Liliana Larossa tidak sengaja menemukan anak laki-laki yang berdiri di bawah hujan di depan restoran ayahnya. Karena kasihan Liliana menjaga anak tersebut dan membawanya pulang.
Namun siapa sangka kalau anak laki-laki bernama Lucas tersebut merupakan anak bos tempatnya bekerja, sang pemilik perusahaan paling terkenal dan termasyur di San Francisco bernama Rion Lorenzo. Dan sayangnya, Lucas begitu menyukai Liliana dan tidak mau dipisahkan dari gadis tersebut. Hingga Rion harus mau tidak mau meminta Liliana tinggal di rumah Rion dan mengasuh Lucas dengan bayaran Liliana dapat tetap bekerja dari rumah sebagai IT perusahaan Lorenzo.
Tapi bagaimana jika Liliana tanpa sengaja menemukan fakta siapa sebenarnya Rion Lorenzo, yang merupakan ketua dari organisasi bawah tanah, Mafia? Dan harus mengalami banyak kejadian dan teror saat ia mulai menginjakan kakinya di rumah Rion?
Ikuti kisah Liliana dalam mengasuh Lucas sekaligus menghadapi sang ketua Mafia dalam teror yang akan mereka hadapi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10. KISAH YANG HILANG
Untuk beberapa saat, Rion masih terdiam setelah mendengar apa yang Robert katakan tentang Lili. Gadis penuh kasih sayang tapi juga tak gampang goyah itu, memiliki hal kelam yang tidak pernah Rion sangka. Tatapan mata penuh amarah ketika Rion menuduh gadis itu saat pertama kali bertemu di ruang kerja Rion, dan bagaimana gadis itu tanpa takut menarik kerah baju Rion dan menantang balik pria tersebut, telah mendapatkan pengalaman menyakitkan sebelumnya.
"Apa sekarang Anda berpikir Lili tidak pantas mengasuh putera Anda setelah mendengar tentangnya?" tanya Robert ketika mendapati Rion tidak juga bicara setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Robert mengenai Lili.
"Bukan, bukan tentang itu. Hanya saja saya masih tidak menduga kalau gadis setangguh dan selembut Liliana pernah mengalami hal menakutkan itu," jawab Rion jujur.
"Bahkan lebih buruk dari dugaan Anda," kata Robert.
Alis Rion bertaut. "Lebih buruk?"
"Hal itu terjadi ketika Lili masih sekolah tahun ke dua. Ada pria di sekolahnya yang tertarik dengan Lili, tapi Lili tidak menyukainya. Dan pria itu merencanakan hal keji itu bersama dengan teman-temannya yang lain. Menarik Lili ke gudang belakang sekolah dan melecehkannya, bahkan merekam aksi bejat itu dan menyebarkannya ke internet. Beruntung ada guru dan penjaga sekolah yang memergoki mereka sebelum berhasil memperkosa Lili. Tapi gadis itu telah mendapatkan kekerasan seksual, dilecehkan dan ditelanjangi. Mental Lili hancur saat itu, terutama setelah tahu yang terjadi pada dirinya di ekspos di internet." Terlihat jelas ada rasa sakit dan air mata yang menggenang netra Robert ketika ia mengingat kembali apa yang terjadi pada puteri kecilnya.
Rion merasakan amarah bergejolak dalam dirinya. Tangannya telah mencengkeram meja dengan kuat hingga mengeluarkan suara seperti patahan. Rion yang bahkan bekerja di bidang lain dimana hal ilegal ia lakukan, dirinya brengsek dan berdarah dingin untuk banyak orang, tapi tak pernah sekali pun ia menyakiti apalagi sampai melecehkan perempuan seperti itu. Bahkan kalau pun ia butuh untuk melampiaskan hasrat seksualnya, ia lebih baik membayar wanita malam di luar sana dibandingkan harus melakukan hal bejat layaknya binatang seperti itu.
"Butuh waktu lama untuk Lili bisa kembali ke aktivitasnya, harus pindah ke tempat dimana tak ada orang yang mengenal gadis itu. Menghapus semua jejak Lili di internet bahkan memutus hubungan dengan orang-orang lama. Tapi trauma gadis itu masih tetap ada. Kontak fisik dengan lawan jenis adalah trigger terbesarnya, membuatnya masuk ke panic attack. Begitu pula dengan berbagai macam kekerasan, walau ia sekedar melihat orang lain yang mendapatkannya," jelas Robert kembali.
Rion berusaha untuk menenangkan diri sendiri, tak ingin marah mengambil alih pikirannya saat ini dan membuatnya bersikap diluar rasional.
"Karena itu, jika setelah mendengar ini Anda masih mau menjadikan Lili sebagai pengasuh anak Anda, saya meminta beberapa hal itu kepada Anda. Sebagai seorang ayah saya hanya ingin puteri saya hidup dalam ketenangan. Anda pasti mengerti apa yang saya rasa terutama Anda juga seorang ayah," ucap Robert yang menatap Rion penuh harap. Ia tahu kalau Rion berasal dari kalangan atas dan tidak ingin sampai Liliana mendapatkan masalah karena kurangnya informasi tentang gadis itu bagi Rion.
Rion mengangguk. "Saya akan terima persyaratan Anda, ini juga demi Lucas. Dan saya tahu kalau Liliana adalah gadis baik-baik. Saya berjanji sebisa mungkin selama dia berkerja di bawah nama saya, akan saya pastikan keamanannya," ucap Rion.
Senyum Robert terulas di wajah dengan garis usia yang tak bisa di bohongi tersebut.
"Bukankah tadi Anda bilang, Liliana juga harus dijauhkan dari api?" tanya Rion kembali ketika ia mengingat poin yang disebutkan oleh Robert sebagai persyaratan.
