perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ke Pondok Tebu Ireng
Rangga berencana selepas ia perpisahan dan menyelesaikan desain rumah dari pak Rendra ia akan mengantarkan indra ke pondok .
Satu Minggu setelah pelulusan Indra baru pelulusan SMK Bhineka, Rangga lulus dengan hasil memuaskan dan yang paling menonjol adalah nilai ujian praktek , ia mendapat nilai tertinggi dari seluruh sekolah.
" wah selamat yah, kamu mau nerus kuliah di mana ?" tanya pak Atmo .
" masih belum terpikirkan pak, saya ingin fokus menyekolahkan adik saya dulu" jawab Rangga , pak Atmo mengangguk.
pesanan sketsa perumahan pak Rendra kini sudah selesai semua, pak Rendra memberikan sebuah amplop pada Rangga.
" ini khusus buatmu , pak Atmo sudah saya kasih bagiannya" ucap pak Rendra saat memberikan amplop itu.
" iya , bapak sudah mendapat dari pak Rendra komisi khusus , tenang saja" ucap pak Atmo sambil menepuk pundak Rangga.
" terima kasih pak Rendra, pak Atmo" ucap Rangga .
Pak Rendra pulang terlebih dahulu sambi membawa sketsa rumah yang baru selesai di kerjakan
Rangga
Rangga membuka amplop itu ,
" pppak ini ga salah!?" seru Rangga kaget , menilai banyaknya Angga nol yang tertera di cek itu .
" kenapa emangnya" tanya pak Atmo santai.
" ini satu milyar lebih pak" ucap Rangga
" iya memang, bapak juga tahu, memang segitu hasil dari desain yang kamu buat" ucap pak Atmo santai.
"Memang berapa sebenarnya desain saya di hargai oleh pak Rendra?" tanya Rangga penasaran
" 10 juta untuk satu desain " jawab pak Atmo santai,
" se..se...semahal itu?" Rangga kaget ternyata desain rumah nya di hargai sangat tinggi.
" terima kasih pak, tanpa bapak saya juga ga akan dapat uang yang begini besar" ucap Rangga tulus.
" sama sama ,pergunakan dengan bijak uang itu ,bapak permisi dulu" nasehat pak Atmo sambil berpamitan pulang.
" ya pak, hati hati di jalan" Rangga mengantarkan pak Atmo sampai di kendaraannya.
Rangga masih tak percaya dengan uang yang di pegangnya baru kali ini ia memegang uang sebesar itu , dan ia bersyukur dengan uang itu ,ia pasti bisa menyekolahkan adiknya sampai tamat ke jenjang yang lebih tinggi.
Rangga membuat tabungan khusus untuk indra juga membuka M-bangking agar indra mudah menggunakan nanti di pondok.
Minggu pagi Rangga mengantarkan Indra ke pondok Tebu Ireng yang berada di Jawa Timur .
karena menggunakan travel Rangga bisa bersantai di dalam mobil . Saat sampai di pondok Rangga dengan cepat mengurus administrasi sampai kelas tiga.
" Kamu belajar yang baik yah, ga perlu kamu memikirkan biaya sekolah dan pondokmu" ucap Gangga sambil mengusap kepala adiknya yang sedang menangis di pelukan Rangga. Ia membekalkan uang 500 juta untuk keperluan selama beberapa tahun di pondok, kalau urusan administrasi ia sudah melunasi hanya untuk keperluan sehari hari saja , seperti makan dan kegiatan lain yang terkadang membutuhkan uang dadakan
" ya kak, aku akan giat belajar, kakak jangan terlalu capek, nanti sakit ga ada yang ngurus" ucap Indra , ia tahu betul kakaknya seorang pekerja keras yang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Terkadang sampai larut malam baru beristirahat
"Kamu tenang saja, kakak akan menjaga kesehatan kakak" ucap Rangga .
selepas melangkah pergi dari Pondok Tebu Ireng Rangga menikmati suasana alam di sana , matahari yang telah hampir tenggelam di ufuk barat membuat Rangga merasa nyaman berjalan kaki, Rangga tak sadar bila kakinya berjalan ke arah yang berlawanan dengan terminal . Seakan ada yang menuntunnya ke arah sana
" eh, kok aku di sini?" tanya Rangga dalam hati saat sadar arah yang ia tuju bukan ke terminal bus, namun kakinya tak berhenti terus melangkah seakan ada yang menuntun.
