Tidak disangka Habiba jika sang suami mengatakan tidak mencintainya di malam pertama pernikahan mereka. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pernikahan mereka berjalan seperti layaknya suami istri pada umumnya. Namun, pada saat kehamilan Habiba 8 bulan mantan kekasih Yusuf datang kembali dan Yusuf menyuruh Habiba pergi.
Akankah Yusuf kembali kepada mantan kekasih yang telah meninggalkan dia atau mempertahankan rumah tangga dengan Habiba?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riya Wardu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Temani Saya Kerja
"Maaf, apa Nona ini asisten atau sekretaris baru Anda? "
"Oh iya maaf, kenalkan ini calon istri saya.. "jawab Yusuf
Lagi-lagi Habiba melototkan matanya ke arah Yusuf, namun Yusuf cuek saja.
"Oh, maafkan saya Nona.. "ucap Tuan Rahman mengatupkan kedua tangan di dadanya.
Habiba hanya tersenyum dan mengangguk membalas ucapan Tuan Rahman.
"Maaf Tuan Yusuf sepertinya jika Nona --"ucapan Tuan Rahman terjeda.
"Habiba.. "lanjut Yusuf
"Nona Habiba, sepertinya jika Nona Habiba mengikuti meeting kita di sini dia akan merasa bosan. Bagaimana jika Nona Habiba bergabung bersama istri dan cucu-cucu saya di sana.. "tunjuk Tuan Rahman ke arah istri dan kedua cucunya di area playground restaurant.
Yusuf meminta pendapat Habiba apakah dia mau ikut meeting bersama Yusuf dan kliennya atau ikut bergabung bersama istri dan kedua cucu Tuan Rahman.
Dengan anggukan kepala Habiba meng- iyakan saran dari Tuan Rahman untuk bergabung bersama istri dan kedua cucunya di playground. Sejurus kemudian Tuan Rahman menyuruh Julian sang asisten untuk mengantar Habiba ke playground.
Baru akan beranjak dari duduknya, tiba-tiba dua anak sekitar usia 8 tahun datang berlari menghampiri ke tempat duduk mereka.
"Opaa... "panggil kedua cucu Tuan Rahman
"Hai sayang, mana Oma kalian..? "sahut Tuan Rahman
"Itu.. "tunjuk kedua anak lucu itu pada seorang wanita cantik paru baya di belakang mereka.
Wanita itu adalah istri Tuan Rahman, dia mengenalkan Yusuf dan Habiba. Dia meminta agar Habiba bisa bergabung bermain dengannya dan kedua cucunya. Dengan senang hati Nyonya Rahman mengajak Habiba bergabung bersama kedua cucunya. Lantas Habiba dan Nyonya Rahman beserta kedua cucunya meninggalkan Yusuf,Tuan Rahman dan asistennya yang akan memulai meeting.
Meeting berjalan dengan lancar, meskipun fokus Yusuf secara diam-diam mencuri pandang ke arah Habiba yang sedang bermain bersama istri Tuan Rahman dan kedua cucunya hingga senyum tipis terbit dari bibirnya. Dan tanpa Yusuf sadari Tuan Rahman melihat hal itu.
"Ehm.. Sepertinya kita harus mengakhiri meeting hari ini Tuan Yusuf.. "ucap Tuan Rahman menggoda Yusuf
"Maaf, maksud Anda? "jawab Yusuf sedikit terkejut karena kepergok mencuri pandang ke arah Habiba.
"Saya pernah muda Tuan, kita bisa lanjut meetingnya besok. Julian, tolong kamu panggilkan Nyonya dan cucu saya serta Nona Habiba. Setelah itu antarkan mereka kemari,jangan lupa minta waitress menyiapkan makanan dan minuman yang kita pesan tadi.. "perintah Tuan Rahman ke asisten.
Julian, Asisten Tuan Rahman mengangguk dan berlalu menjalankan perintah Tuan-nya.
Bahu Yusuf ditepuk lembut oleh Tuan Rahman, seraya berkata
"Santai saja Tuan Yusuf, untuk meeting bisa kita lanjut besok. Sekarang saatnya kita makan siang bersama orang tercinta kita.. "
"Sebenarnya hari ini saya mau membatalkan pertemuan kita karena cucu saya kebetulan baru datang dari luar negeri menginginkan untuk jalan-jalan dengan saya dan istri saya. Akan tetapi saya tidak enak dengan Anda karena sudah membuat janji untuk bertemu hari ini.. Ya,, walaupun pada akhirnya meeting ini hanya separuh jalan saja.. "ucap Tuan Rahman terkekeh
Mereka pun terkekeh bersama hingga tidak menyadari ada dua orang wanita dan dua anak, laki-laki dan perempuan menghampiri mereka. Mereka adalah Nyonya Rahman dan kedua cucunya serta Habiba. Tuan Rahman mempersilahkan mereka duduk, setelah mereka duduk selang beberapa menit waitress restaurant tersebut membawakan pesanan makanan dan minuman mereka.