"Lili kehilangan ibu dan adiknya dalam kecelakaan. Mobil yang dikendarai ibunya terbalik karena menghindari mobil yang hilang kendali dari lawan arah. Lili terpental ke luar tapi ibu dan adiknya masih terjebak di dalam mobil, lalu mobil itu meledak. Terbakar habis di depan mata Lili saat gadis itu berusia sepuluh tahun. Sejak saat itu setiap kali dia melihat api yang cukup besar, dia akan kalut," jawab Robert yang lagi-lagi harus membuka kenangan pahit padahal selama ini telah ia simpan rapat di ingatannya.
Oh God, kenapa kau sungguh kejam dengan gadis itu?! batin Rion menjerit ketika ia harus mendengar dua kasus mengerikan tentang Liliana Larossa. Bertanya-tanya kenapa Tuhan menghukum gadis itu dengan begitu menyedihkan, bahkan meninggalkan sisa yang tak dapat dihapuskan. Trauma yang permanen seumur hidup.
"Anda satu-satunya yang mendengar tentang Lili sekarang. Saya harap Anda menjaga Lili dengan baik seperti janji Anda. Dia gadis baik, penuh kasih sayang. Ia selalu suka dengan anak-anak seperti Lucas karena ia telah kehilangan adiknya yang seusia dengan Lucas. Saya harap Anda tidak menyakitinya, dia sudah cukup menderita selama ini. Jika Anda tidak membutuhkannya lagi suatu hari nanti, kembalikan dia dengan cara baik-baik ke saya seperti Anda meminta izin dengan cara baik-baik pula," kata Robert yang kini melembut, raut wajahnya tak lagi sesedih sebelumnya, walau sirat khawatir masih memenuhi netra senada dengan milik Lili.
"Saya akan menjaganya dengan baik. Ucapan Anda terdengar seolah aku sedang melamar anak Anda, Sir," canda Rion untuk mencairkan suasana.
Robert tertawa kecil mendengar penuturan dari Rion barusan. "Saya berani bertaruh kalau Anda datang ke sini bukan hanya karena Anda menginginkan Lili sebagai pengasuh Lucas. Tapi Anda memiliki ketertarikan dengan Lili, benar?" tebak Robert.
Netra Rion sedikit membulat, terkejut ketika Robert bisa mengatakan hal seperti itu. Dan hal itu benar. Walau Rion masih belum yakin apa yang ia rasakan saat ini terhadap gadis itu. Apakah tertarik karena hawa nafsu atau karena murni dari hatinya? Rion belum bisa memberikan jawaban.
"Menurut Anda kenapa saya menceritakan tentang masa lalu Lili, padahal jelas Anda orang asing bagi saya. Walau Anda bilang ingin mempekerjakan Lili sebagai pengasuh Lucas, tidak perlu saya beritahu apa yang terjadi tentang Lili-ku sedetail itu kepada Anda. Lagipula jika Anda ingin sekedar mempekerjakan Lili sebagai pengasuh Luca dan bekerja dari rumah, Anda tidak perlu repot-repot datang ke sini dan menemui saya langsung, kan. Jika bukan karena tertarik dengan Lili, sepertinya hal itu tidak perlu dilakukan," simpul Robert dengan senyum yang sejak tadi mengembang di wajahnya.
Rion tertangkap basah semudah itu ternyata. "Bagaimana Anda bisa tahu semudah itu?" tanya Rion.
"Aku seorang ayah, dan aku akan selalu tahu mana yang tertarik dengan puteriku mana yang tidak. Mana yang serius mana yang sekedar main-main," jawab Robert.
"Saya memang tertarik dengan puteri Anda, tapi belum yakin perasaan seperti apa. Saya hanyalah duda anak satu yang sudah lama tidak berinteraksi sedekat ini dengan perempuan. Anda pasti paham. Tapi saya berjanji untuk tidak menyakiti Liliana seperti yang Anda minta. Tidak akan melakukan hal yang tidak gadis itu inginkan. Sebisa mungkin saya akan melindunginya, dan tidak memaksa kehendak saya terhadapnya. Saya juga seorang ayah, jadi paham bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada anak," ucap Robert tulus.
Robert mengangguk, tahu kalau apa yang dikatakan oleh pria di hadapannya ini bukanlah sekedar omong kosong.
"Saya rasa itu saja yang ingin saya bicarakan dengan Anda. Liliana mungkin akan membicarakan hal ini kepada Anda." Rion menyudahi pembicaraanya, mengingat ia pun harus segera kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang masih menumpuk.
"Ah, dan satu lagi. Pastikan untuk merahasiakan tentang obrolan kita mengenai Lili hari ini. Anggap Anda tidak tahu tentang Lili sampai mungkin ketika kalian berdua sudah cukup dekat untuk saling terbuka satu sama lain," pinta Robert.
"Pasti. Saya mengerti maksud Anda. Saya juga tidak ingin membuat Lili tidak nyaman saat tahu kalau saya tahu tentang masa lalunya. Terima kasih sudah memberitahu saya tentang Lili," balas Rion.
Robert mengangguk. Ia mengantarkan Rion menuju pintu masuk ketika pria itu pamit untuk segera kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya.
"Sepertinya candaanmu dulu, sekarang benar-benar terjadi, Ferdinan. Aku tidak menyangka kalau Tuhan akan mempertemukan mereka berdua dengan cara seperti ini, ketika keduanya saling membutuhkan," ucap Robert saat melihat mobil hitam milik Rion melesat pergi.
Robert mengingat orang yang menjadi teman baiknya, orang yang telah lama tidak ia temui. Dan mungkin akan ia temui segera walau entah kapan. Benar-benar tak menyangka kalau ungkapan dunia sesempit itu adalah benar.