Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 09 : Vena Naga
Mo Lian terus berlari menuju Puncak Gunung Emei. Ia ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri apakah Gunung Emei seperti yang dikatakan di laman website, yang mana tertulis di sana memiliki sebuah danau yang dapat bercahaya.
Beberapa puluh menit setelah keberangkatannya, kini Mo Lian tiba di depan gerbang sebuah vila yang sangat mewah, bahkan ukurannya sendiri berkali-kali lipat lebih besar dari Mansion Keluarga Qin yang baru saja didatanginya tadi.
Mo Lian kembali melangkahkan kakinya mendekati gerbang, namun baru saja ia melangkah. Terdengar suara teriakan yang sangat nyaring menghentikannya.
"Berhenti!"
Mo Lian menolehkan kepalanya melihat sumber suara. Terlihat pria dewasa dengan usia berkisar diatas dua puluhan tahun, mengenakan seragam Security berwarna hitam dan terlihat juga di pinggangnya menggantung satu buah pistol ukuran sedang.
"Mau apa kau kemari! Ini adalah vila milik Keluarga Qin! Tidak ada yang diperbolehkan untuk datang!" Pria dewasa itu berkata dengan urat di kepalanya.
"Vila ini telah diberikan padaku," jawab Mo Lian dengan santai seraya mengeluarkan kunci dari dalam kantung celananya.
Pria dewasa yang tidak diketahui namanya itu terdiam sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak. "Apakah kau bermimpi!" ucapnya memandang rendah Mo Lian.
Mo Lian hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia memperlihatkan kartu identitas yang telah diberikan oleh Qin Tian tadi bersamaan dengan kunci vila. "Apakah kau masih mengatakan bahwa bukan akulah orang dari pemilik vila ini?"
"Kau! Memalsukan kartu keanggotaan Real Estate Emei adalah tindakan kejahatan!" Pria dewasa itu tidak mengecek lebih lanjut kartu identitas Mo Lian dan langsung menarik pistol yang menggantung di pinggangnya, kemudian mengarahkannya pada Mo Lian.
Wajah Mo Lian mengeras dengan kerutan di dahi. Ia tak menyangka pria di depannya menodongkan senjata api padanya, meski sama-sama Fase Mendalam, tapi perbedaan antara tahap Awal dan Akhir sangatlah jauh. Ia yang sekarang hanya dapat mengubah arah, melambatkan laju peluru. Namun masih tidak dapat menahan tembakan senjata api dengan tubuh fisiknya.
Brom!
Terdengar suara mobil tidak jauh dari mereka, menarik perhatian Mo Lian dan pria dewasa pemegang pistol.
Pria dewasa itu menaruh kembali senjata api miliknya, lalu berlari menghampiri mobil dan kemudian menundukkan tubuhnya 45°. "Selamat datang Nona Qin."
"Nona Qin. Ada bocah idiot yang mengaku sebagai—" Pria dewasa itu mengadukan Mo Lian sesaat setelah orang yang berada di dalam mobil keluar, namun ucapannya terpotong karena tamparan mendarat tepat di wajahnya.
Plak!
Pria dewasa itu terdiam tak percaya dengan apa yang baru saja dilaluinya. Ia menolehkan kepalanya mengamati langkah kaki dari Nona Qin yang berjalan mengarah pada Mo Lian, orang yang baru saja dihinanya tadi.
"Tuan Mo. Maafkan saya karena datang terlambat, kakek saya sudah menduga ini pasti akan terjadi. Jadi dia mengirimkan saya kemari untuk membantu Tuan Mo memasuki Mansion Bai Long." Qin Nian menundukkan kepalanya mengarah pada Mo Lian. Panggilannya terhadap Mo Lian juga telah berubah, hal ini dikarenakan ia melihat bahwa Mo Lian dapat menghilang di kekosongan udara.
Bukan hanya Qin Nian saja, beberapa pengawal yang sebelumnya mengatakan bahwa Mo Lian seorang penipu juga memperlihatkan rasa hormatnya pada Mo Lian.
Berbeda halnya dengan pria dewasa yang telah menodongkan senjata apinya pada Mo Lian. Kini wajahnya mengeras dengan urat-urat lehernya terlihat, ia menggertakkan giginya kesal karena diperlakukan seperti itu oleh Qin Nian tadi, tanpa pikir panjang ia menarik kembali senjata apinya dan mengarahkannya pada Qin Nian, majikannya sendiri. "Aku telah bekerja lama pada kalian! Dan sekarang ini balasannya!"
Bang!
Terdengar ledakan dari belakang Qin Nian, peluru dari senjata api melesat cepat mengarah padanya.
Mo Lian yang melihat itu dengan sigap menggerakkan sedikit kakinya dan kemudian tiba-tiba muncul di belakang tubuh Qin Nian, ia membuat gerakan tangan memutar seperti pusaran untuk membuat laju peluru melambat.
Tidak berhenti disitu saja, Mo Lian kembali mengalirkan energi spiritual miliknya pada peluru untuk mengubah arahnya pada pria dewasa pemegang senjata api.
Wush!
"Arrgghh!" Pria dewasa itu berteriak kesakitan saat pahanya telah berlubang seukuran kelereng kecil, ia terjatuh berguling-guling memegangi pahanya yang telah mengeluarkan darah segar.
Kejadian ini hanya berlangsung sepersekian detik, membuat Qin Nian dan para pengawal hanya terdiam tak mengerti apa yang terjadi saat mendengar teriakan dari penjaga gerbang Mansion Bai Long.
