Qianlu adalah putri dari sebuah keluarga jenderal terpandang. Namun sayangnya hidupnya tidak bahagia, akibat dia sendiri, datangnya seorang selir dan juga anak nya membuat ibu nya tersingkir dan mengakibatkan sikapnya menjadi arogan.
"Jika seandainya aku bisa memutar waktu kembali, maka aku tidak mau menjadi seperti ini...." ujarnya ditengah ambang kematian.
"Dimana aku...."
"Qian! Lihatlah ayahmu sudah kembali!"
"Aku menjadi kecil?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siluman pendek
Perjalanan menuju kerajaan Xang tidak bisa dikatakan perjalanan yang singkat juga. Butuh sekitar 2 hari untuk sampai kesana, itupun jika cuaca mendukung. Sepanjang perjalanan, manik Qian dimanjakan dengan keindahan alam yang begitu terjaga. Udara yang tidak panas dan juga tidak dingin membeli sensasi yang nyaman di tubuh Qian.
"Apa Nona muda ingin buah?" Qian menggeleng, perutnya belum terasa lapar ataupun merasa haus.
"Kalau nona muda ingin katakan saja." Kepala Qian mengangguk, pelayan itu hanya merasa cemas karena ini perjalanan pertama Nona mudanya yang cukup jauh.
Sedangkan Jun Hui yang berada di depan, sesekali matanya menoleh ke belakang seolah ingin memastikan keadaan putrinya. Jun Hui sebenarnya ingin, agar putrinya duduk di kuda bersama nya, tapi mengingat keadaan putrinya baik dari segi keamanan ataupun udara, Jun Hui mengurungkan niatnya.
"Cuaca tampak bagus jenderal, jika begitu perjalanan kita mungkin lebih cepat." Ucap salah seorang yang pergi mendampingi perjalanan.
"Ya, aku ingin kita berhenti di dekat Lembah Jiuzhaigou. Putriku Qian akan menyukainya." Ucap Jun Hui.
"Benar jenderal, tempat itu adalah tempat yang sangat indah. Dengan warna air yang biru dan tempat yang dikelilingi oleh pepohonan hijau. Menjadi tempat pemberhentian para pengembara.
"Ini pertama kalinya dia melakukan perjalanan seperti ini."
*********************
"Ayah! Ini sangat indah!" Qian tampak berteriak girang melihat tempat pemberhentian pertama. Jun Hui langsung tersenyum lebar melihat kebahagiaan putrinya. Lembah ini memiliki danau yang begitu banyak. Dan tempat yang mereka pijaki adalah danau lima warna.
Pelayan dan terlebih bibi pelayan Qian langsung menyiapkan makanan untuk nona muda nya. "Ayo Nona, waktunya makan." Mata Qian neg dimanjakan dengan keindahan danau ini yang begitu jernih, sehingga memberikan mata melihat dasarnya. Terlebih, pantulan cahaya matahari yang membuat air danau tampak mengkilap.
Sembari menikmati makanan, Qian melihat pemandangan di hadapannya. "Ayah, tempat ingin sepertinya sangat luas."
"Iya putriku. Tempat ini sangat luas, butuh waktu lama untuk mengunjungi setiap keindahan nya." Jelas Jun Hui pada putrinya.
"Ayah, apa aku boleh berjalan-jalan sebentar? Tidak jauh, aku janji!" Qian langsung memberikan janji kelingking nya.
"Baiklah, bibi pelayan akan mengawasi mu." Qian mengangguk saja, yang penting dia bisa melakukan sedikit lebih dari tempat ini. Dulu dia tidak begitu tertarik dengan perjalanan ini, karena sangat membosankan baginya.
Dan benar saja, selesai makan, Qian melangkah kecil. Baru beberapa langkah, Qian disambut dengan burung yang indah. Bulunya bewarna biru dengan ekor yang panjang. "Cantik sekali....." Qian mengikutinya. "Nona muda!" Teriak bibi pelayan karena nona muda nya pergi cukup jauh.
Sedangkan Qian dengan kegirangan mengikuti burung itu. Hingga langkahnya terhenti karena sebuah panah melintas di depannya. "Whoosh!"
Qian langsung menoleh, diantara pepohonan dia mendekat suara yang mendekat, dia mengambil batu di kakinya dan melempar kan ke arah semak belukar. "Aaahh!" Tak lama terlihat sosok anak laki-laki dengan busur di tangannya.
Matanya menangkap sosok Qian yang ada dihadapannya. Dia mengelus kakinya yang tekena lemparan batu Qian. "Kenapa kau melempar ku?" Tanyanya.
"Kau sendiri kenapa melesatkan anak panah padaku!" Balas Qian sembari melipat kedua tangannya dengan wajah yang menunjuk ke panah yang tertancap itu.
"Kau tidak tau kenapa seorang pria memanah, dan itu di hutan?" Balasnya.
"Pria? Kau hanya anak kecil yang tidak jauh beda dengan ku!" Ucapan Qian menohok yang membuat anak laki-laki itu mendelik tajam padanya.
"Apa? Kau bilang apa? Dasar pendek!"
"Pendek! Aku ini tinggi ya!" Balas Qian tidak mau kalah. Secantik dan semanis ini, dia dikatakan pendek? Yang benar saja...
"Dasar pendek! Atau kau adalah siluman pendek disini!" Lanjutnya lagi.
Qian yang kesal langsung berlarian ke arah anak laki-laki itu.... "Hei, kau mau apa....."
"Aaaaaa!" Keduanya langsung jatuh bersamaan diantara tanah yang lembab.
"Beraninya kau bilang aku pendek!"
"Aghhh! Paman! Ada siluman pendek yang mengigit ku! Paman!!!!"
"Cepat cari putriku!" Jun Hui langsung memerintahkan kepada para pengawalnya untuk mencari keberadaan putrinya. Karena bibi pelayan putrinya kehilangan jejak putrinya.
"Nona muda masuk ke dalam hutan jenderal, saya terjatuh ketika mengejar nya. Dan itu membuat saya kehilangan jejak nya. Nona muda mengejar burung yang dilihat nya."
Sedangkan di sisi lain, kehebohan juga terjadi ketika sebuah suara teriakan menggema di hutan. "Ada apa dengan pangeran...."
"Paman!!!!" pria gagah itu langsung berlari menuju sumber suara.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏🥰
ceritanya menarik ❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️