Talak Di Hari Pertama

"Saya dan Raymon kembali ke Jakarta kamu urus di sini sampai selesai Faizal"perintah Baskara dan diangguki Faizal patuh.

Sedangkan Dena menangis sendiri..

"Aku harus cari Zafran,dia harus bertanggung jawab dengan kejadian ini" ujar Dena segera bangkit

"Faizal carikan saya mobil untuk kembali ke Jakarta" pinta Dena

"Baik" sahut Faizal cepat karena dia juga tidak ingin melihat Dena lagi.

****

"Sayang jika ada yang menggangu pikiran mu cerita pada mama jangan di pendam sendiri,ibu hamil tidak baik memendam perasaan"ucap mama Winda

"Ma" panggil Nayla pelan

"Apa aku tidak berhak untuk bahagia ma?" tanya Nayla

"Kenapa bilang begitu kamu berhak bahagia sayang"

"Tapi kenapa banyak yang tidak menyukai ku ma?"

"Terkadang karena kelebihan kita membuat orang iri dan membenci kita sayang,kamu cantik, pintar tak ada yang kurang dari diri mu"

"Tapi aku tidak seberuntung itu ma"

"Siapa bilang,kamu akan menjadi istri dari konglomerat, sebentar lagi kamu akan jadi ibu,kamu memiliki mertua seperti mama, hidup mu sempurna sayang bahkan terlalu sempurna di mata netizen yang bisa nya kepo"

"Mama hanya menghibur ku,aku perempuan miskin yang hanya menyusahkan orang tua ku saja" ucap Nayla menunduk sedih

"Hey....tegak kan kepala mu nak" pinta mama Winda sambil mengangkat kepala Nayla dan terlihat perempuan cantik itu menitikkan air mata.

"Kamu ingin jadi anak yang berguna bukan?"tanya mama Winda dan diangguki Nayla

"Kamu harus jadi perempuan pemberani,lawan musuh-musuh mu sayang jangan biarkan dia menindas mu,kamu punya kekuatan yaitu mama dan Baskara yang selalu ada untuk kamu, kamu bisa genggam dunia ini jangan ada kata takut kamu punya kuasa" ujar mama Winda mencoba memberikan semangat pada Nayla

"Dengar ucapan mama jangan kamu membiarkan satu orang pun menindas mu,kamu punya kuasa"lanjut Mama Winda mensugesti Nayla dan di anggukki Nayla patuh.

"Berani mengibarkan bendera berani berperang" ucap mama Winda menggenggam tangan nya.

"Kalau begitu aku ingin menikah dengan mas Baskara secepat nya ma" pinta Nayla

"Baik mama akan urus"

****

"Bu mbak Nayla mengabarkan pernikahan nya di percepatan" lapor Tari

"Kita di minta menyiapkan diri bu,apa ibu sudah katakan pada paman dan bulek"

"Sudah, seperti nya mereka tidak mau ikut Tar, mereka tidak mau terlibat malu lagi"

"Bu, mbak Nayla menikah dengan lelaki yang sudah menghamili nya jadi malu di mana?"

"Sudah lah Tar tidak perlu memaksa mereka jika mereka tidak mau cukup kita saja,lagi pula Nayla memang harus menikah sebelum perutnya makin membesar"

"Iya bu, nanti aku siapkan semua keperluan kita"

"Jangan banyak-banyak kita tidak akan lama di sana"

"Kenapa?"

"Cukup menghadiri saja,ibu tidak ingin menjadi beban Nayla dan dia bisa jadi janda lagi sebelum melahirkan jika kita terlalu lama di sana"

"Ibu ini pikiran nya sama dengan bude dan Bulik,su'uzon mulu,Mbak Nayla itu kangen sama kita bu"ucap Tari sedikit kesal dengan pemikiran sang ibu.

"Mbak mu yang kangen tapi tidak dengan keluarga nya, kita belum kenal Tar jadi harus menjaga sikap,jangan sampai kita di cap orang kampung yang tidak tau adab bertamu"

"Terserah ibu saja jika perlu setelah akad kita pulang" ketus Tari kesal lalu segera pergi masuk kedalam kamar nya.