"Tolooong"
Tiba tiba Rangga yang berjalan mendengar jeritan minta tolong, dengan cepat ia bergegas mencari asal suara,
" tolooong" suara itu kini terdengar makin jelas dari rumah sederhana.
" assalamualaikum " ucap Rangga, namun tak ada jawaban , rumah itu agak terpencil jadi Rangga ragu untuk masuk takutnya ia malah di tuduh mencuri atau tuduhan yang lain karena ia bukan orang sana, pastinya orang tak akan ada yang mengenali dirinya
Ia keluar dan bergegas mencari penduduk lokal daerah sana, ia tak mau gegabah
"pak maaf , saya mendengar ada orang yang meminta tolong di rumah itu" ucap Rangga saat melihat seorang pria paruh baya sedang berjalan
" rumah Bu Narsih?, ayo kita kesana, ajak bapak itu yang ternyata mengenal pemilik rumah itu , ia juga memanggil beberapa orang untuk bersama sama datang ke rumah Bu Narsih.
" setelah dua kali mengetuk tak ada jawaban pak RT yang kebetulan ikut mencoba membuka pintu itu, yang ternyata tak di kunci.
Di pembaringan kayu seorang ibu berbaring lemah , di sisinya sebuah gelas berisi susu tergeletak tumpah.
" cepat bawa ke rumah sakit" pak RT langsung menyuruh para warga menggotong bu narsih agar di bawa ke rumah sakit terdekat.
" terima kasih anak muda, berkat kamu mendengar teriakan Bu Narsih jadi tertolong " ucap pak RT
" sama sama pak, saya kebetulan lewat dan mendengar suara itu " ucap Rangga pelan .
" memang nak Rangga mau kemana?" tanya pak RT , ia heran Rangga melewati jalan desa yang sepi, yang tak ada kendaraan umum di sana
" saya dari pondok Tebu Ireng pak, saya abis mengantar adik saya mondok di sana, keluar dari sana saya ga sadar kalau saya nyasar " ucap Rangga sedikit malu.
" ha ha ha, ga usah malu nak Rangga , daerah sini memang memiliki suasana yang adem bila sore hari jadi banyak orang yang terkadang berjalan tak sadar karena menikmati udara sejuk seperti ini" ucap pak RT yang ternyata selain dirinya pernah beberapa kali orang yang sama seperti dirinya tak sadar ke mana kaki melangkah.
" saya Joyo , sebaiknya nak Rangga ke rumah saya dulu, besok baru bapak antar ke terminal, bagaimana?" saran pak Joyo
" apa tidak merepotkan bapak?" tanya Rangga ga enak hati ,
"tentu saja tidak mari" pak Joyo mengajak Rangga untuk bermalam di rumahnya .
rumah pak Joyo lumayan besar, Rangga di tempatkan di sebuah kamar yang lumayan besar.
Saat malam Rangga meminta izin duduk di taman yang ada di samping rumah pak Joyo . Pak Joyo tentu saja mengizinkan ia malah menemani Rangga.
" apa nak Rangga besok mau langsung pulang, di sini banyak hutan lindung yang mempunyai binatang langka , seperti burung Rangkong yang langka dan di lindungi, ada juga spesies kucing hutan , dan banyak lagi, di hutan observasi Wonosalam." ucap pak Joyo mengenalkan daerahnya
" nanti saya pikirkan dulu, bapak asli sini pak?" tanya Rangga
" iya , bapak sudah turun temurun di desa ini ,dari jaman kakek buyut dulu , dari jaman sebelum kebo kicak dan Surotanu" jawab pak Joyo
" siapa kebo kicak dan Surotanu pak?" tanya Rangga penasaran
siapa kebo kicak dan Surotanu....
Baca bab berikutnya .....