Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Alex tak menjawab ungkapan cinta Bianca, karena otaknya saat ini terfokus pada rasa yang luar biasa gila yang ada pada bagian tubuhnya, naluri menuntun nya untuk mengecup kening Bianca dan perlahan mulai bergerak, ia dan Bianca benar-benar telah menyatu sempurna saat ini.
Alex dapat melihat bagaimana ekspresi menahan sakit dari gadis yang sekarang telah menyerahkan diri secara utuh padanya. Namun sungguh ia tak berdaya untuk menghentikan kegiatan nya ini, ia hanya bisa melakukan nya dengan lebih pelan dan selembut mungkin.
Ini pengalaman pertama yang begitu indah ia tak menyangka rasa nya akan begitu luar biasa. Pantas saja Salsa selalu menuntut dirinya untuk melakukan itu, tapi apakah Salsa sudah pernah melakukan nya? sejenak Alex tersentak, pemikiran itu begitu mengganggunya. Ia hampir akan melepaskan pertautan nya pada Bianca namun ia urungkan saat mendengar gadis itu melenguh,
Alex yang sebelumnya memejam kan matanya mendadak menatap cepat pada Bianca. Ia melihat kobaran gairah pada Bianca dan itu menyulut semangat nya, ekspresi kesakitan yang tadi Bianca tunjukkan tak nampak lagi, yang ada hanya raut wajah yang memerah dengan letupan gairah yang membara.
Alex tersenyum, ia begitu bangga saat Bianca mulai menikmati permainan nya. Bayangan tentang Salsa hilang tak berbekas, ia terus melancarkan aksinya, berharap gadis itu dapat merasakan apa yang ia dapatkan dari percintaan ini. suara-suara percintaan mereka mewarnai malam itu di kamar Bianca, sepasang sejoli itu begitu menikmati pertukaran keringat yang mereka lakukan.
"Oh Bianca sayang..." Eraman panjang itu mengiringi pergerakan Alex yang menghujamkan tubuhnya lebih dalam pada Bianca saat ia mencapai pelepasan nya, kepalanya terdongak ke atas dengan mata terpejam. Tak berbeda dengan Bianca yang tubuhnya bergetar menyambut gelombang keindahan yang Alex berikan.
Beberapa saat Alex menjatuhkan dirinya di samping Bianca, menarik tubuh itu ke dalam dekapannya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh polos keduanya. Ia menciumi puncak kepala gadis itu dan mengusap lembut rambutnya.
"Terimakasih bi, tidurlah..." Bianca hanya mengangguk, ia merasa nyaman berada dalam dekapan hangat Alex. Hal ini sama sekali tak pernah berani ia harapkan. Namun jauh di dalam lubuk hatinya ada perasaan tak bernama yang terasa menghujam dan membuat dirinya pilu. Tanpa Alex ketahui air mata Bianca menetes deras.
Tak jauh berbeda kini Alex termangu, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan Bianca. Hal yang sedikitpun tidak pernah terfikir olehnya selama ini. Ia tak menyangka akan menjadi pria bejat yang memanfaatkan perasaan seorang gadis untuk memenuhi nafs* nya.
Pada Salsa ia begitu menahan diri, melakukan penjagaan padanya agar tak mengambil sesuatu sebelum waktunya, dan kini tanpa ikatan apapun ia telah merenggut sesuatu yang sangat berharga bagi Bianca.
Namun untuk menyesal rasanya juga percuma, toh semuanya telah terjadi. Alex menyelami hatinya lebih dalam, ia hanya kebingungan atas tindakan nya sementara untuk penyesalan entah mengapa Alex tak menemukan nya. Lebih brengsek nya lagi Alex begitu menikmatinya. Dan sial, bagian tubuhnya kembali bereaksi saat ia kembali mengingat apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan Bianca.
Alex berusaha mengalihkan perhatian nya, namun tak berhasil bayangan saat Bianca berada di bawahnya begitu menggoda terlebih saat ini tubuh mereka saling menempel tanpa penghalang sedikit pun
"Bi..." Panggil Alex dengan suara berat. Tak ada jawaban mungkin saja Bianca telah jatuh dalam lelap. Sebenarnya ia tak tega untuk membangunkan, namun tubuhnya benar-benar tak dapat dikendalikan.
"Maafin abang bi, abang udah nggak tahan" Alex melepaskan dekapan nya, ia mendorong tubuh Bianca agar berubah posisi menjadi telentang, gumaman Bianca yang terganggu tidurnya membuat gairahnya semakin bangkit.
