Grizella yang sangat menantikan ulang tahun ke 6 nya di hari itu, malah menjadi hari dimana adik yang sangat ia sayangi meninggal dunia, menjadikan papa dan mama Grizella tidak lagi menyayanginya, bahkan mereka membenci Grizella, hanya karna satu kesalah pahaman yang tidak ia perbuat.
Sampai dimana Grizella yang sedang di hukum oleh keluarganya dengan di tinggalkan di gubuk kecil yang ada di tengah hutan.
Disana, Grizella bertemu dengan Clarissa, yang akan mengubah semua kepribadian buruk Grizella saat ini.
Tetapi, Clarissa yang sudah membangun kepribadian Grizella menjadi lebih kuat dan sudah banyak berjasa padanya, malah pergi meninggalkan Grizella untuk selamanya.
Clarissa meninggalkan banyak kenangan, jasa, dan organisasi mafia yang sudah ia bangun.
Karna Clarissa sang pemimpin sudah tidak lagi memimpin organisasi itu, Grizella lah yang menjadi orang kepercayaan Clarissa untuk menggantikannya, menjadi the next Queen.
ikuti kelanjutan ceritanya yukk (つ≧▽≦)つ
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deby Dindarika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Clarissa?
Flashback on
Dorr.
Dorr.
Duarr...
"Sial, aku terjebak disini," gumam seseorang yang sedari tadi berlari di tengah hutan, sekarang tengah bersembunyi di sebuah gubuk kecil yang tak berpenghuni dan gelap.
"Aarrgghh ... Kenapa disini tidak ada jaringan sama sekali," ucap gadis itu frustasi, disana tidak ada sinyal sama sekali, tentu saja, ia berada di tengah-tengah hutan.
Clarissa Fiore Calogero, gadis blasteran Italia-Amerika berusia 28 tahun berparas cantik, bola mata biru yang sangat indah, kulit putih, dengan model rambut short shaggy layer yang menambah kesan tomboy pada Clarissa.
Clarissa merupakan Pemimpin dari organisasi Mafia bernama 'FAMIGLIA MOON', klan yang selalu unggul dalam bidang apapun di dunia bawah, menyebabkan klan klan dibawahnya sangat iri dan berambisi untuk menggantikan posisi FAMIGLIA MOON yang selalu unggul.
Mereka tidak bisa lebih unggul dari FAMIGLIA MOON, mereka lebih memilih cara instan dengan menghabisi Pemimpinnya, dan melakukan berbagai cara agar pemimpin FAMIGLIA MOON mati di tangan mereka.
Clarissa, dia tidak ingin mati sia-sia di tangan para pengecut itu, ia belum menemukan seseorang yang bisa menggantikannya.
Clarissa terus bertahan dan membuat FAMIGLIA MOON semakin besar, ia tak gentar dengan apapun yang ia hadapi, Clarissa terus berjalan maju, terus maju dan menjadi yang paling depan.
Dengan usahanya, kini FAMIGLIA MOON yang ia bangun itu selalu menjadi yang lebih unggul dalam bidang apapun di dunia bawah.
Sampai saat ini, FAMIGLIA MOON sudah berusia 7 tahun, dengan 50.000 anggota beserta petingginya, markas utamanya berada di Italia, negara tempat tinggal Clarissa saat ini.
Setiap Clarissa keluar, ia tak luput dari pantauan para Mafioso musuhnya, Clarissa tau itu, ia selalu waspada dan siaga, tapi tidak dengan malam ini, Clarissa lengah.
Tadinya, Clarissa hanya ingin membeli minuman di market terdekat, ia tidak lama berada disana, Clarissa ingin cepat pulang beristirahat karna dirinya sangat lelah. Karna siang tadi, ia bertarung sendirian melawan Mafioso musuhnya yang menyerang secara tiba-tiba di jalan menuju pusat perbelanjaan, Clarissa juga terkena tembakan di lengan dan kakinya, sore nya Clarissa harus mengecek senjata jadi di Amerika.
