[TAMAT] Tiba-tiba 7 orang dari keluarga Handoko meninggal dunia selang dua hari sekali. Ketuju itu semua laki-laki dan dimakamkan berjejer dimakam keluarga.
Dewi salah satu anak perempuan dikeluarga Handoko, sangat teramat penasaran dengan kejadian ini. Semua keluarganya diam seribu bahasa, seolah-olah semua ini takdir Tuhan. Disitulah awal Dewi akan mencari tahu masalah demi masalah dikeluarga ini.
Ikuti terus kisahnya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Sekte
1 Hari kemudian_
Ini adalah hari dimana Dewi menunggu kedatangannya, hari untuk pembalasan atas segala rasa kehilangan, dendam dan kesedihan. Dewi duduk dikursi depan kaca, tempat ini adalah tempat dimana untuk bersolek merias diri, kali ini tema yang dipakai adalah kuat, dress simple nan elegan warna merah, rambut panjang terurai dan memakai lipstik merah merona. Tema yang sangat cocok untuk pertemuan sakral ini. Tema Api membara.
Saat sudah selesai bersolek, Dewi sudah menyiapkan bunga marah merah segar hasil petikan pagi ini dihalaman taman rumahnya. Dewi lekas mengambil Mawar itu, menatap dirinya dikaca, lalu hidungnya menghirup wanginya bunga itu beberapa kali. Tangan Dewi mencabut kelopak bunga mawar dan memakannya tanda permainan sudah dimulai.
Saat itulah, Dewi bergegas berdiri dari duduknya, ia melangkah meninggalkan kamarnya untuk berangkat ke sebuah tempat pertemuan sekte itu. Kali ini tempat itu terlihat disebuah gedung perhotelan bintang lima dikota ini, alamat itu dikirim oleh orang sekte itu.
Dewi berjalan menuruni tangga, lalu seorang pembantu membuka pintu rumah. Saat itulah Jaya yang berdiri didekat mobil terkaget melihat tampilan Dewi yang berbeda dari biasanya. Jaya terpukau melihatnya. Jaya lekas menyapa Dewi dan membuka pintu mobil depan, ketika Dewi sudah masuk kedalam mobil, disusul oleh Jaya. Mereka berdua berangkat menuju ke hotel dimana dilaksanakan pertemuan.
Sepanjang perjalanan Jaya mengingatkan sesuatu hal. "Kau harus tetap waras. Kau sebaiknya copot gelang itu, kau harus lebih percaya kuasa Allah hanya satu-satunya penyelamat dan pelindung dari mata bahaya. Berdoalah sepanjang dalam perjalan dan sampai ditempat itu." Ungkap Jaya pada Dewi, ia tetap sambil fokus menyetir mobil dengan cepatnya.
"Makasi ya Jaya." Dewi lalu melepas gelang itu dan menaruhnya kedalam tas kecilnya.
Beberapa puluh menit dalam perjalanan, akhirnya sampai juga dilobby hotel. Saat itu Dewi lekas keluar dan mengikut panduan melalui telepon, ia berjalan seorang diri menuju ke lift untuk menuju ke lantai Baseman paling bawah, sesampainya dibaseman, ia keluar berjalan mengikuti petunjuk. Ketika petunjuk itu menyuruh berhenti ditengah jalan parkiran Baseman, disitulah ia disuruh menutup mata, lalu seorang datang dari belakang punggungnya dan memakaikan kain kedua mata sampai tidak terlihat sama sekali. Tubuh Dewi dibimbing mengikuti orang itu masuk kesebuah tempat yang aura dan anginya sangat berbeda dari dunia luar.
Saat beberapa menit berlalu selama perjalanan, disitulah suara alunan lagu lawas berbunyi sendu. Kali ini sudah berhenti, lalu orang itu membuka kain yang menutup kedua mata Dewi. Lalu menyuruh Dewi membuka mata secara perlahan, disitulah terlihat jelas suasana serba merah diruangan pesta itu, banyak orang berdansa ria, minum-minuman anggur wine, semua terlihat seperti layaknya pesta biasa.
Saat Dewi berdiri, terlihat seorang Pria tua menghampirinya. Lalu berkata dengan nada antusias. "Kau Dewi kan?" Tanya Pria tua itu pada Dewi, mata melekat menatapnya.
"Ia saya Dewi." Jawab Dewi.
"Selamat datang Dewi, selamat bergabung dengan pertemuan spesial ini. Mari ikut saya keruang rapat, karena sebentar lagi akan dimulai." Ungkap Pria Tua itu, lalu meraih tangan Dewi dan membawa Dewi masuk keruang rapat.
