Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Menahan Amarah
"Apa kah begitu Perilaku mu ketika tidak berada dekat dengan suamimu? Ucap Reza datar namun tetap dengan sorot mata tajam
"Maksut Mas Reza Soal Dokter Tama ?" Maryam mulai menyadari arah pembicaraan Reza terhadapnya.
"Menurutmu ?, atau ada yang lainya ?" Jawab Reza ketus dengan mata memicing
"Mas!, Istighfar dan jaga ucapan Mas Reza" sergah Maryam kemudian
"Menjaga Ucapan ?" Ucap Reza kemudian dengan mengerutkan dahi.
Maryam hanya diam memaku mendengarkan setiap penuturan Reza.
"Menjaga Ucapan ? " Ulang Reza lagi
"Bahkan dirimu saja tidak mampu menjaga perasaan Suamimu, Atau kau tidak pernah menganggap ku ?" Ucap Reza bernada sinis
"Ya , Dan aku ingin tau bagaimana seorang wanita muslimah menjaga kehormatan dirinya dan suaminya ? Apakah dengan Pergi bersama Laki-laki lain ? Mengundang Laki-laki lain ke rumahnya tanpa seizin suaminya ? , Itu kah ?" Ucap Reza lantang dengan pandangan mata tajam
"Cukup mas ! , Semua yang mas Reza katakan tidaklah benar" Ucap Maryam memberi penjelasan .
Maryam mencoba menguasai diri, dengan menarik nafas panjang, kemudian menghembuskan ya pelan.
"Ketika di supermarket ? Apa itu maksut mas Reza ? Apakah mas Reza menyuruh orang menata- mata i ku ? " Tanya Maryam dengan nada tenang namun seketika Sudut matanya berembun.
Menyadari hal itu Reza membulatkan matanya, pasalnya hal itu benar dia lakukan. Namun Reza urung untuk mengakuinya.
"Benarkah itu yang ingin mas tanyakan pada Maryam?" Ucap Maryam kemudian
Reza hanya bergeming dengan ucapan Maryam.
"Pagi tadi Maryam berbelanja di supermarket untuk keperluan malam ini, Maryam sudah meminta tolong Pak darman untuk menjemput Maryam setelah selesai"
"Setelah semua belanjaan Maryam dapatkan, Maryam segera menghubungi pak darman, Namun beberapa kali Maryam menghubungi pak darman tidak bisa terhubung" Ucap Maryam sembari menyeka bulir bening yang hampir lolos di pipi Mulusnya.
Setelah menjada beberapa saat ucapannya, Maryam melanjutkan
"Setela beberapa saat Maryam mencoba mencari kendaraan umum, namun tidak juga Maryam temukan, Mas Reza tentu lebih tau jika di sekitar sana sangat sulit untuk menemukan kendaraan umum" Ucap Maryam kemudian
"Dan mengenai pertemuan Maryam dengan dokter Tama itu merupakan sebuah ketidaksengajaan "
"Beliau menawarkan tumpangan pada Maryam, dan Maryam pun sudah menolaknya. Maryam Menerima hanya setelah beberapa saat menunggu angkutan umum tidak juga Maryam dapatkan. "
"Lalu untuk Undangan Dokter Tama malam ini, Maryam sungguh tidak mengetahui hal itu mas ! " Ucap Maryam dengan nada serak
"Maryam pun baru menyadari jika Abi mengundangnya, Baru tadi ketika dokter Tama datang"
Ucap Maryam dengan nada sedikit tinggi, karena sudah merasa jengah dengan Perlakuan Reza yang kembali Arogan
"Maaf sebelumnya mas, Bukan maksut Maryam lancang, Apakah yang mas Reza maksut Menjaga dan menghargai itu adalah seorang suami yang meninggalkan istri tanpa berpamitan, tanpa meninggalkan pesan, dan tanpa memberi kabar ?
Ucap Maryam bernada lantang dengan bulir bening yang sudah tidak mampu dia tahan lagi, yang seketika lolos begitu saja di sudut matanya.
"Begitu kah mas ?" Ucap Maryam dengan mata yang semakin berkaca-kaca karena derasnya Air mata yang membasahi pipi.