Dan tepat pada jam 8.00 PM, Mafioso musuhnya kini menyerang Clarissa kembali, kali ini Clarissa di kepung, ia melawan, namun Clarissa kewalahan, Clarissa jarang membawa pengawal, karna ia bisa mengalahkan lawan sendirian.
Kali ini, Clarissa sedang tidak fit, ia kelelahan, ia tidak sanggup lagi untuk bertarung, Glock nya kehabisan peluru, mau tak mau Clarissa harus lari menghindari Mafioso musuhnya.
Sampai di gubuk kecil yang terlihat dari kejauhan, Clarissa bersembunyi disana, ia ingin menghubungi tangan kanannya, tetapi di sana tidak ada jaringan sama sekali, jam tangan yang selalu ia pakai pun ia lupa memakainya kembali saat tadi siang ia melepasnya untuk mengobati tangan yang terkena tembakan.
"Shit, kenapa aku terlihat lemah, menghadapi mereka saja aku merasa tidak bisa apa-apa lagi," gumam Clarissa yang masih bersembunyi didalam gubuk, menyenderkan punggungnya ke kayu penyangga di belakangnya.
Clarissaa merasa bodoh, kenapa dirinya bersembunyi di gubuk itu, tentu mereka akan menemukannya, biarlah, Clarissa cape terus berlari, bahkan Clarissa lari sampai ke tengah hutan.
"Haii kakak."
Clarissa terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang menyapa di belakangnya, bagaimana tidak, gubuk itu terlihat tidak berpenghuni, sebab tidak ada cahaya sama sekali, lantas bagaimana ada anak kecil didalamnya?.
"K-kamu siapa? Kenapa ada disini? Dimana rumah mu?." Tanya Clarissa bertubi-tubi, menanyakan hal yang ada dipikirannya saat itu juga.
"A-aku ... aku lagi di hukum sama papa, jadi aku disuruh tinggal disini sementara," ucap gadis berusia 8 tahun itu dengan suara yang menahan tangisannya.
"Ah seperti itu." Clarissa mengerti, sepertinya anak itu diperlakukan tidak baik oleh keluarganya.
Krek ...
"Shutt ... Kakak lagi di kejar orang jahat," ucap Clarissa berbisik saat gadis kecil itu menginjak kayu rapuh, Clarissa menyuruh gadis kecil dihadapannya ini tidak berisik dan mengeluarkan suara apapun.
Gadis itu pun memberi isyarat dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jari nya membentuk huruf O, menandakan dirinya mengerti.
Tak lama ...
Dorr.
Dorr.
Duarr ...
"Keluar! Kami tau anda didalam," teriak seseorang di luar gubuk setelah suara ledakan tadi.
Tentu saja mereka mencari Clarissa.
Duar ...
Mereka melemparkan kembali granat mereka karna Clarissa tidak lekas keluar dari persembunyiannya.
"Mencariku?" Clarissa keluar dari gubuk itu dengan santainya, khawatir mereka akan terus melemparkan granat ke arah gubuk itu dan mengenai gadis kecil yang ada di dalam sana.
"Anda dikepung, sebaiknya anda menyerah daripada harus berkeringat melawan kami, karna anda akan tetap tertangkap." Ucap pria dihadapannya ini menggertak Clarissa, sembari menodongkan pistolnya ke arah Clarissa, di ikuti orang-orang disekitarnya.
Clarissa menggerakkan kakinya berjalan satu langkah, diikuti langkah berikutnya dengan gerakan cepat, tidak ada yang menyadarinya tiba-tiba membalikkan posisi dan situasi, yang asalnya Clarissa yang di todong, sekarang pria itu lah yang sekarang di todong oleh Clarissa.
"Bagaimana ... Kalian mau menembakku? Sebelum kalian menembakku, pria ini akan sudah mati di tanganku," ucap Clarissaa dengan santainya, lalu menyeringai.
