NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berangkat Ke Amerika

Setelah kematian sesepuh organisasi, aku dan Han memutuskan untuk tinggal di markas organisasi wilayah Rusia ini. Awalnya organisasi wilayah Rusia tidak bisa berkembang tapi setelah aku memegang penuh atas organisasi dan wilayah membuat organisasi wilayah Rusia sangat ditakuti oleh beberapa organisasi tertinggi di seluruh negara wilayah.

Kriiinnggg...

Terdengar ponsel Han berbunyi, aku mengangkat telepon itu dan terdengar suara seorang wanita kepercayaanku, yaitu Laurel.

"Halo..."

"Ya, ada apa?" Tanyaku pelan.

"Oohh mmm maaf nona muda."

"Tidak apa, ada apa?" Tanyaku pelan.

"Saya akan mengabarkan kalau akan ada pertemuan beberapa bulan kemudian, organisasi negara wilayah Eropa Barat ingin mengajak seluruh organisasi tertinggi negara wilayah ikut serta."

"Oohh jadi?"

"Nona muda memegang penuh atas organisasi negara wilayah Asia dan negara wilayah Eropa Timur, apa anda akan hadir?" Tanya Laurel pelan.

"Ya, kau akan menjadi penggantiku di wilayah Asia."

"T-tidak nona muda, saya tidak berani untuk..."

"Pegang saja."

"Tapi saya tidak berani mengambil keputusan dan..."

"Keputusannya tetap berada di tanganku. Kau hanya menjadi penggantiku di kursi saja."

"Oohh mmm baik nona muda..." gumam Laurel dan mematikan telponnya.

"Pertemuan ya?" gumamku menatap sebuah undangan untuk kembali berkuliah di universitas di tanganku.

"Siapa yang menelepon?" Tanya Han masuk ke dalam ruanganku.

"Laurel, akan ada pertemuan antar negara wilayah."

"Oohh... Jadi... Bagaimana keputusanmu?" Tanya Han pelan.

"Kita kembali kuliah."

"Baiklah, nanti kita berangkat agar besok bisa sampai ke universitas. Aku akan mengatakannya kepada tetua."

"Iya, baiklah aku akan siap-siap dulu...." gumamku menata senjataku dan barang-barang yang aku butuhkan nantinya.

"Valentina!" Ucap Alexander masuk ke dalam ruanganku.

"Iya tetua? Ada apa?"

"Kata Han kau akan kembali berkuliah di wilayah Amerika?"

"Mmm iya tetua, apa tidak boleh?"

"Boleh, tapi jangan ungkapkan identitasmu jika kau tidak ingin dibunuh musuh, kau harus kuat terlebih dahulu dan..."

"Tetua tenang saja, aku bisa menjaga diriku..." gumamku tersenyum pelan.

"Haish kau dari kecil sampai dewasa masih saja terlalu optimis."

"Apa tetua tidak percaya padaku?" Tanyaku sedih.

"Aku percaya padamu dan selalu percaya padamu."

"Hmmm terimakasih tetua..." gumamku senang.

"Oh ya, aku ada tugas untukmu."

"Tugas?" Gumamku bingung dan Alexander memberikanku sebuah gulungan kertas hitam.

"Kamu harus melakukan semua tugas itu dan laporkan padaku disetiap tahunnya."

"Oohh mmm baik tetua..." gumamku pelan, tidak lama Han masuk ke ruanganku membawa dua koper besar di tangannya.

"Kenapa membawa koper?" Tanyaku bingung.

"Kita akan lama di wilayah Amerika dan Asia jadi aku pikir untuk membawa semua barang dan..."

"Bawa secukupnya saja kak Han, nanti kita bisa membelinya disana."

"Oohh baiklah..." desah Han menepuk tangannya dan menyuruh bawahan kami membereskan koper yang dibawa Han.

"Bawa saja satu koper dan tunggu aku di pesawat..." gumamku pelan.

"Ohh baiklah..." desah Han pelan dan keluar kamar.

"Tetua, tolong jaga markas ya. Jika ada masalah segera laporkan padaku."

"Baiklah, ini ponsel untukmu. Kau bisa menghubungiku lewat ponsel itu."

"Baik tetua..." gumamku pelan.

"Ya sudah segera berangkat!" Ucap tetua serius, aku keluar dari ruanganku dan berjalan masuk ke dalam pesawatku.

"Ini dari tetua..." gumamku memberikan gulungan kertas tadi kepada Han.

"Tugas? Segini banyak?"

"Ya, nanti kita laporan pertahunnya."

"Oh aku kira kalau waktunya singkat..." gumam Han memejamkan kedua matanya, aku mengarahkan ponselku di ponsel Han agar nomor Han otomatis masuk ke dalam ponselku.

