Terlahir kembali sebagai Tian Feng di Desa Batu Angin yang terpencil, ia merasakan keputusasaan total.
Mantan Dewa Langit, kini terperangkap dalam tubuh lemah tanpa Dou Qi, menjadi sasaran cemoohan.
Titik baliknya adalah penemuan batu hitam misterius yang ternyata menjadi wadah bagi Yao Ling, seorang ahli Dou Zun yang disegel.
Di bawah bimbingannya, Tian Feng tidak hanya melatih Dou Qi dari nol, tetapi juga melatih kembali jiwanya untuk menerima kondisi fananya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 10
Tian Feng berjalan maju. Setiap langkahnya yang tenang menggema di alun-alun yang sunyi. Ia melewati Li Shen, yang memberinya tatapan penuh kemenangan dan kebencian. Ia melewati Li Jin, yang menatapnya dengan senyum dingin seorang pemenang. Ia berhenti tepat di depan pilar batu hitam itu.
Ia menatap bayangannya sendiri di permukaan batu yang halus. Bayangan seorang anak kurus berusia delapan tahun. Namun di matanya, ia melihat Bayangan dari seorang dewa yang pernah memerintah langit.
"Apa yang kau tunggu, Nak?" tegur Kakak Senior Guo dengan tidak sabar. "Pukul batunya."
Tian Feng tidak memedulikannya. Ia menoleh ke belakang, ke arah kerumunan, dan matanya bertemu dengan tatapan cemas kedua orang tuanya. Ia memberi mereka senyuman tipis yang menenangkan, sebuah janji tanpa kata.
Lalu, ia berbalik.
Ia tidak mengambil kuda-kuda yang berlebihan atau berteriak untuk mengumpulkan energi. Ia hanya berdiri tegak, mengambil posisi paling dasar yang diajarkan ayahnya untuk berburu. Kaki menapak bumi, pinggang sebagai poros, bahu sebagai busur.
Ia menarik napas. Seluruh Dou Zhi Qi Tingkat 9 di dalam tubuhnya padat, murni, dan ditempa oleh rasa sakit berkumpul di dalam kepalan tangan kanannya.
Kemudian, ia memukul.
Pukulannya lurus, sederhana, dan cepat. Tidak ada suara angin, tidak ada cahaya yang menyilaukan. Terlihat biasa saja, bahkan lemah.
DUG.
Suara yang dihasilkan saat tinjunya bertemu batu sangatlah tumpul dan mengecewakan.
Untuk sesaat, tidak ada yang terjadi.
Batu itu tetap hitam. Tidak ada satu pun cincin cahaya yang muncul.
Alun-alun yang tadinya tegang kini dipenuhi bisikan kebingungan. Wajah Li Jin berubah dari tegang menjadi lega, lalu menjadi seringai mengejek. Li Shen tertawa tertahan. "Hah! Jadi hanya itu kekuatanmu? Hanya Gertakan!"
Mei Li menutup mulutnya dengan cemas. Hati Jian mencelos.
Kakak Senior Guo mengerutkan kening, tampak kecewa. "Hanya kekuatan fisik? Sepertinya kita telah membuang-buang wa—"
Tepat saat ia hendak menyatakan kegagalan Tian Feng, sesuatu terjadi.
BZZZZZZZZZZT!
Sebuah cahaya putih yang menyilaukan meledak dari dalam batu. Bukan satu per satu, tapi SEMBILAN cincin cahaya muncul serentak dalam sekejap, begitu terang hingga menyilaukan semua orang.
"Sembilan... Sembilan Cincin!" teriak Kakak Senior Chen yang lebih muda, matanya melotot tak percaya.
"Puncak Dou Zhi Qi!" gemuruh suara terdengar di kerumunan yang terkejut. Wajah Li Shen yang tadinya menyeringai kini membeku, digantikan oleh kepucatan.
Namun, itu barulah permulaan.
Setelah sembilan cincin cahaya mencapai puncaknya, sebuah suara halus terdengar, suara yang seharusnya tidak mungkin ada.
Kriiiik...
