Suami Misterius Ku

Sela menarik nafas berat karena malah harus ketemu dengan Bastian lagi, bukan nya ia benci dengan Bastian. sebab pria itu adalah teman sekaligus orang yang pernah menolong nya dari bahaya besar, bila bukan karena pertolongan Bastian maka tidak mungkin dia masih seperti sekarang dan yang jelas Sela sudah di genggaman Aryo.

Sebisa mungkin Sela ingin lupa untuk semua nya, mulai dari tempat sampai juga dengan orang sekali pun. masalah nya yang dia takuti adalah bagai mana saat nanti Mama Linda malah datang lagi pada nya dan melabrak, Sela sudah trauma di labrak depan banyak orang sehingga rasa malu tidak bisa mau di bendung lagi.

Mama Linda sangat brutal apa bila sudah membenci orang dan dia merasa Sela hanya mau memanfaatkan anak nya saja, sebagai orang tua dia sangat tidak terima apa bila Sela sampai menikah lama dengan Bastian karena Sela adalah anak dari orang penganut pesugihan sehingga banyak merugikan banyak orang.

Apa lagi kala itu memang Rosana yang sepenuh nya salah karena berada di jalan sesat sehingga banyak tumbal ynag dia ambil dalam pesugihan nya, Sela ini juga termasuk salah satu tumbal juga, namun masih bisa di selamatkan karena Aryo hanya mengincar perawan nya untuk kekuatan melawan musuh yang datang.

"Maaf ya aku tidak tau kalau kau dan dia tidak baikan, karena dia chat maka nya ku suruh datang kesini." jelas Amara.

"Mana ponsel ku, buar ku blok saja dia." Sela memang sudah rapat menutup hati.

"Ih mau dong nomor nya, siapa tau saja nanti ada hati sama aku." Celin cepat meminta nomor Bastian.

"Kok kau mau juga sama yang itu, dia bagian ku lah." Amara sudah menyalin nomor nya Bastian.

"Ya udah aku sama yang putih bersih itu saja, kan ada dua juga cowok nya jadi tidak perlu ribut." Celin mengalah saja karena Dion pun tak kalah tampan dari Bastian.

"Cepat lah mana ponsel ku!" Sela sudah marah marah.

"Sabar dong, kalau habis patah kaki tu memang mudah emosi." Amara memberikan ponsel nya Sela.

"Padahal cowok nya ganteng begitu, kok kau tidak mau sih." heran Celin terpesona pada Bastian dan Dion.

"Enggak tau aku dengan selera nya Sela ini, agak aneh memang." timpal Amara pula.

Sela tidak menjawab dan cepat mencari nomor bastian dan juga Dion, pokok nya dia tidak mau lagi ada hubungan dengan mereka, cukup sudah masa lalu yang menghantui dan sekarang bisa tidak bisa ia harus bangkit agar bisa menemukan orang yang tepat untuk memulai hidup baru.

Braaaak.

"Dasar kau ya anak pencari pesugihan, masih saja kau goda anak ku!" Mama Linda masuk dan membuka pintu kasar.

Tiga orang gadis di dalam ruangan ini jadi mematung karena tau tau saja sudah di labrak begini, Sela menarik nafas berat karena harus di salahkan lagi. dia sudah menduga bahwa Mama Linda tidak akan tinggal diam setelah tau Bastian menemui dia lagi.

Bastian yang malah tidak tau bahwa Mama nya datang untuk melabrak Sela, sebab selama ini Bastian tidak tau bahwa Mama Linda selalu memata matai diri nya dan bahkan sampai meretas ponsel nya agar bisa tau apa saja yang sudah Bastian lakukan.

"Eh Tante sedang bicara apa dan cari siapa?" Amara maju kedepan.

"Minggir kau! aku tidak ada urusan dengan mu, anak pencari pesugihan ini lah yang harus berhadapan dengan ku." Mama Linda mendorong Amara keras.

"Anj*ng ini ya orang tua, tinggal bicara saja sampai dorong orang segala!" Amara kesal juga lama lama.

"Aku tidak menyuruh atau menghubungi putra mu duluan, jadi berhenti lah mengusik ku!" Sela menatap Mama Linda tajam.

"Oh berani kau ya melawan ku, udah hilang kah rasa malu mu itu?!" sinis Mama Linda sangat marah pada Sela yang berani menjawab.

Sebab sebelum nya Sela cuma diam saja saat di marahi oleh Mama Linda, karena saat itu Sela juga masih kecil sehingga tidak berani mau terlalu melawan orang tua yang ada di depan nya ini dan yang paling penting dia juga merasa bersalah atas semua yang sudah terjadj, sehingga dia menerima saja umpatan Mama Linda.

Namun kali ini beda cerita sudah, sebab Sela merasa tidak ada salah pada Bastian dan juga Mama Linda. Bastian datang atas kemamuan dia sendiri dan bukan Sela yang menghubungi duluan, jadi tanpa rasa ragu langsung saja menyalak dan melawan pada Mama Linda, lagi pula orang seperti ini tidak bisa bila mau di diam kan begitu saja.

"Kau pasti tau semua pergerakan anak mu! harus nya kau juga bisa melihat siapa yang gatal duluan, aku sama sekali tidak pernah menghubungi anak mu." bentak Sela mulai naik darah.

"Yang menghubungi Sela memang anak mu duluan, tuh bukti nya masih ada dan dia berulang kali menelfon baru aku yang membalas." Amara juga buka suara.

"Kau kan yang menyuruh dia datang sampai mengirim lokasi juga, itu nama nya sama saja menggatal! dasar kau yang tidak mau melepaskan anak ku." Mama Linda menunjuk Sela.

"Ini orang pasti sudah tidak waras lah." celetuk Celin yang dari tadi memperhatikan Mama Linda.

"Jaga bicara kamu ya! teman mu ini adalah anak dari orang pengambil pesugihan, Mama Sela kaya karena menumbalkan banyak nyawa." Mama Linda membongkar aib Sela lagi.

"Hah?!" Amara cukup kaget mendengar nya.

"Otak mu sudah miring atau setres karena tidak pernah di belai suami, zaman sekarang masih saja percaya dengan pesugihan!" sinis Celin menatap Mama Linda tajam.

Sela menelan ludah nya dengan susah payah karena sekarang aib lama juga akan di bongkar habis habisan oleh wanita ini, terbayang bagai mana saat di SMA dulu semua teman mencemoh diri nya. bahkan di sana lah rasa derita Sela yang tidak ada habis nya, sekarang malah di ulang lagi oleh wanita ini.

"Ibu Sela menumbalkan banyak tetangga nya demi uang, bahkan Ayah dan Adik nya Sela mati karena ulah Rosana juga!" Mama Linda sangat berapi api.

Sraaaak.

Praaaaang.

"Aaaahhh!" Mama Linda menjerit kencang karena piring yang untuk tempat buah melanting di kepala nya.

"Aku sudah bilang padamu, jangan mengusik hidup ku! anak mu yang datang kesini, baik nya kau urus saja anak mu." geram Sela begitu marah.

"Ya ampun, Sel!" Celin panik karena kaki Sela berdarah lagi akibat di pakai gerak.

"Tolong bawa wanita itu pergi, aku muak melihat wajah nya!" teriak Sela sangat marah.

Amara menarik Mama Linda agar kekuar dari ruangan ini, kepala Mama Linda sudah bocor karena hantaman piring yang sangat kuat tadi. di sentak tangan Amara, sebab Mama Linda adah wanita yang keras kepala juga, langkah nya langsung menuju kamar mandi.