"Apa itu tetua yang memberikannya padamu?"

"Ya, aku bingung kenapa tetua memberikannya padaku..." gumamku pelan.

"Itu hadiah ulang tahunmu, tetua telah memodifikasi agar ponselmu akan lenyap jika ada orang lain yang tiba-tiba membuka ponselmu dengan lima kali salah password."

"Benarkah. Canggih juga..." gumamku pelan.

"Ya agar rahasia organisasi tidak diketahui orang lain."

"Oohh begitu ya..." desahku pelan.

"Oh ya, dengar-dengar akan ada mahasiswa baru masuk di kelas kita."

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Entah, aku tidak mendapatkan informasi. Yang jelas besok kita akan tahu sendiri."

"Ya mana tahu dia nanti pakai nama samaran."

"Aku pikir ... Tidak! Kita saja pakai nama asli!"

"Oh mmm benar juga."

"Kak Han, beberapa bulan lagi kita ke Eropa Barat."

"Apa pertemuan itu di sana?"

"Mungkin, tapi aku tidak yakin... Informasiku Eropa Barat dan Antartika sangat tertutup."

"Kau ingin mencari lokasi mereka berdua?"

"Tentu, aku akan bertanya langsung kepada kakak kembarku mengenai aku."

"Kau memang sukanya menantang maut ya Fifiyan."

"Tidak juga, aku hanya ingin mengerti langsung bagaimana sikap mereka saat mengetahui tentang aku."

"Oohh begitu ya, tapi jangan bilang kau akan bergaya seperti orang lemah Fifiyan?"

"Tentu saja, aku akan menunjukkan identitasku di pertemuan itu!" Ucapku dingin.

"Ckckck kau memang suka membawa kejutan dan... Memancing keributan, untung kau hebat yaaah walaupun kalah hebat dengan suamimu dan kembaranmu..." gumam Han pelan sedangkan aku hanya terdiam menggenggam tanganku erat.

"Aku hanya ingin diakui keluargaku... Hanya itu."

"Yaaah aku mengerti kok Fifiyan."

"Kak Han, kalau misal Laurel yang duduk di kursi organisasi negara wilayah Asia, bagaimana menurutmu?" Tanyaku pelan.

"Lebih baik si Fiyoni saja."

"Apa kau yakin?" Tanyaku pelan.

"Yaahh, dia masih keluarga Valentin dan bahkan dia keluarga asli pastinya..."

"No! Tidak bisa! Jangan menyangkut masalah keluarga Valentin, lebih baik Laurel saja akan aman."

"Apa kau masih mencintainya?"

"Tidak kak Han! Ini bukan masalah cinta, melainkan masalah mafia dan keluarga."

"Maksudmu?" Tanya Han bingung.

"Kak Han, dia pasti juga akan datang nantinya tapi di pertemuan organisasi antar negara wilayah? Dia kalah hebat, saat bertemu mafia musuh saja dia hanya bisa melindungi adik-adiknya dengan ketakutan? Apa kak Han gila?"

"Haish lalu kau mengorbankan Laurel?"

"Aku hanya menyuruhnya untuk menempati kursinya saja, untuk masalah keputusan... Semua ada di tanganku!" Ucapku dingin.

"Oohh aku mengerti, dan Wan yang menjadi wakil di organisasi negara wilayah Asia?"

"Yaa begitulah."

"Oh tidak masalah, aku nanti akan mengawasi mereka berdua juga..." gumam Han pelan.

"Ternyata kak Han sangat menyayangi adikmu ya?"

"Tidak juga, aku lebih menyayangimu dari pada Wan. Aku belum bisa menerima Wan sebagai adikku."

"Meskipun begitu dia adik kandungmu kak Han."

"Memang. Aku tahu... Tapi aku hanya tidak bisa saja."

"Yaa belajar kak Han, nantinya pasti bisa."

"Entahlah aku tidak yakin, aku hanya fokus kepadamu saja."

"Kenapa juga?"

"Karena janji sumpahku dan juga karena kau masih kecil... Aku tidak ingin kau menjadi budak nafsu pria-pria hidung belang, yaah walaupun terkejut saja kau terikat dengan Finley tapi aku sedikit bersyukur kau ada yang menjaga..." gumam Han pelan dan aku hanya terdiam menatap keluar jendela. Menjadi orang dengan jabatan tertinggi memang susah apalagi amanat sesepuh organisasi yang berat tapi aku harus melakukannya sebagai bentuk terimakasihku karena telah menerimaku dan menyelamatkanku dari siksaan keluarga Valen saat kecil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!