Dengan mudahnya Clarissa membalikkan situasi, yang tadinya para Mafioso itu merasa bersemangat dan meremehkan Clarissa karna dirinya sedang sendiri, yang seharusnya ketegangan itu dirasakan Clarissa, kini situasi berbalik, ketegangan itu malah merasuki para Mafioso yang menyerangnya itu.
Perlahan, para Mafioso itu menurunkan senjatanya, agar seseorang yang Clarissa todong itu tetap selamat.
'Bodoh, mereka tidak bisa membedakan mana Glock yang berisi peluru dan mana Glock yang kosong' Clarissa terkekeh, dalam hati menertawakan kebodohan para Mafioso musuhnya.
Tanpa Clarissa sadari, seseorang dibelakangnya kembali menodongkan pistol, sampai ...
"KAKAK AWAS!!"
Dorr ...
Clarissa terkejut karna teriakan gadis kecil tadi, bahkan Clarissa di dorong oleh gadis kecil itu agar dirinya tidak tertembak.
Peluru yang seharusnya ditargetkan kepada Clarissa itu mengenai gadis kecil yang tadi ada di dalam gubuk, gadis kecil itu berniat menolong Clarissa agar tidak tertembak, namun ternyata dirinya lah yang tertembak, membuat timah panas itu kini bersarang di bahunya.
"AARRGGHH SIALAN, SIAPA YANG MELAKUKANNYA?"
Clarissa murka, peluru yang seharusnya mengenainya sekarang malah bersarang di bahu orang yang salah, gadis kecil yang tidak bersalah itu malah mendapatkan hal yang seharusnya tidak ia dapatkan.
Gadis itu menyelamatkan Clarissa, jadi gadis itu lah yang mendapatkan sakit yang seharusnya Clarissa rasakan. Sungguh, Clarissa merasa bersalah.
Dorr.
Dorr.
Bugh ...
Duar ...
Duar ...
Bantuan datang, sepertinya sinyal bantuan yang dikirim Clarissa sampai ke tangan kanannya, Mafioso musuhnya sudah habis di tangan para Mafioso FAMIGLIA MOON saat itu juga.
"Cepatlah Leo, bantu aku, siapkan helikopter!" Ujar Clarissa terlihat panik, saat gadis kecil di pangkuannya ini mulai menutup mata.
Tidak lama, helikopter datang, membuat pepohonan disekitar bergoyang karna angin yang dihasilkan baling-baling helikopter itu, "Bertahanlah, jangan menutup matamu! ini tidak akan lama" Clarissa berlari sembari menggendong gadis kecil yang tengah menahan rasa sakit itu.
Meski tangannya juga masih terasa sakit, lebih sakit gadis kecil itu yang baru pertama kali merasakannya.
"M-makasih ...," lirih gadis kecil itu, mulai menutup matanya.
Clarissa panik, ia menepuk-nepuk pipi gadis kecil itu agar tetap terbangun dan tidak menutup mata, lalu mengecek nadi nya, berharap masih ada detakan disana.
Untungnya, nadi itu masih berdetak, "Cepatlah! Saya memanggil helikopter agar cepat sampai, kenapa lama sekali!?" Ucap Clarissaa tidak sabar, pasalnya gadis kecil itu sudah tidak sadarkan diri, bagaimana jika ia tidak tertolong? Clarissa akan sangat merasa bersalah jika gadis kecil itu tidak selamat.
5 menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit terdekat, bukan di parkiran motor maupun mobil, mereka memarkiran helikopter di Roftoop rumah sakit itu.
Dengan perlahan Clarissa membaringkan tubuh gadis kecil itu di belangkar yang sudah disediakan, lalu di dorong oleh perawat memasuki lift, menuju ruang ICU.
Clarissa menatap pintu ICU yang mulai tertutup, lalu pergi dari sana, berjalan keluar rumah sakit menuju parkiran, meninggalkan perkarangan rumah sakit dengan mobilnya.