Mereka pun menikmati makanan dan minuman yang telah disajikan sambil sesekali mengobrol ringan, disertai celotehan lucu dari kedua cucu Tuan Rahman.
Acara makan siang dan meeting yang baru setengah jalan telah selesai. Tuan Rahman beserta keluarganya sudah meninggalkan restaurant, begitu pun dengan Yusuf dan Habiba mereka berdua sekarang sudah berada di mobil untuk menuju ke kantor Yusuf.
Habiba kesal dengan Yusuf selalu dipaksa ikut terus,padahal dia ingin pulang ke rumah. Tapi Yusuf tetap membawa ke kantornya.
"Nggak usah cemberut gitu, jelek tau. Aku udah ijin Mama Sarah. Kata Mama nggak pa-pa aku ajak kamu ke kantor, nanti sore aku anter pulang.. "bohong Yusuf ke Habiba yang masih memanyunkan bibirnya.
Hampir empat puluh menit mereka menempuh perjalanan untuk sampai di kantor Yusuf, Yusuf memarkirkan mobilnya di basement khusus CEO. Kemudian menaiki lift khusus, sepanjang perjalanan di dalam kantor para karyawan dan karyawati memandangi ke arah Habiba dan Yusuf mereka berkasak-kusuk melihat pemandangan sangat langka.
Bagaimana tidak sangat langka. Seorang Yusuf yang tidak pernah dekat seorang wanita tiba-tiba menggandeng seorang wanita cantik dengan posesif-nya, dan membawa ke kantornya.
Sebenarnya Habiba malu, dia sampai menundukkan wajahnya. Namun, Yusuf berkata untuk jangan menundukkan wajahnya. Rasa lega berakhir setelah sampai di ruang CEO, ruang Yusuf.
Yusuf melepaskan tangannya dari tangan Habiba kemudian menyuruh Habiba untuk duduk di sofa menunggu dia menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda.
Ada perasaan aneh pada diri Habiba melihat ruangan Yusuf, melihat foto-foto Elsa berada di ruangan itu. Tidak bisa dipungkiri Elsa memang pernah menjadi Brand Ambassador produk kecantikan perusahaan Yusuf, tapi jika karena hal itu seharusnya ada foto Brand Ambassador yang terbaru. Namun ternyata tidak ada, dan ada sebuah foto yang membuat Habiba tersenyum getir dalam hati. Dia melihat foto kebersamaan Yusuf dan Elsa pada saat liburan keluarga. Dalam foto itu Yusuf terlihat sangat bahagia.
"Ada apa? "tanya Yusuf yang membuyarkan lamunan Habiba.
Sontak Habiba kaget "Hmm,, nggak pa-pa.. Musholla di lantai berapa? Aku mau sholat dhuhur, tadi belum sholat.. "ucap Habiba mengalihkan topik.
Mendengar pertanyaan dari Habiba, Yusuf yang sudah duduk di kursi kerjanya tidak menjawab pertanyaan Habiba. Dia justru menelpon sekretarisnya untuk membawakan mukena ke ruangannya.
"Mia, bisa kamu bawakan mukena ke ruangan saya sekarang.. "
-----
"Oke.. "
••••••••••••
"Mukena? Masa iya Pak Yusuf mau sholat pake mukena? Ah iya,,aku lupa tadi kan Pak Yusuf ke sini sama seorang cewek cantik.. Tapi siapa ya tadi? "gumam Mia sekretaris Yusuf
"Ehm.. Kenapa kamu Mia? "ucap Ardan mengagetkan Mia
"Astaghfirullah.. Pak Ardan ngagetin aja.. "balas Mia yang mengelus dadanya.
"Kamu kenapa? "
"Ini mau nganterin mukena ke ruangan Pak Yusuf.."
"Mukena? Ruangan Pak Yusuf? Maksud kamu? "cerca Ardan
Mia menghela nafas sejenak, "Tadi Pak Yusuf telepon saya,disuruh bawa mukena ke ruangannya.. "
"Memangnya siapa di ruangan Pak Yusuf? "tanya Ardan
"Nah itu Pak, saya seperti tidak asing dengan wajah wanita yang diajak Pak Yusuf tadi, tapi saya lupa namanya. "ucap Mia menggaruk pelipisnya.
"Siapa ya? "batin Ardan
"Ya sudah, sini biar saya yang bawa. Sekalian mau menyerahkan berkas ini ke Pak Yusuf.. "ucap Ardan.
Mia pun memberikan mukena yang tadi mau dia bawa ke ruang CEO ke Ardan, asisten Yusuf.
Tiba di depan ruangan CEO, Ardan mengetuk pintu berkali-kali namun tidak ada jawaban. Katakanlah Ardan lancang, dia mencoba membuka pintu yang tidak terkunci. Betapa terkejutnya Ardan ketika baru melangkah masuk melihat pemandangan yang mencengangkan.
"Astaghfirullah.. "pekik Ardan
"Maaf Tuan.. "lanjutnya.
✍️✍️✍️✍️✍️