NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku

Sungguh luar biasa. Semakin aku mendengar penjelasan Galliard, semakin ingin aku belajar sihir meskipun aku tahu itu mustahil karena aku tak punya Manna. Galliard sendiri tak tahu menahu akan hal ini dan aku sama sekali tak membicarakannya. Dia juga tak pernah bertanya bagaimana latihanku yang lainnya. Jadi aku sama sekali tak memberitahunya jika aku tak memiliki Manna.

"Apa aku penyihir yang hebat?" Tanyaku.

"Iya. Kau sangat hebat. Kau juga sangat menakutkan. Berhati-hatilah berbicara dengan orang-orang, mereka pasti merasa janggal kenapa kau tiba-tiba berubah drastis." Jawab Galliard.

"Tenang saja. Aku akan membiasakan diri."

"Tapi jangan kembali ke dirimu yang sebelumnya." Kata Galliard. Senyum dan tawa kecil yang dari tadi hadir di wajahnya seketika menghilang.

"Apa aku dulu semenakutkan itu?" Tanyaku.

"Iya. Kau sungguh menakutkan."

"Dan sekarang, apakah kau masih tak mau membicarakan bagaimana sifatku dulu?"

"Perlahan. Aku akan memberitahumu perlahan. Lagipula meskipun kau tak ku beritahu pun, aku yakin lambat laun ingatanmu akan kembali satu per satu." Galliard terdiam sebentar. "Dan saat semua ingatanmu kembali ku harap kau merenungkan semua kesalahanmu dan tak kembali ke dirimu yang dulu." Sambungnya.

Aku tahu pasti terasa menyakitkan bagi Galliard. Aku masih harus mencaritahu bagaimana sosok Yrina dulu. Mungkin sekarang aku masih memiliki sedikit kepingan tentang dirimu, Yrina. Namun, suatu hari nanti pasti akan tiba saat aku mengenalmu.

"Oh, aku lupa. Aku dulu punya kucing?"

"Iya. Raven namanya. Kucing berbulu hitam dan berekor panjang, matanya berwarna seperti batu mata harimau. Oh iya, kau buang kemana kucingmu? Dia menghilang semenjak kau koma saat itu."

Padahal aku suka kucing. Aku mungkin akan mencarinya.

"Akan ku cari nanti."

"Harus. Kau baik-baik saja?" Tanya Galliard.

"Iya. Memangnya kenapa?" Kataku, balik bertanya.

"Mungkin kau akan bertemu dengan Anthony setiap hari sekarang."

"Tak masalah. Aku sama sekali tak sakit hati. Rasa cintaku sudah habis kepadanya. Sudah tak ada lagi. Aku malah senang karena aku bisa melihat Dimitry." Kataku sambil sedikit tertawa. "Kak, aku serius." Sambungku lagi.

Galliard diam sejenak lalu kembali berkata. "Apa kau menyukai Dimitry untuk melupakan Anthony?"

"Tidak. Aku yang dulu memang menyukai Anthony, tapi sekarang aku tertarik kepada Dimitry. Aku sama sekali tak sakit hati kepada Anthony. Ya, baiklah, mungkin sedikit. Namun aku tak mempermasalahkan bertemu dengannya seperti ini. Kami sudah usai. Aku lelah jatuh cinta sendirian. Aku bahkan tak peduli apa yang terjadi padanya, dia dan Margareth saling mencintai. Sudah sepatutnya mereka bersama. Kau tak perlu mengkhawatirkanku, kak."

"Mereka mungkin akan bertunangan dalam waktu dekat, Anthony dan Margareth."

"Selamat, itu bagus untuk mereka. Setidaknya keegoisanku sudah hilang." Aku lalu terdiam dan mengingat sesuatu. "Apa Dimitry punya tunangan? Tidak, kan?" Kataku.

"Tidak." Jawab Galliard. Dia terlihat malas menanggapi. "Dia pernah dekat dengan bangsawan dari Kerajaan Tatar, namun tak ada kelanjutan dari hubungan mereka." Kata Galliard.

Syukurlah! Dia belum bertunangan.

"Sungguh, kau tak perlu mengkhawatirkan perasaanku. Aku baik-baik saja dan tak terluka sama sekali saat melihat mereka bersama nantinya. Untuk sekarang aku hanya ingin fokus memperbaiki semua hal yang telah ku rusak. Aku ingin jadi orang yang lebih baik. Kau harus terbuka kepadaku, kak, mengenai apapun tentang diriku."

"Akan kucoba. Tapi kau harus tahu, bahkan aku, kakakmu sendiri, tak mengenalmu dengan baik, dik."

