NovelToon NovelToon
Menikahi Majikan Ibu

Menikahi Majikan Ibu

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Nikahmuda / Duda / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:123.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Casanova

Bella gadis berusia 17 tahun, terpaksa harus menikah dengan majikan tempat ibunya (Rosma) bekerja, demi untuk membuat ikatan antara keluarganya dan si majikan. Ibunya sudah bekerja selama 8 tahun menjadi pembantu rumah tangga di tempat sang majikan, sejak ayahnya meninggal.

Barata Wirayudha, pemilik BW Group, seorang duda cerai tanpa anak, 35 tahun. Perceraiannya 8 tahun silam mengguncang kehidupannya, sehingga dia memilih meninggalkan Jakarta dan merintis kantor cabang BW Group di Surabaya.

Di kota Surabaya dia dipertemukan dengan Bu Rosma yang dipekerjakannya sebagai pembantu rumah tangga. Bu Rosma banyak berjasa untuknya. Karena itu. akhirnya Bara meminta Bu Rosma dan kedua putrinya untuk tinggal bersamanya sekaligus membiayai sekolah putri-putrinya.

8 tahun tinggal di Surabaya, Bara harus kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaannya yang mengalami masalah. Untuk tetap menjaga hubungan dengan Bu Rosma, akhirnya Bara memutuskan menikahi salah satu putrinya.

Setelah menikah Bella ditelantarkan Bara selama 2 tahun, tidak diperlakukan selayaknya istri. Bahkan Bara seolah menghilang begitu saja. Ikuti perjalanan rumah tangga keduanya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Menemui Ricko

“Mas, aku izin sebentar. Mau bertemu Kak Ricko di depan,” ucap Bella ragu, menunjuk ke arah depan kampus.

Bara terkejut, pandangannya tertuju pada arah tangan Bella. Sebuah bangunan tidak terlalu besar dengan banyak jendela lebar di bagian depannya. Bara bisa melihat jelas, banyak kursi dan meja yang tertata di dalamnya.

“Aku tidak lama, cuma berpamitan dengan Kak Ricko sebentar. Aku tidak enak, pergi tanpa meninggalkan pesan dan kesan padanya,” ucap Bella, setengah bercanda.

Dengan ragu, Bara mengangguk, tetapi hatinya sedikit tidak rela. Entah karena rasa egonya sebagai seorang suami atau ada rasa lain di hatinya. Ia sendiri tidak paham perasaannya. Yang ia tahu, hatinya tidak sepenuhnya tulus mengizinkan Bella menemui laki-laki bernama Ricko.

Bara hanya mengangguk, berusaha menarik kedua ujung bibirnya. Memberi sedikit senyum di wajahnya pada Bella. Ia menatap punggung Bella yang semakin menjauh pergi, kemudian menghilang masuk ke dalam bangunan kaca.

5 menit, 10 menit, 15 menit, waktu terasa lama berlalu. Bara menatap pergelangan tangannya berulang kali. Ia sudah tidak bisa berkonsentrasi menjaga Issabell yang mulai rewel dan merengek di pangkuannya.

Entahlah. Gadis kecil itu sudah mulai bosan atau karena di acuhkan oleh daddy-nya. Bara hanya diam tanpa kata sejak Bella meninggalkannya. Pikirannya sebagian ikut bersama istrinya.

“Issabell, kita susul Mommy, ya,” ajak Bara, menggendong putri kecilnya turun dari mobil dan bergegas menyusul Bella.

***

“Kak Ricko," panggil Bella pada laki-laki tampan yang sedang memakai seragam kafe tempat Ricko bekerja. Terlihat pemuda itu sedang membersihkan meja yang baru saja ditinggalkan seorang tamu.

“Bell, kamu datang,” sahutnya sambil tersenyum.

“Kita bisa bicara sebentar. Aku tidak lama,” pinta Bella.

“Baik, aku izin dengan Bos dulu,” ucap Ricko, meraih botol pembersih dan kain lap dari atas meja, kemudian membawanya masuk ke dapur kafe.

Tak lama, Ricko sudah muncul kembali dengan senyum cerah menghiasi wajah tampannya.

“Kita mengobrol di sini saja, Kak Ricko,” pinta Bella, sudah menarik salah satu kursi.

“Ya, ada apa?” tanya Ricko ikut duduk di depan Bella.

“Aku mau pamitan. Aku akan ke Jakarta, menyusul Kak Rissa dan melanjutkan kuliah di sana,” cerita Bella, menunduk.

“Oh ya ....” Hanya kata ini saja yang keluar dari bibir Ricko. Pemuda itu terkejut, walaupun sudah bisa menduga sebelumnya. Pasti Bella juga akan menyusul sang kakak, mengadu nasib ke ibu kota.

“Titip salam untuk Rissa,” ucap Ricko setelah lama terdiam.

“Kak Ricko tidak mau menghubungi Kak Rissa?” tanya Bella.

Ricko menggeleng. “Kami sudah selesai. Sejak lulus SMA, kami tidak memiliki hubungan lagi.”

