"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
DOR...
DOR...
DOR...
Bunyi hujan peluru masih terdengar jelas ditelinga Viona sementara ia masih meringkuk bersembunyi ditempatnya sekarang...
Terlihat jelas dihadapannya orang-orang berjatuhan dengan luka tembakan dimana-mana. Ada kepalanya yang berlubang ataupun hancur karena banyaknya peluru yang menyerangnya.
Percikan darah ada dimana-mana hamparan rumput yang tadinya berwarna hijau kini berubah jadi merah dipenuhi oleh genangan darah.
Sungguh pemandangan yang benar-benar mengerikan...
Sementara Viona hanya dapat menggit bibirnya kuat-kuat menahan agar tidak menjerit.
Sungguh... Ia sangat ketakutan sekarang.
DOR....
Tiba-tiba seorang pria paruh baya terjatuh tepat dihadapan Viona dengan dahi yang sudah berlobang dan darah yang keluar melalui mulutnya.
Awalnya Viona pikir pria itu sudah mati dan berniat mengacuhkannya dengan tidak melihat kearah situ, namun siapa sangka pria yang semula tergeletak tak bergerak itu tiba-tiba saja sudah bisa berdiri dan membuka mata nya dan yang lebih mengejutkan nya lagi bola matanya tampak tak ada lagi warna hitam semuanya putih.....
Lalu pria itu menyeringai kearah Viona dengan darah yang terus mengalir dari mulutnya....
"Kau ikutlah dengan ku!" seru pria itu sambil memengang pistol ditangannya yang entah sejak kapan ia memilikinya.
Dibidik nya moncong senjata api itu kearah dada kiri Viona tepat dimana jantung nya berada.
"BBWWAAAHHHAHAHHAHAHAHHAHAA...."
Lalu pria itu kembali tertawa terbahak-bahak dengan suara yang mengerikan, dan dari mulutnya ikut keluar beberapa belatung serta darah dan nanah yang cukup banyak.
Dengan ketakutan Viona terus menutup matanya sambil berdoa agar sosok pria mengerikan itu segera menghilang.
DOR....
Namun tiba-tiba Viona merasakan rasa sesak yang teramat sangat didadanya, sampai-sampai ia kepayahan hanya untuk sekedar mengambil satu tarikan nafas.
Perlahan Viona membuka matanya dan dilihatnya pria menyeramkan tadi masih berada dihadapannya sambil menyeringai dengan pistol yang masih diarahkan kepadanya.
Lalu pandangan Viona teralih pada dadanya yang terus berdenyut sakit dan didapatinya disana sudah berlobang tanda ia sudah tertembak...
Darah terus mengalir dari lubang tembakan itu, dengan tangan kanannya Viona berusaha menghentikan darah yang keluar dari luka itu namun sia-sia karena darahnya terus saja mengalir tanpa henti dan rasa sakit yang semakin menjadi bersarang ditubuhnya...
Rasa sakit yang Viona rasakan kian bertambah disetiap detiknya benar-benar siksaan hebat baginya.
Dengan putus asa Viona menjatuhkan tubuhnya ditanah, menunggu ajalnya dengan pasrah...
Namun nyata nya malaikat maut tak datang menjemputnya secepat yang ia mau dan membuat rasa sakitnya semakin bertambah disetiap hembusan nafasnya yang tersisa.
Ditengah keputusasaan Viona kembali menatap kearah pria menyeramkan tadi dan betapa terkejutnya Viona saat melihat pria itu kembali terkapar ditanah dengan dagingnya yang sebagian sudah membusuk bagian wajahnya bahkan sudah dipenuhi belatung.
Dengan cepat Viona membalikan wajahnya berusaha untuk tidak melirik pemandangan menjijikan itu lagi.
Namun sentuhan ditangannya membuat Viona terkesiap tak sadar ia menoleh dan melihat bahwa pria yang tubuhnya dipenuhi belatung itu kini sedang menunduk disamping tubunya.
Dan entah kenapa kini seluruh tubuh Viona kaku tak dapat ia gerakan sedikit pun. Bahkan matanya pun tak dapat ia tutup sehingga Viona mau tidak mau harus melihat pemandangan mengerikan itu tanpa dapat melakukan apapun.
Perlahan Viona melihat pria itu semakin mendekat kearahnya dan Viona hanya dapat berteriak histeris didalam hati merasakan lidahnya tiba-tiba kelu tak dapat menyuarakan sepatah katapun.