"Bahkan Maryam pun, Bisa saja berpikiran kotor tentang mas Reza"
"Namun hal itu Maryam urungkan mas, Maryam hanya ingin menjaga agar tidak timbul fitnah yang bersumber dari pikiran dan prasangka buruk Maryam " Ucap Maryam dengan suara semakin serak
Surat Al-Hujurat ayat 12, menggambarkan tentang bagaimana kita perlu menjauhkan ghibah dan berprasangka buruk.
Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudanya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Hujurat: 12).
"Mas! " Ucap Maryam pelan, yang seketika membuyarkan lamunan Reza
"Tajamnya Belati mengenai diri masih dapat di obati. Begitu juga Tajamnya pisau yang mengenai diri, pun masih dapat di obati. Namun Jika tajamnya Lidah kemana Obat akan di cari" Ucap Maryam
Mendengar ucapan Maryam , Reza hanya diam tanpa memberikan tanggapan apapun, dengan penuturan yang di sampaikan oleh Maryam.
Sejenak tatapan keduanya beradu pandangan mata Reza yang tajam menusuk hingga ke relung hati, Juga Tatapan mata Maryam yang sembab dan berembun. Reza yang menyimpan sejuta tanya di kepalanya, dan Maryam yang merasa sangat jengah dengan sikap suaminya.
Reza berpikir tentang penjelasan Maryam sebelumnya, yang seketika membuat hatinya sedikit melunak.
Beberapa saat kemudian keduanya terdiam, dengan pandangan dan pikirannya masing-masing.
"Duduklah, Aku akan mengambilkan mu minum " Ucap Maryam seraya berlalu dari hadapan Reza"
Ucap Maryam dengan menyeka Air matanya yang masih saja merembes dari sudut matanya, Maryam Segera keluar dari kamar.
Setelah Maryam pergi, Reza merasa sangat kesal dengan dirinya sendiri, Reza mendengus kesal dengan sikapnya
Rasa takut dan khawatir atas penghianatan mantan istrinya membuat Reza trauma, menjadi pribadi yang semakin arogan dan Mudah tersulut emosi.
Pertengkaran dengan mantan istrinya yang selalu saja membayangi Pikirannya, pertengkaran yang terus dan terus terjadi tanpa mencoba mencari solusi, hingga perceraian menjadi Pilihan.
Reza menghempaskan kasar bobot tubuhnya di sofa kamar, sejenak memejamkan mata dan menghirup nafas dalam.
Beberapa saat kemudian Maryam telah kembali, dengan Segelas Air putih dan Sepiring Nasi beserta beberapa lauknya.
Meski dengan Hati yang berkecamuk, namun Maryam tidak melupakan tugasnya sebagai seorang istri, Maryam tetap melayani suaminya dengan baik.
Bukan Maryam telah melupakan , namun Maryam hanya ingin Masalah yang terjadi tidak semakin berlarut.
Maryam segera meletakkan nampan tersebut diatas meja.
Menyadari kedatangan Maryam Reza segera bangkit dan membenarkan posisi duduknya.
"Maryam tau mas Reza belum makan sedari tadi, Jadi Sebaiknya Mas Reza makan terlebih dahulu" Ucap Maryam pelan dengan pandangan mata menunduk
"Maryam hanya tidak ingin mas Reza sakit" Tukas Maryam kemudian.
Bahkan sejenak Reza merasa heran dengan sikap Maryam yang masih baik kepadanya, "Secepat itu kah, dia melupakan pertengkaran yang baru saja terjadi" batin Reza
"Terima kasih " Ucap Reza datar
Setelahnya Maryam segera berlalu meninggalkan Reza untuk mengambil wudhu dan menunaikan sholat Isya.
Sholat yang sempat Maryam lewatkan saat acara tasyakuran.
"Mau sholat" Tanya Reza datar setelah Maryam keluar dari kamar mandi
"Ya" Jawab Maryam singkat.
Bersambung
Jangan lupa dukungannya untuk author ya 🥰🙏
Agar tetap semangat berkarya, dan memberikan persembahan terbaik