“Kak Rissa masih sendiri. Tidak berniat mengejarnya kembali?” tanya Bella.

Ricko menggeleng. “Dia sudah membuangku, untuk apa aku mengejarnya,” balas Ricko.

Sebenarnya ia tidak tertarik lagi dengan Rissa. Rasa cinta yang pernah ada untuk Rissa sudah menguap, tetapi yang membuatnya sedikit kecewa saat ini karena Bella juga akan pergi meninggalkan Surabaya, menyusul sang kakak.

“Baiklah, aku pamit ... Kak Ricko,” ucap Bella. Baru saja ia akan bangkit dari duduknya, samar-samar terdengar suara celoteh Issabell yang tertawa nyaring dari luar kafe.

“Mami,” panggil Issabell, melepas tangannya dari genggaman sang daddy dan berlari menghampir Bella.

“Mami!” Issabell memeluk kedua lutut Bella. Sontak membuat Ricko kaget mendengarnya.

“Mommy? Sejak kapan Issabell menikah dan memiliki anak sebesar ini,” batin Ricko.

Ricko tertegun menatap Bella. Otaknya penuh dengan penasaran dan tanda tanya.

“Bell, sudah?” tanya Bara, yang mengekor di belakang Issabell.

“Sudah, Mas,” sahut Bella tersenyum. Ia merengkuh gadis kecil yang sedang memeluk lututnya dan menggendongnya.

“Mami jus!” pinta Issabell setelah melihat foto minuman di buku menu.

“Mami jus!” rengek Issabell kembali.

“Mau jus,” pinta Issabell lagi.

Bella menatap Bara, meminta pendapat suaminya.

“Issabell mau jus?” tanya Bara, mulai menarik kursi dan duduk. Ricko yang sejak tadi tertegun melihat pemandangan di hadapannya, akhirnya memilih berpamitan tanpa banyak bertanya lagi.

“Aku permisi dulu Bell, Pak,” pamit Ricko pada Bella dan Bara dengan perasaan tidak nyaman serta tanda tanya besar di otaknya.

“Masa Bella pacaran dengan Om-Om yang sudah punya anak. Suami orang atau duda ya,” batin Ricko.

Ia menggelengkan kepalanya, masih tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya.

“Tapi, laki-laki itu juga ada bersama Bella dan ibunya semalam,” ucap Ricko pelan, berjalan menjauh.

***

Bara, Bella dan Issabell sedang duduk menunggu pesanan mereka datang. Terpaksa Bara mengabulkan permintaan putrinya setelah Issabell terus merengek dan tidak bisa dibujuk. Bara terlihat mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari sosok Ricko yang tadi sempat bersama mereka.

Tak lama, seorang pelayan mengantar pesanan mereka. Issabell yang tidak sabar sudah bersiap menarik piring berisi sepotong roti cokelat pesanannya.

“Mommy saja yang suapin Issabell,” tolak Bella, mengambil alih piring dari tangan Issabell.

“Mau,” rengek Issabell saat piring itu berpindah ke hadapan Bella.

"Ya, Mommy yang suapin. Nanti belepotan kena baju Issabell, jadi tidak cantik lagi,” ucap Bella, membujuk putrinya.

Tampak Bella menyuapkan potongan roti isi cokelat itu ke dalam mulut Issabell.

“Enyak ... mami,” celoteh Issabell, menunjukan kedua ibu jarinya pada Bella.

“Mas ... mau?” tawar Bella pada Bara yang sedang menyesap secangkir kopi hitam pesanannya. Roti pesanan Issabell dengan porsi jumbo lengkap dengan topping susu cokelat di atasnya itu tidak akan habis dimakan Issabell sendirian.

Bara menggeleng. Pandangannya masih sibuk mencari sosok Ricko dari tadi. Sebagai laki-laki, ia sangat hafal betul arti pandangan mata Ricko pada Bella. Sayang, tadi ia melewatkan kesempatan berkenalan dengan Ricko. Kalau tidak, ia akan memperkenalkan diri dan statusnya pada mantan pacar Rissa itu. Supaya laki-laki itu tahu diri dan tidak memupuk perasaannya lebih jauh lagi pada Bella, istrinya.

“Bell, kamu sering ke sini?” tanya Bara tiba-tiba, membuat Bella mengalihkan pandangannya.

“Tidak terlalu, Mas. Kalau sedang kumpul sama teman- teman, seringnya kumpul di sini.”

“Ricko tinggal di dekat sini juga?” tanya Bara lagi.

“Ya, Kak Ricko tinggal tidak terlalu jauh dari sini.”

“Kamu pernah ke rumah Ricko?” tanya Bara lagi.

“Aneh? Kenapa suamiku sudah seperti petugas sensus,” batin Bella.

“Tidak, Mas. Aku tidak terlalu dekat dengan Kak Ricko. Biasa bertemu kalau Kak Ricko kerja di kafe.”