Belatung-belatung dari tubuh pria itupun ikut berjatuhan diatas tubuh dan wajah Viona membuat Viona semakin histeris.
"KKYYYAAAAA.... KU MOHON SIAPA PUN SELAMATKAN AKU!!!"
Viona terbangun dengan peluh yang membasahi wajahnya, perlahan ia memegang dadanya yang masih bergemuruh.... Lalu ia menatap jam kecil yang terletak diatas nakas. Sekarang tampak jam baru menunjukan pukul 02:12 am.
Mimpi itu lagi...
Padahal sudah lama ia tidak memimpikan pria mengerikan itu. Tapi entah mengapa sekarang ia kembali mengalami mimpi buruk itu lagi.
Ya mimpi mengerikan itu memang tidak hanya sekali dialami oleh Viona. Ia mulai memimpikan hal itu sejak ia masih Remaja.
Apa yang terjadi didalam mimpi itu
sebenarnya memang pernah dialami oleh Viona didunia nyata meski tidak semuanya apalagi bagian pria penuh belatung itu.
Tapi bagian penembakan dan mayat-mayat yang berjatuhan memang benar seperti yang pernah Viona alami.
Sampai saat ini Viona masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan itu.
Flashback on*
*delapan tahun yang lalu
Viona tampak ketakutan ditengah keramaian orang yang sedang berlarian kesana-kemari sambil berteriak histeris, sementara itu bunyi gaduh dari senjata api yang terus ditembakan ketengah kerumunan cukup memekakan telinga.
Beberapa orang yang semulanya berlarian dihadapan Viona kini sudah tumbang satu persatu, terkapar ditanah dengan beberapa luka tembak yang melobangi tubuh mereka.
Sementara itu Viona,,, jangankan untuk menyelamatkan diri dari kekacauan itu untuk menggerakkan kakinya saja gadis remaja itu tidak mampu. Semua terjadi begitu cepat...
Awalnya Viona bersama seorang temannya sedang berbelanja disebuah kedai ice cream saat pulang dari sekolah dan masih dengan seragamnya Viona dan temannya itu berjalan-jalan disekitar taman yang tampak ramai.
Mereka sempat bermain ayunan dan bersantai ditaman itu. Semua tampak baik-baik saja dan tidak ada seorangpun mengira akan ada sebuah insiden yang akan terjadi setelahnya.
Dipinggir jalan tampak sebuah mini van berhenti lalu keluar beberapa orang pria berbaju tertutup dan tanpa aba-aba langsung menghujani orang-orang yang ada ditaman itu dengan peluru dari senjata api jenis Barrett M82 yang dipegang mereka.
Beruntung saat itu Viona sedang berada dibalik perosotan yang beruntungnya terbuat dari besi dan entah apa yang sudah terjadi dengan temannya tadi karena sebelumnya ia pamit untuk membeli minuman untuk mereka berdua.
Beberapa saat Viona masih mendengar jerit histeris dan kesakitan dari orang-orang yang tergeletak sekarat dihadapannya lalu perlahan suara itu melemah dan hilang digantikan bunyi saling tembak karena tiba-tiba datang sekelompok orang berpakaian rapi dari kubu yang berlawanan yang juga memengan senjata api ditangan mereka.
Selama beberapa menit terjadi adengan baku tembak antara dua kubu itu lalu setelahnya perlahan mereda karena kelompok yang tadi tampak sudah tak berdaya lagi.
Dari mana Viona tahu? Ya tentu saja karena ia sempat mengintip sekilas saat tidak ada lagi suara amunisi yang ditembakan terdengar.
Merasa dirinya masih selamat Viona pun menangis sesegukan sambil terus berucap terima kasih kepada Tuhan yang masih berbaik hati kepadanya.
"Bocah cengeng... Cepat berdiri sampai kapan kau akan menangis disitu!" Seru seorang Pria jangkung dengan warna mata coklat terang yang indah. Sejenak Viona terdiam tak mampu berkata-kata karena masih mengagumi ketampanan pria dihadapannya itu.
"Ck... Berhenti menatap ku seperti itu bocah!... Cepat keluar dari situ dan segera pulang kerumah orang tua mu sekarang!" seru nya lagi terdengar kesal yang membuat Viona segera tersadar dari lamunannya.
Dengan cepat Viona berdiri dan melangkah keluar dari balik perosotan itu.
Namun siapa sangka kalau keputusannya itu merupakan kesalahan yang cukup fatal.
DOR....