Sebuah retakan setipis rambut muncul di permukaan Batu Penguji Dou.
Mata Kakak Senior Guo yang tadinya hanya terkejut kini melebar ngeri. "Tidak mungkin...!"
Getaran dari Tinju Getar Dalam milik Tian Feng, yang telah ia latih dengan sempurna untuk menghancurkan dari dalam, kini melepaskan energi destruktifnya di inti artefak itu.
Kriiiik... KRAK!
Retakan itu menyebar seperti jaring laba-laba dengan kecepatan kilat. Sembilan cincin cahaya yang menyilaukan berkedip liar.
"Mundur!" raung Kakak Senior Guo.
BOOOOOOM!
Batu Penguji Dou, sebuah artefak tingkat rendah yang seharusnya bisa menahan pukulan seorang Dou Zhe sekalipun, meledak menjadi ribuan kepingan hitam yang tajam.
Gelombang kejut kecil mendorong semua orang mundur. Saat debu mulai mereda, hanya ada satu sosok yang masih berdiri di tengah alun-alun, di tempat pilar batu itu tadinya berada.
Dan dari tubuh sosok itu, sebuah aura yang sama sekali berbeda meledak keluar.
Angin puyuh energi yang terlihat mata telanjang berputar di sekitar Tian Feng. Energi di dalam tubuhnya, yang telah mencapai batasnya, kini mengalami perubahan mengejutkan. Dou Qi yang seperti gas dikompres dan dipadatkan, berubah menjadi tetesan-tetesan cair pertama yang mengalir deras di dalam tubuhnya yang telah ditempa.
Ranah Dou Zhi Qi telah ditembus. Hari ini, ia melangkah ke ranah seorang petarung sejati.
Dou Zhe.
Keheningan total menyelimuti alun-alun. Keheningan yang disebabkan oleh keterkejutan absolut. Semua orang menatap pemandangan itu dengan mulut ternganga. Mereka baru saja menyaksikan runtuhnya semua logika yang mereka kenal. Si sampah. Jenius. Batasan itu telah dihancurkan bersama dengan batu penguji.
Jian dan Mei Li menangis tanpa suara, air mata kebahagiaan dan kebanggaan mengalir di pipi mereka.
Li Jin jatuh terduduk di tanah, wajahnya seputih kertas. Ia tidak lagi melihat seorang anak. Ia melihat seorang monster yang telah ia bodohnya provokasi.
Dan Li Shen... dunianya telah hancur. Cermin kejeniusannya tidak lagi retak, melainkan telah menjadi debu. Di matanya hanya ada kekosongan.
Kakak Senior Guo adalah yang pertama sadar dari keterkejutannya. Wajahnya yang dingin dan arogan telah lenyap, digantikan oleh ekspresi fanatik dan penuh semangat. Ia bergegas maju, hampir tersandung.
"Kau...! Kau!" ia tergagap, tidak bisa membentuk kalimat yang utuh. Menghancurkan Batu Penguji Dou pada saat menerobos ke ranah Dou Zhe? Potensi macam apa ini? Ini bukan lagi jenius, ini adalah monster yang hanya muncul sekali dalam seratus tahun! Ia telah menemukan harta karun!
"Tuan... Tuan Muda!" Sikapnya berubah 180 derajat. "Bolehkah saya tahu nama Anda? Bakat Anda... Sekte Angin Pegunungan kami akan merasa sangat terhormat jika Anda bersedia bergabung!"
Tian Feng menarik napas dalam-dalam, merasakan kekuatan baru yang mengalir di tubuhnya. Ia menatap kekacauan yang telah ia ciptakan, lalu menatap orang tuanya dan mengangguk untuk terakhir kalinya.
Perpisahan.
Ia kemudian berbalik menghadap utusan sekte yang tampak gelisah itu. Wajahnya tenang, seolah apa yang baru saja terjadi adalah hal yang paling wajar di dunia.
"Namaku Tian Feng," katanya, suaranya membawa resonansi kekuatan yang baru.
"Aku akan ikut dengan kalian."