Bara mengangguk. Tidak ada pertanyaan lagi. Ia memilih menikmati kopi hitam sambil memandang putri kesayangannya.

“Issabell suka?” tanyanya tiba-tiba pada putrinya.

“Suka "Daddy,” sahut Issabell, menyeruput jus jeruk yang dipesannya.

“Kalau suka, cepat dihabiskan. Sebentar lagi kita pulang,” perintah Bara, menepuk lembut pucuk kepala Issabell sambil tersenyum.

***

To be continued

Terima kasih

Love You all

1
Yo Zhibin❤️💞
Jangan mau Bella.. tetap di Surabaya aja😁😁
Rubi s handayani
ommo ommoo ommoo Tuan Bara ternyataaaa😍
Rubi s handayani
loh loh lohh.. koq Tuan Bara begituuuuu🤨
Memyr 67
𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗒𝖺? 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗅𝗎𝗆𝖺𝗒𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝗂𝖻𝗎𝗋, 𝗐𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗎𝗍𝖺𝗆𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗅𝖾𝗆𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺. 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝗇𝖼𝗎𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺, 𝖽𝗂𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗉𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗂𝗄. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝖽𝗎𝗁 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝗅𝖺𝗄𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗒𝗀 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝖻𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝗇𝖼𝗎𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗇𝗒𝖺, 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗂𝗄.
Memyr 67
𝖻𝖾𝗀𝗈 𝗌𝗂𝗁 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺. 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗉𝖺𝗌𝗍𝗂, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗎𝖽𝗎𝗁 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺 𝗌𝖾𝗋𝖺𝗍𝗎𝗌 𝗉𝖾𝗋𝗌𝖾𝗇 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺. 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖺𝗆𝖺𝗍 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺.
Memyr 67
𝖾𝗉𝗂𝗌𝗈𝖽𝖾 𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝗍𝖾𝗀𝖺𝗌 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇𝖽𝗎𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗀𝗈. 𝗌𝖾𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝗄 𝗁𝖺𝗆𝗂𝗅, 𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗆𝖺𝗄𝗂𝗇 𝖺𝖻𝗌𝗎𝗋𝖽, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗄𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗃𝖺𝖽𝗂𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗃𝖺𝖽𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗒𝗀 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝖽𝗂𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺. 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀.
Memyr 67
𝖾𝗉𝗂𝗌𝗈𝖽𝖾 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗋𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋 𝖾𝗆𝗈𝗌𝗂 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗍 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇𝖽𝗎𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝗀𝗈𝗂𝗌. 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗎 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗂𝗍𝗎, 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗉𝖾𝖽𝖾𝗌𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗄𝗂𝗋𝖺 𝗄𝗂𝗋𝖺. 𝖾𝗀𝗈𝗂𝗌 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽. 𝗌𝖾𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗂𝗍𝗎 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗉𝖺𝗇𝗂𝗄, 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗂𝗋. 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽.
Memyr 67
𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖺𝗃𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺. 𝗅𝖾𝗆𝖺𝗁 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺
Memyr 67
𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝖻𝖾𝗀𝗈. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗅𝖺𝗄𝗎 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗄𝖾 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺. 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗀𝖺𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗀𝖺𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺.
Nayy
love you to mas baraaa 😍
Memyr 67
𝖻𝖺𝗋𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖼𝖾𝗋𝖾𝗐𝖾𝗍. 𝗋𝖺𝗇𝗂𝖺 𝖺𝗃𝖺 𝗒𝗀 𝗌𝗈𝗄 𝗍𝖺𝗎. 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗉𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖺𝗅𝖺𝗆𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗆𝗂𝗅, 𝗌𝗈𝗄 𝗇𝗀𝖺𝗃𝖺𝗋𝗂 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂.
Memyr 67
𝗋𝖺𝗇𝗂𝖺 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖺𝗋𝖺. 𝖻𝖺𝗋𝖺 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗆𝖺𝗎 𝗇𝗀𝗎𝗋𝗎𝗌𝗂 𝗋𝖺𝗇𝗂𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂, 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗋𝗎𝗐𝖾𝗍
Memyr 67
𝗄𝖺𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗌𝖺𝗃𝖺. 𝗄𝖺𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗄𝗂𝗍𝗂 𝖽𝗂𝖺, 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺k𝗇𝗒𝖺. 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗆𝖾𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗋 𝖣𝖴𝖠 𝖪𝖠𝖫𝖨. 𝗄𝖾𝗋𝖺𝗌 𝗅𝖺𝗀𝗂.
Bunda Dzi'3
tdi kmu lempar Bella juga ke kasur dgn kasar oncom
Dewi Kusuma Risky Ani
ya ampun Thor,gila benar aku ketawa sampai ngakak baca bab ini karya mu😅😅😅👍🏼👍🏼👍🏼
Umi Maryam
ih aku kenapa sih h ga masuk terus komen nya .
Umi Maryam
ini mah di luar ruangan slam kaya nya nonis .
Umi Maryam
semoga aja bella ga jadi nerusin perceraian nya.
Umi Maryam
seharus nya bella juga harus tau terima kasih dan jangan langsung ambil keputusan sendiri ,kan barra juga org yg berjasa intuk keluarga nya ....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!