"Kau sudah mengurusnya?"
"..."
"Baiklah, itu bagian Saya"
Tutt.
Kini, gadis kecil itu sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, tak tanggung-tanggung, gadis kecil itu di tempatkan di ruangan VVIP oleh Clarissa, agar gadis kecil itu nyaman dan mendapat perawatan yang baik.
Saat Clarissa kembali dan memasuki ruangan gadis kecil itu, Clarissa melihat gadis kecil yang belum ia ketahui namanya itu sedang memakan bubur dan makanan lainnya yang disediakan rumah sakit, Clarissa tersenyum tipis, lalu kembali menormalkan ekspresi saat gadis kecil itu menoleh kearahnya.
"Kau sudah merasa baik?," tanya Clarissa lembut namun tetap datar.
"I-iya, makasih ya kak," jawab gadis kecil itu di sela-sela kunyahan nya, lalu berterimakasih karna sudah menolongnya, dan ia masih tetap hidup.
"Iya, habiskan makanannya."
Gadis kecil itu mengangguk, lalu menghabiskan semua makanan yang ada di nampan itu, bagaimana tidak, gadis kecil itu sudah tidak diberi makan selama 2 hari 2 malam, karna selama itu ia sedang menjalani hukuman, di tinggalkan di gubuk kecil nan gelap, tanpa makanan.
Entah kesalahan apa yang gadis kecil itu perbuat, yang pasti, setiap melakukan kesalahan yang cukup fatal, ia harus mendapat hukuman di tinggal di tengah hutan didalam gubuk kecil yang malamnya diselimuti kegelapan, karna tidak ada sama sekali penerangan, hanya mengandalkan cahaya bulan.
Gadis kecil itu akan dijemput jika orang tuanya ingat.
Ya, pernah gadis kecil itu ditinggalkan selama 1 Minggu karna orang tuanya lupa, lupa bahwa gadis kecil itu berada di gubuk kecil di tengah hutan. Untungnya, gadis kecil itu bisa mencari makanan, mengandalkan pohon yang mempunyai buah yang bisa dimakan.
Terkadang, Gadis kecil itu juga memburu hewan, dan menyelinapkan korek api saat ia tahu jika dirinya akan di tinggalkan kembali di tengah hutan, agar dirinya bisa memasak daging mentah itu, lalu ia makan, dan tidak mati karna kelaparan.
Kenapa gadis kecil itu tidak melarikan diri dan pulang? Jawabannya, karna itu tengah hutan, dan setiap ia dibawa ke tempat itu, matanya akan ditutup oleh kain, supaya dirinya tidak tahu kemana arah pulang.
"Siapa namamu?" tanya Clarissa to the point.
"N-namaku Grizella Chloe Graxcie."
'Graxcie?' tanya Clarissa didalam hati, marga itu terdengar asing di telinganya.
"Grizella Chloe, aku akan menyebutmu Chloe, bagaimana?" ucap Clarissaa, bertanya apa ia boleh memanggil gadis kecil itu dengan panggilan 'Chloe'.
Gadis kecil itu diam sejenak, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu, "Boleh... Aku di rumah di panggil Grizella doang sih, tapi Chloe kayaknya juga bagus, aku suka," ucap gadis bernama Grizella itu antusias dengan panggilan baru nya.
"Baiklah Chloe, namaku Clarissa, kamu bisa memanggilku Rissa. Sekarang, aku harus kembali pergi karna ada urusan, tidak apa kau sendiri?" Clarissa memperkenalkan dirinya, lalu kembali pamit karna ada urusan, Clarissa juga bertanya apakah Grizella tidak apa-apa sendirian disini.
"Tidak apa kak Risaa, kan ada suster. Tapi kak Rissa kesini lagi kan?" Jawab Grizella jika dirinya tidak apa-apa jika Clarissa meninggalkannya, Grizella berpikir dirinya akan ditemani suster disini.
Wait for the next part~