"Kau akan mengenalku dengan baik sekarang."

Kami lalu tersenyum. Galliard harus tahu jika Yrina sudah berubah. Aku tak peduli apa kata orang. Aku tahu banyak orang yang membenciku karena Yrina. Aku tak masalah. Aku memang Si Gadis Beracun sekarang. Gadis Beracun ini akan Berubah.

"Kau dan Dimitry. Apa kalian dulu berteman dekat sebelum aku membuat masalah?"

"Kami tidak dekat. Hanya saja aku memang mengenalnya. Dia temannya Anthony. Dimitry seorang kesatria, bukan penyihir. Yang ku kenal dengan baik hanya Anthony dan Arez. Berhentilah membahas Dimitry! Ayo lanjutkan pelatihan sihirmu!"

Galliard terlihat sebal dan aku tertawa terbahak-bahak.

"Oh, iya. Yvanna sudah meminta maaf kepadamu?" Tanya Galliard.

"Belum. Aku tak bertemu dengannya sama sekali. Lagipula dia tak sengaja." Jawabku.

"Akan ku suruh dia meminta maaf setelah ini."

"Tak perlu. Setelah semua yang kulakukan dulu kepada kalian. Aku tak heran sama sekali jika kalian membenciku. Kak Galliard, terima kasih karena masih baik denganku dan perhatian meskipun aku mungkin sangat kejam kepadamu dulu." Kataku. Aku menjatuhkan diri ke pelukan Galliard.

"Menyingkir, kau! Kau bau! Baumu seperti bunga busuk!" Katanya, sambil mendorongku menjauh.

"Aku padahal ingin mengekspresikan rasa sayangku padamu tapi kau tetap bertindak menyebalkan seperti ini!" Kataku mengeratkan pelukanku.

Kami bertengkar setelahnya.

Saat hari sudah malam. Catherine datang ke kamarku dan memberitahu jika Margareth datang ke menara sihir bersama Raja dan Ratu. Aku sama sekali tak tertarik. Masa bodoh! Aku tak peduli. Aku masih memiliki banyak masalah yang harus ku selesaikan. Aku beralasan jika aku tidak enak badan dan kejadian sesak napas kemarin mendukung alibiku. Aku tak ingin bertemu orang-orang itu meskipun aku tahu Dimitry pasti akan ada di sana. Aku sadar diri.

Menjelang tengah malam, aku tiba-tiba terbangun dari tidurku. Mungkin karena aku tak lelah sama sekali hari ini jadi waktu tidurku lebih singkat. Aku melihat keluar jendela dan taman dipenuhi kunang-kunang. Sungguh indah. Seketika aku ingat pada kejadian malam itu. Kunang-kunang itu seakan menari dengan lembut dari satu tempat ke tempat lain. Dari pohon, bunga-bungaan, bahkan dekat air mancur. Tak lama kemudian satu ekor mendekat ke jendelaku. Aku dengan sabar menunggunya naik ke lantai lima.

Saat kunang-kunang itu sudah masuk ke dalam kamarku. Sinarnya yang tadinya kuning temaram perlahan menjadi merah muda terang. Hah? Apa kunang-kunang di sini warnanya begitu semua? Apa ini makhluk sihir? Kunang-kunang merah muda tadi malah menuju pintu kamarku dan berhenti tepat di depan pintu, seakan menungguku membukanya. Aku yang penasaran pun langsung membuka pintu dan mengikuti kemana kunang-kunang itu pergi. Suasana tangga dan lorong yang ku lewati sangat sepi, karena orang-orang sudah tidur. Aku juga tak tahu mengapa aku tak bertemu dengan para penjaga sama sekali. Aku mengikuti kunang-kunang itu sampai keluar kawasan menara.

Aku terhenti sejenak. Ragu. Aku tahu jika aku melangkah keluar dari pintu gerbang itu, aku akan masuk ke hutan dan aku tak pernah tahu apa yang ada di hutan ini saat malam hari. Dan dimana para penjaga yang harusnya menjaga pintu gerbang? Mengapa mereka membiarkannya terbuka begitu saja tanpa penjagaan sama sekali. Aku memilih mundur, tak ingin mengikuti kemana kunang-kunang merah muda itu pergi. Aku membalikkan tubuh dan hendak melangkah kembali ke kamarku saat tiba-tiba rasanya rambutku dijambak dari belakang hingga aku terjatuh. Rasanya sakit sekali. Sedetik saat aku mengedipkan mata, aku melihat Margareth yang berdiri di hadapanku.

Bisikan yang terdengar dingin tiba-tiba terdengar di telingaku, "Bukankah kau bilang kau ingin mengenalku?"

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 2 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!