anak - anakku dengan sangat baik dan penuh kasih sayang. Kamu adalah malaikan pelindung bagi aku dan anak - anakku" Gumam Riska sambil mengecup mesra kening suaminya.
Arka sangat Antusias menunggu kedatangan mereka di jakarta. Dia bahkan mengumpulkan seluruh keluarganya hanya untuk menyambut kedatangan Riska.
Tanpa curiga, seluruh keluarga Arka berkumpul di Rumah David menunggu kedatangan Rizan.
Arka langsung menyuruh mereka satu persatu menyalami Dokter Riska dan Rizan secara bergantian.
David hanya tersenyum ke Arah Arka di balas dengan anggukan penuh hormat oleh Arka.
Semua keluarga arka berlomba untuk mendekati Dokter Riska di sambut hangat oleh Dokter Riska meskipun penuh kecanggungan mengingat selama ini Dokter Riska jarang bersosialisasi.
Ayahnya begitu ketat mengawasi mereka hingga mereka jarang bersosialisasi dengan sesama.
Bahkan untuk bersahabat dengan Sandi dan Hanna, butuh perjuangan yang ekstra dari Dokter Riska untuk meyakinkan ayahnya.
Susan dan Arindi hanya memperhatikannya dari jauh. Mereka sedikit lucu dengan tingkah Dokter Riska yang terlihat lucu dan menggemaskan.
Rizan tidak begitu memperhatikan Dokter Riska karena terlibat obrolan serius bersama David, Rio, Aska dan Rudi.
Berbeda dengan Dokter Riska yang sejak tadi selalu saja melihat ke arah Rizan. Terkadang tatapan mereka bertemu saat Rizan menengok ke Arah Dokter Riska namun Dia langsung kembali fokus lagi ke ayahnya.
Mereka bercengkrama bersama hingga sore hari, David meminta mereka semua untuk bubar mengingat malam nanti ada pertemuan yang sangat penting sehingga Mereka butuh waktu untuk beristrahat.
David juga meminta Arka dan Rudy bersiap untuk menemaninya dan Rizan bertemu sahabat lama mereka.
Tanpa mereka sadari, Sejak turun dari pesawat Tadi, Dokter Riska dan Rizan terus di awasi oleh seseorang.
Malam harinya, David memakai pakaian yang cukup santai namun penampilannya sedikit berbeda karena barang brended hingga antik menghiasi tubuhnya.
Berbeda dengan Rizan yang memakai pakaian Formal mewah dan barang - barang brended yang sudah di siapkan oleh ayahnya.
Mereka bertemu di salah satu kafe milik Reva, termasuk dalam kategori kafe paling elit di ibukota saat ini.
Lebih dari 4 mobil yang mengawali kepergian David menemui sahabat lamanya membuat banyak tanda tanya di benak Rizan namun Rizan hanya Diam mengikuti permintaan ayahnya.
"Kenapa kamu selalu saja mengacau" sapa David mengagetkan Robert yang sudah terlebih dahulu ada disana
"Siapa yang mengacau.... Aku hanya iri karena sejak dulu kamu selalu saja 1 langkah di depanku" Sahut Robert sambil mempersilakan Robert duduk.
"Semua sudah berakir. Hentikan sekarang sebelum semuanya semakin kacau" peringat David pada Robert
"Heii.... permainan baru saja di mulai, kenapa kamu buru - buru menghentikannya. Tidak kusangka bahwa David Borges cukup lemah saat ini" Ejek Robert
"Kekacauan yang kamu timbulkan sudah cukup besar. Apa kamu ingin menghancurkan semua yang kamu punya saat ini" peringat David pada Robert
"Apa maksudmu ?" Tanya Robert sedikit mengejek karena menyangka David hanya menggertaknya
David langsung mengambil berkas yang ada di tangan Arka dan melemparkannya ke Arah Robert yang masih begitu angkuh.
"Bacalah biar kamu paham maksudku" Pinta David
Robert segera membaca file yang ada dan langsung tersenyum angkuh ke arah David meninggalkan tanda tanya yang cukup besar namun pernyataan Robert untuk menghentikan semua yang terjadi membawa kelegaan sendiri bagi David dan melupakan senyum angkuh Robert tadi.
Sebelum mereka bubar, putra Robert memperingatkan Rizan untuk menjaga Calon istrinya dengan baik karena Dia akan selalu berada di belakang Rizan dan sewaktu - waktu bisa merebutnya karena Gadis itu lebih pantas untuknya ketimbang Rizan membuat Rizan hanya tersenyum sambil balas mengejek
"Teruslah berusa, aku akan menanti seberapa besar usahamu" jawab Rizan dengan Arogan namun sebenarnya Dia berusa keras menahan emosinya
"Huhh.... Lihatlah, sifatnya tidak begitu jauh dari Ayahnya. Ternyata Dia benar - benar putramu David" puji Robert seperti mengejek
"Baguslah.... kamu sudah pahamkan siapa Dia, peringatkan anakmu untuk berhati - hati dengan putraku" Balas David dan langsung pergi meninggalkan Robert.
Robert sangat Frustasi setelah kepergian David. Dia mengutuki dirinya yang selalu saja satu langkah di belakang David.
"Ayah.... tenangkan dirimu, aku akan berusaha mengalahkannya" Ucap Aska putra Robert sambil menenangkan ayahnya yang sangat kesal
"Heiii.... bodoh. Aku menyuruhmu menjaga ke stabilan perusahaan kita bukan berperang dengannya. Dia bukan sainganmu. Ini hanya persaingan antara kami sahabat" peringat Robert
"Baik ayah" jawab Aska
"Hormati Rizan dan Lakukan sesuatu yang baik untuknya, itu akan baik buat kita" peringat Robert
"Baik ayah.... aku akan mengingat hal ini" sahut Aska.
Robert juga menjelaskan tentang siapa itu Rizan dan menyuruh Aska untuk tidak terlalu berlebihan saat berhadapan dengan DCN Group.
Sementara dalam perjalanan pulang, David memperingati Rizan untuk menjaga Riska dengan baik.
Ancaman Robert dan putranya benar - benar nyata membuat Rizan memberanikan diri bertanya mengenai siapa sebenarnya orang yang baru saja mereka temui. David menjelaskan semuanya membuat Rizan mulai paham.
Hampir larut malam mereka tiba kembali di rumah. Dokter Riska belum juga tidur dan memilih menunggu Rizan membuat Arindi, Susan dan Rio terpaksa menemani Dokter Riska.
Arindi mulai mengadu pada suami dan putranya mengenai tingkah Riska tadi bahkan Dia juga mengadu jika Dokter Riska tidak menghabiskan makanan di piringnya.
Dokter Riska tidak protes maupun mengelak, Dia hanya Diam sambil tertunduk membuat Rizan langsung menghampirinya dan mengecup keningnya dengan dengan mesrah sambil berkata
"Jika kamu terus seperti ini, bagaimana jika aku dinas keluar kota ?" Ucap Rizan sambil menatap mesrah ke Arah Riska
"Aku akan ikut" jawab Dokter Riska stengah berbisik
"Stop mengompori kami yang sudah tua ini Bocah. Apa kamu tidak menggubris kami disini" Selah ayahnya mengagetkan Riska dan Rizan
Wajah Dokter Riska langsung merona merah seperti tomat.