"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan Di Alam Bawah Sadar I
Lao Yi lalu terbang ke dalam hutan dengan kecepatan tinggi. Tak butuh waktu lama untuk sampai kesana, dia sudah tahu dimana letak-letak sumber daya yang langka.
Dua hari telah berlalu, Lao Yi sedang memakan buah-buahan sembari melihat ke arah Shin Shui. Tak lama setelah itu Shin Shui pun sadar dari meditasinya.
"Kau sudah keluar dari alam bawah sadarmu? Bagus Shui'er, kau memang berbakat. Dalam dua hari kau bisa memahami tentang tenaga dalam, ditambah kau bisa menyerap energi langit dan bumi untuk dijadikan tenaga dalam yang dahsyat. Kau sungguh berbakat," puji Lao Yi kepada Shin Shui karena keberhasilannya dalam memahami sesuatu selalu lebih cepat dari anak seumurannya.
"Guru …" Shin Shui langsung memberi hormat ketika melihat gurunya sedang menunggu.
"Guru terlalu memuji. Ini semua murid dapatkan berkat guru memberikan pemahaman yang lebih singkat dan jelas," ujar Shin Shui sembari mendekati Lao Yi dan ikut duduk dengannya.
"Makanlah buah-buahan ini sampai kau kenyang. Buah-buahan ini bermanfaat untuk mengembalikan tenagamu yang hilang. Namanya buah Persik Ungu," kata Lao Yi sambil memberikan beberapa buah Persik ungu yang lumayan besar.
"Terimakasih guru," kata Shin Shui. Dia langsung memakan buah Persik ungu dengan lahapnya.
Buah Persik ungu adalah buah yang lumayan langka jika di dunia luar. Tapi didalam dunia dimensi goa larangan, buah ini akam banyak ditemui. Buahnya berwarna ungu gelap, rasanya manis seperti apel merah. Buah ini berguna untuk mengembalikan tenaga dalam yang hilang dengan sangat cepat. Jadi jika terjadi peperangan, buah ini mungkin akan sangat membantu.
"Shui'er, besok kau harus melakukan meditasi lagi di tempat tadi. Guru akan memberikan setengah tenaga dalam guru kepadamu. Guru juga akan memberikan ilmu yang guru miliki, sisanya kau belajar dari salinan Kitab Halilintar yang akan guru berikan padamu," kata Lao Yi.
"Guru, jika guru memberikan tenaga dalam guru kepadaku, lalu bagaimana dengan guru? Lantas apakah aku akan bisa berlatih di alam bawah sadar?" tanya Shin Shui keheranan dengan perkataan gurunya.
"Tenang saja Shui'er. Guru bisa mengembalikan tenaga dalam dengan waktu singkat. Disini banyak sumber daya langka, jadi itu tidak akan menjadi masalah besar. Kau fokuslah berlatih di alam bawah sadar. Jika kau yakin, percaya dan pantang menyerah, kau pasti bisa. Ingat! Gurumu ini sangat tidak suka kepada orang yang mudah menyerah," kata Lao Yi menjelaskan dengan serius kepada Shin Shui.
"Kalau begitu baik guru, murid akan menuruti perintah dari guru." Shin Shui menjawab perkataan Lao Yi dengan hormat.
Tak terasa, matahari mulai menyembunyikan sinarnya, suara burung yang riuh perlahan mulai berhenti. Binatang-binatang yang tadinya bersuara di dalam hutan pun perlahan menghilang satu-persatu. Mereka semua mulai memasuki rumahnya masing-masing dan berkumpul dengan keluarga.
Sedangkan binatang yang aktif dimalam hari, hanya sebagian kecil saja yang terlihat mulai melakukan kegiatannya masing-masing. Malam itu rembulan bersinar dengan terang, langit cerah tanpa adanya awan hitam.
Seolah langit pun bahagia melihat kehangatan antara guru dan murid di dalam hutan itu. Semakin larut semakin tenang, hawa dingin mulai menusuk tulang kedua.ya. Mereka memutuskan untuk masuk ke dalam goa dan segera beristirahat.
###
Langit yang tadi gelap sekarang sudah cerah kembali, sang Dewi Malam nampak sudah tidak ada dilangit. Yang terlihat adalah sang Surya yang perlahan menunjukkan sinarnya dan memberikan kehangatan kepada makhluk yang ada di bumi.
Seperti biasa, Shin Shui selalu bangun lebih cepat dari gurunya. Kemudian dia berjalan menuju tepi sungai untuk mencari ikan sebagai menu sarapan mereka. Tak butuh waktu lama untuk Shin Shui mendapatkan ikan.
Shin Shui mendapatkan empat ekor ikan yang ukurannya lumayan besar, lalu dia membuat api untuk membakar ikan tersebut.
Lao Yi sudah bangun dari tidurnya, lalu dia berjalan keluar karena mencium sesuatu yang enak sekaligus langsung membuatnya terasa lapar. Dia mendapati Shin Shui sedang membakar ikan yang sebentar lagi akan matang.
"Shui'er," Lao Yi memanggil Shin Shui.
"Guru sudah bangun," jawab Shin Shui.
"Ini guru, murid membakar ikan untuk menu sarapan kita," kata Shin Shui sembari memberikan ikan yang sudah matang kepada Lao Yi.
"Murid pintar, kau tahu saja kalau gurumu sedang lapar," kata Lao Yi dengan diiringi tawa yang lumayan keras.
Lalu guru dan murid itu langsung menyantap ikan bakar tersebut, keduanya terlihat sangat lahap sekali. Mereka sarapan sambil sesekali bercanda, menambah suasana semakin hangat.
"Shui'er, sekarang sudah saatnya untuk kau kembali bermeditasi dan berlatih di alam bawah sadarmu, usahakan supaya lebih baik daripada kemarin. Guru akan mengirimkan tenaga dalam guru, ilmu yang guru miliki dan juga salinan dari Kitab Halilintar. Tidak ada waktu untuk bersantai, dunia luar sedang sangat kacau. Hanya kau yang bisa membuat suasana menjadi lebih baik," jelas Lao Yi kepada Shin Shui dengan nada serius.
Memang, semenjak kejadian Lao Yi mengangkat murid, yaitu Shin Shui, keadaan di wilayah Kekaisaran Wei sangat kacau. Entah berapa banyak aliran hitam yang datang ke wilayah hutan larangan untuk mencari lokasi Kitab Halilintar.
"Baik guru. Murid akan berusaha dengan sekuat tenaga," jawab Shin Shui.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor