Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada
Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.
Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Honeymoon
Melihat istrinya siap melakukan ritual pernikahan. Ammar berdoa dan kemudian mencium kening sang istri.
"Aku wudhu dulu yah!! ". Ammar segera meninggalkan istrinya untuk mengambil wudhu untuk melakukan ritual mereka.
Setelah semuanya siap keduanya melakukan ritual malam pengantin baru dengan perasaan bahagia. Terutama Ammar yang belum pernah bersentuhan dengan perempuan selain adek dan ibunya.
Terdengar suara Adzan berkumandang membangunkan kedua sejoli yang tengah terlelap akibat pergulatan panas mereka semalam.
Ammar yang lebih dulu terbangun, langsung membangunkan sang istri untuk segera mandi junub, dia juga mengajarkan sang istri karena mereka berdua mandi bersama.
Setelah selesai mereka kemudian menunaikan kewajiban mereka sebagai seorang Muslim.
"Terima kasih semalam dek, aku bahagia sekali". Ammar mencium pucuk kepala sang istri dengan sayang kemudian memandangnya dengan senyuman lembut.
Safa tidak menjawab perkataan Ammar, wajahnya tersipu mendengar perkataan suaminya itu.
" Kita baru memasuki babak baru pernikahan kita, adakah yang ingin kau sampaikan atau perjanjian atau apakah yang ingin kamu sepakati bersama??
"Kenapa kakak bertanya seperti itu??
" Kita menikah dan menyatukan dua kepala. Aku memang kepala keluarga tapi aku tidak akan membiarkanmu berjalan dibelakang ku, maka aku ingin kita bekerjasama saling terbuka dan mendiskusikan apapun itu dan mendengarkan penjelasan masing-masing terlebih dahulu jika ada masalah. Kamu setuju dengan ini??
"Tentu kak, aku hanya ingin menjadi satu-satunya bukan salah satunya dan lagi aku akan pergi jika sekali saja kakak menampar ku tanpa alasan yang jelas, Itu saja yang aku inginkan. Apa kakak bisa mengabulkannya??
" Aku akan berusaha untuk itu, karena aku manusia yang tak lepas dari khilaf dan kesalahan tapi aku akan memenuhinya semampuku ".
" Terima kasih". Ucapnya dengan senyuman lembut.
Seperti nya selama penyatuan mereka semalam membuat mereka mulai merasakan debaran cinta yang indah. Inilah pacaran sesungguhnya yang sangat diridhoi Allah.
"Aku punya beberapa pesan untukmu, dan aku harap kamu bisa mematuhinya".
" Apa itu kak?? Tanya dengan penasaran.
"Aku ingin kamu meminta izin kepadaku jika ingin pergi selain ke kampus, sebisa mungkin kabari aku. Kedua aku ingin segala kebutuhanku secara pribadi kamu yang mengaturnya bukan pembantu sedangkan pekerjaan rumah tak apa jika pembantu mengerjakannya. Dan yang terakhir aku hanya minta kamu menjaga kehormatan mulai sebagai seorang istri dan juga menjaga kehormatan ku sebagai suamimu. Apa itu memberatkanmu??
"Tidak sama sekali kak, aku juga berharap kakak melakukan hal yang sama untukku selain dua permintaan pertamaku tadi". Safa mememandang suaminya itu.
Dia merasakan jatuh cinta yang sangat hebat sehingga dia tidak bisa mendeskripsikan perasaan yang di alami.
"Bagaimana dengan keluarga kak??
" Ini adalah pernikahan kita, jika kamu merasa kita sudah untuk menyelesaikan masalah, kamu bisa berbagi kepada ummi dan abiku karena aku yakin beliau akan memberikan kebijaksanaan nya dalam menanggapi maslah serius kita".
"Kakak yakin, kakak tidak apa jika aku mengatakan pada ummi jika ada masalah berat diantara kita?? ". Tanyanya dengan wajah terkejut.
Baru ada lelaki yang berpikiran seperti ini bahkan menyarankan untuk memberitahu ibunya.
" Seperti yang kukatakan, jika kita tidak mampu mengatasi dan membutuhkan orang lain untuk berbicara, aku ingin kita mendiskusikannya dengan abi dan juga ummi. Karena aku yakin mereka orangtua yang bijaksana dan tidak berat sebelah.
"Syukurlah jika memang seperti itu kak, aku sudah tak punya orangtua untuk membela ku, aku hanya takut jika kita nanti bermasalah maka keluargamu akan menyerang ku".
Ammar tersenyum lembut kemudian membelai pipi Snag istri dengan sayang.
" Kedua orang tuaku bukan orang seperti itu, bahkan sekalipun aku anaknya tapi jika aku salah mereka akan menindak tegas aku jadi jangan berpikiran seperti itu".
"Alhamdulillah syukurlah jika seperti itu" . Senyumnya dengan manis kepada suaminya itu.
"Kakak boleh bertanya sesuatu??
" Apakah kamu tahu permasalahan yang dihadapi oleh kakak sepupumu itu??
"Kakak sepupu??, kak Shifa maksudnya??
Ammar mengangguk membenarkan apa yang dikatakan istrinya.
" Memang apa yang terjadi kak??
"Entahlah dek, aku merasa jika kakak sepupumu itu tidak benar-benar menerima pernikahan mereka karena siapa keduanya tidak hangat seperti pasangan". Ammar menatap sang istri agar tidak bertanya-tanya.
Safa menghela nafas, bagaimana mungkin dia menceritakan aib sepupunya itu.
"Sebenarnya aku mengetahui permasalahan apa yang tengah mereka hadapi, hanya saja aku tak punya hak dan wewenang mengatakan hal itu kepada siapapun. Aku tak ingin menjadi penyebar berita kak". Safa menunduk takut, dia khawatir suaminya kecewa padanya karena tidak mau memberitahu apa sebenarnya terjadi pada kedua kakaknya itu.
Ammar menatap sang istri yang menunduk, sebenarnya dirinya kecewa karena istrinya tak mau memberitahu nya tapi mendengar apa yang dikatakan istrinya kini dia mengerti.
"Baiklah dek, tidak apa, walau aku kecewa, aku sangat menghargai sikapmu, kamu benar, kita tak boleh membongkar aib seseorang siapapun itu".
" Maaf ya kak, aku tidak bermaksud membuat kakak kecewa".
"Tidak apa dek, aku hanya memikirkan kakakku saja, karena walau dia tak mengatakan apapun, aku tahu ada beban berat yang tengah dia tanggung tapi tak bisa membagikannya".
" Aku yakin jika kak Umar bisa meluluhkan hati istrinya kak, walau kak Umar pendiam, aku yakin dia orang yang penuh kasih dan pengertian. Itu adalah kunci yang bisa meluluhkan hati perempuan manapun". Ucap Safa dengan senyum sendu.
"Sepertinya pernikahan mereka tidak diharapkan dan diidnginkan oleh kakak ipar". Ammar menghela nafas meningkat interaksi dingin pasangan suami istri itu.
" Kita doakan saja kak, kita tidak bisa mencampuri rumah tangga mereka karena biar bagaimanapun mereka sudah menikah dan semua yang ada didalamnya hanya mereka yang berhak menentukan". Safa mengkerut kan keningnya menyadari jika mereka belum keluar dari kamar dan ini sudah pagi.
"Kakak, sebaiknya kita keluar, aku tidak enak jika terus di kamar padahal ini sudah pagi". Safa mengedarkan pandangannya menyadari jika sudah terang dan terlihat cahaya matahari dari jendela.
" Iya dek, kita rapikan ini dulu lalu kita keluar yah, bagaimana jika hari ini kita jalan-jalan. Kamu sedang libur semester kan??
Safa menganggukkan kepalanya tersenyum. " Iya kak aku libur semester untuk naik semester 5".
"Itu berarti kamu libur cukup lama, kamu mau honeymoon kemana??
" Memang kakak mau mengajak ku honeymoon kemana?? Tanyanya.
"Itu terserah kamu dek, kita bisa mendiskusikannya setelah ini, bagaimana??
" Iya kak, boleh juga, nanti sambil jalan-jalan kita diskusikan mau kemana".
"Iya sayang, apapun istriku mau selama aku mampu akan ku berikan". Ucapnya mencium kening sang istri.
Safa tersenyum senang dan juga haru. Sungguh dia beruntung mendapatkan lelaki yang menjadi suaminya kini