"Abang.." Ucap Bianca dengan suara serak serta tatapan sayu akibat diserang kantuk.
"Maafin abang bi, abang mau lagi. Bolehkah?" Sungguh Bianca tak berdaya untuk menolak meski tubuhnya terasa remuk namun ia tak bisa menolak saat Alex kembali menjamah tubuhnya, membawanya terbang menjangkau surga dunia.
🍁🍁🍁
Pagi hari Bianca membuka matanya, ia masih berada dalam dekapan hangat Alex. Bianca menatap wajah pria pujaan nya yang tengah terlelap, bahkan suara nafas Alex terdengar kuat. Pria itu sepertinya kelelahan setelah percintaan panjang mereka tadi malam. Alex memintanya beberapa kali, sepertinya ia begitu kecanduan atas rasa yang baru pertama ia kenali.
Bianca juga merasakan tubuhnya terasa remuk dan lelah. Senyum nya tersungging, namun ada kegetiran di hatinya. Ia benar-benar telah melangkah begitu jauh. Ia telah menyerahkan diri pada Alex tanpa status apapun, tak ada perjanjian kepemilikan, tak ada hubungan yang mengikat Bianca menyerahkan dirinya dengan suka rela itu artinya ia tak berhak menuntut apapun dari Alex.
Jalan ini telah ia pilih, memiliki tubuh Alex tanpa bisa meminta hatinya. Karena sejak awal hati pria itu telah dimiliki oleh gadis lain.
Bian menghela nafas dan menghembuskan nya dengan kasar, dan hal itu mengusik lelap Alex. Ia membuka matanya lalu pandangan keduanya bertemu.
"Sudah lama bangun bi?" Suara serak khas bangun tidur Alex terdengar begitu maskulin Membuat hati Bianca bergetar. Sungguh ia adalah pengagum sejati seorang Alexander Valentino.
"Baru saja" Jawab Bianca lembut. Ia tak tahan menerima tatapan mata Alex karena itu Bianca mengalihkan pandangan nya.
"Hari ini kamu ada kuliah bi?" Tanya Alex ia mengusap rambut Bianca dengan lembut.
"Iya bang kelas pagi, sebenarnya Bian malas. Bian lemes dan capek. Tapi ada kuis hari ini" Ucap Bianca lebih seperti keluhan. Alex tersenyum dan mengecup kening Bianca.
"Kamu bersihkan diri kamu, dari pada terlambat. Abang siapkan sarapan" Hari sudah menunjukkan pukul 6 kurang 5 menit. Jika saja Bianca tidak ada kuliah Alex juga akan izin tidak masuk kantor hari ini, ia lebih memilih untuk berada di kasur seharian bersama Bian. Angan yang sangat indah bukan?
Alex melepaskan kungkungan nya saat Bianca bergerak ingin bangun dan membersihkan dirinya. Bianca bangun dari posisi tidurnya, ia melilitkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Sementara Alex juga bangun dari tidurnya dan meraih bokser yang tergeletak di lantai. Bianca mencoba berdiri namun inti tubuhnya terasa begitu sakit. Wajar saja semalam Alex menggagahinya beberapa kali, pria itu begitu bersemangat seolah menemukan mainan baru yang menyenangkan.
Desisan bibir Bianca terdengar oleh Alex.
"Kenapa bi masih sakit?" Alex yang hanya memakai celananya kini sudah berada di dekat Bianca membuat wajah gadis itu memerah karena malu.
"Tunggu di sini" Alex berlari masuk ke dalam kamar mandi Bianca, mengisi bathtub dengan air hangat, pria itu keluar lagi dan mendekat pada Bianca yang menundukkan kepalanya menghindar dari menatap Alex yang tak memakai apapun. Alex tertawa di dalam hati atas kepolosan gadis itu.
Alex menarik selimut yang melilit tubuh Bianca membuat gadis itu terperangah.
"Abang kenapa dilepas?" Tanpa menjawab Alex langsung menggendong tubuh polos Bianca dan membawanya ke kamar mandi. Ia meletakkan tubuh Bian di bath tub.
"Menurut artikel yang abang baca, rasa nyeri di sana akan mendingan jika berendam air hangat. Sebenarnya abang ingin bergabung dengan mu, tapi nanti kamu terlambat ke kampusnya bi" Ucapan Alex membuat wajah Bianca kembali merona.
🍁🍁🍁