"Ap- Apa ini? Apa yang terjadi?" tanya Qin Nian dengan pandangan tidak mengerti dan sedikit ketakutan saat melihat darah mengalir dari paha penjaga mansion.
"Dia mengarahkan senjata apinya padamu, untungnya aku sempat membalikkan arah tembakan padanya. Jika tidak, kau yang akan mati." Mo Lian menjawab pertanyaan itu dan kemudian berbalik berjalan memasuki gerbang mansion.
"Ini—" Qin Nian terdiam sejenak, ia membalikkan tubuhnya melihat punggung Mo Lian. "Terimakasih Tuan Mo," ucapnya dengan menundukkan kepalanya, beberapa detik kemudian ia kembali berbalik melihat para pengawalnya. "Kalian. Tangkap dia, bawa kehadapan kakek," perintahnya kemudian berjalan memasuki mobil.
"Baik!" jawab serempak beberapa pengawal itu, kemudian menyeret pelaku penembak ke dalam mobil lainnya.
***
Mo Lian memasukkan kunci kedalam lubang kunci dan membuka pintu, ia melangkahkan kakinya memasuki mansion. Sesaat kemudian ia terdiam dengan mulut sedikit terbuka saat merasakan energi spiritual yang tidak seperti biasanya. "Ini ... meski energinya lemah, tapi ini adalah harta karun," ujarnya berlari menuju bagian belakang mansion.
Tidak sampai waktu satu menit, ia telah sampai di bagian belakang mansion, ia melihat ke depan dengan pandangan takjub tak percaya. "Benar saja ... meski ini sangat lemah, tapi ini adalah Vena Naga." ucapnya saat melihat siluet naga berwarna biru yang samar-samar terbang di langit.
Vena Naga adalah pusat energi spiritual, energi spiritual yang terkandung di Vena Naga sangatlah berlimpah, jika dibandingkan secara kasarnya. Mo Lian membutuhkan waktu selama tujuh jam dari manusia biasa menjadi Kultivator Fase Fondasi tahap Akhir saat berada di Danau Teratai, maka jika diulang berkultivasi di Vena Naga, ia hanya membutuhkan kurun waktu kurang dari satu jam.
"Jika ada Batu Spiritual, Batu Giok Cermin, dan bahan-bahan lainnya. Aku dapat membuat Formasi untuk meningkatkan energi spiritual dari Vena Naga beserta menahannya di sini agar tidak membiarkannya menyebar!"
"Tapi. Apakah barang berharga itu ada di Bumi? Jika Batu Giok sepertinya aku masih dapat berharap, sedangkan Batu Spiritual ..."
Batu Spiritual adalah sejenis batu kristal yang telah menyerap energi spiritual bumi dan langit selama beberapa dekade lamanya, untuk tingkatannya terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.
Tingkat Rendah biasanya telah menyerap energi bumi dan langit selama kurun waktu 100 tahun, Sedang selama 500 tahun, dan untuk Tinggi diatas 1000 tahun lamanya.
"Aku akan membalas kebaikan Keluarga Qin, aku tidak bisa menerimanya saja dan melupakan mereka. Tapi, aku akan bertindak sembunyi-sembunyi, aku tidak terlalu bisa berurusan dengan langsung. Apalagi aku masih lemah."
Tanpa berlama-lama lagi Mo Lian duduk bersila dengan mata terpejam, ia mempraktekkan Teknik Budidaya Sutra Dewa untuk menyerap energi spiritual dari Vena Naga dan meningkatkan kekuatannya, berharap dapat menembus Fase Mendalam tahap Menengah.
Teknik Budidaya Sutra Dewa merupakan teknik teratas di Dunia Kultivator bagi pembudidaya untuk mencapai Dewa terkuat, teknik ini memiliki keunggulan dapat membuat fisik yang menjadi lebih kuat, beserta kotoran dalam tubuh yang menghilang, bersamaan dengan meningkatnya basis kultivasi.
Hal inilah yang membuatnya tidak perlu menelan Pil Pembersih Tubuh saat pertama kali berkultivasi.
Siluet naga berwarna biru terbang berputar di atas kepala Mo Lian, bersamaan dengan uap biru yang memasuki tubuhnya.
Mo Lian berkultivasi tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya, ia terus memejamkan mata menyerap semua aura spiritual hingga tak terasa hari sudah mulai gelap, ia membuka matanya perlahan. Terlihat kedua bola matanya bercahaya seperti bola lampu, beberapa detik kemudian cahaya itu meredup bersamaan dengan embusan angin di sekitarnya ikut mereda.
"Fase Mendalam tahap Menengah. Dengan ini aku telah memiliki kekuatan pukulan sebesar 1500 pon, untuk saat ini aku pulang dulu ke apartemen, kemudian berkemas dan pindah ke sini." Mo Lian berdiri bertumpu dengan satu kakinya seraya menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor tertutupi debu.
Mo Lian cukup puas dengan peningkatannya hari ini, hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja ia sudah menembus Fase Mendalam tahap Menengah, tapi disisi lain juga merasa kecewa karena tidak dapat memanfaatkan Vena Naga secara maksimal.
Akhirnya Mo Lian membersihkan dirinya sejenak di kamar mandi, kemudian kembali pulang ke apartemen murah dekat SMA 1 Chengdu.
...
***
*Bersambung...