Dewi saat masuk keruang rapat itu melihat 12 anggota sudah duduk berderet rapi menunggu Dewi. Dewi adalah orang ke 13 dalam pertemuan sekte VVIP ini. Dewi lekas dipersilahkan duduk dikurisnya.
Dewi duduk tanpa ragu, beberapa kali matanya menatap ke arah lemari antik berisi sebuah dokumen penting, apakah didalam lemari itu adalah dokumen nama-nama orang yang sudah teken perjanjian sekte iblis ini. Jiwa Detektif Dewi mulai bergejolak, apakah mungkin hanya membakar berkas itu lalu kutukan benar-benar hilang. Pasti ada sesuatu yang lain bisa memutuskan perjanjian sekte.
Saat Dewi banyak pertanyaan dalam otaknya, tiba-tiba acara rapat pertemuan dimulai, saat itulah ketua sekte menjelaskan progam tatanan dunia untuk cabang negeri ini, karena disetiap negara ada sekte ini. Dewi kaget jadi sekte ini sudah menjurus keseluruh dunia. Tapi Dewi kali ini fokusnya ke sekte didalam negeri ini, demi membebaskan roh keluarganya dan lainnya.
Saat rapat berjalan beberapa kali teluk tangan, hingga akhirnya Dewi pamit untuk ke toilet. Saat sudah keluar, sepanjang perjalanan suasana ruangan berwarna merah akibat lampu. Terlihat orang masih sibuk mencari berdansa, sibuk minum. Dewi berjalan disebuah lorong menuju ke arah toilet wanita. Saat sudah didepan toilet ia masuk dan buang air kecil. Setelah selesai dan keluar toilet terdengar sebuah teriakan kesakitan akibat siksaan, suara itu menggema banyak dari manusia, saling bersahutan. Namun Dewi melihat diujung tembok sudah buntu, hanya terlihat tembok gelap gulita. Rasa penasaran Dewi membuatnya melangkah ke arah kanan, mendekati tembok gelap itu, disitulah suara siksaan seperti neraka terdengar jelas dikupingnya.
Karena merasa tak kuat Dewi akhirnya pingsan, tubuhnya jatuh dilantai. Saat lumayan lama waktu berlalu, ia tersadar dan mulai berdiri. Saat berdiri ia kaget dihadapannya ada sebuah pintu yang disela-sela pintu itu ada cahaya kecil keluar. Dewi tambah penasaran dan memberanikan diri membuka pintu itu dan melangkah masuk tanpa rasa takut.
Saat pintu dibuka, disitulah mukanya kaget, matanya melebar, tatapannya begitu tajam melihat dihadapannya adalah penjara yang memiliki puluhan sel mengerikan. Hawanya lembab, hanya ada beberapa cahaya lampu ditengah jalan tengah. Terlihat semua orang yang didalam sel kesakitan, teriak minta ampun.
Dewi melangkah maju dengan pelannya tanpa mengeluarkan suara tepakan kaki, matanya melihat disekitar dalam ruangan sel terlihat orang-orang disiksa oleh para iblis. Para iblis yang menyiksa itu adalah iblis suruhan mereka dulu, dialam setan ini dibalikan orang-orang itu dijadikan budak. Begitulah hukum tabur tuai.
Langkah Dewi terus berjalan kedepan, rasanya miris mendengar suara minta tolong dan minta ampun sama Allah, namun sudah terlambat nasi menjadi bubur. Lebih kagetnya lagi sepanjang langkahnya ia juga melihat Paman adik Papa semua berada disini, mereka disiksa. Lebih mencengangkan lagi Dewi melihat Papi, Mami dan Jose berada dalam satu sel, mereka terlihat disiksa juga oleh Iblis berbentuk Banaspati. Lekas Dewi berlari menuju ke pintu besi penjara itu, Dewi rasanya ingin teriak, namun Papi tak sengaja menoleh ke arahnya dan berwajah melas pada Dewi. Papi saat itu melihat Dewi dari jauh memberikan isyarat pada Dewi untuk diam dan jangan berteriak, Papi memberikan sebuah perkataan yang sebisa mungkin Dewi mengerti, pesan itu adalah "Ambil kunci ditembok paling ujung, buka semua pintu penjara. Kalau sudah terbuka teriaklah sekebcang mungkin sampai semua pendosa ini sadar dan keluar dari penjara. CEPAT LAKUKAN NAK." Saat Dewi sudah mengerti perintah itu, ia lekas mengendap berjalan menuju kearah ujung tembok penjara ini.
Sepanjang perjalanan jantungnya berdetak kencang, Dewi tak melihat satupun penjaga disini. Namun ketika sudah diujung tembok terlihat sesosok dua penjaga berdiri didekat tembok. Sontak Dewi kaget dan berdoa semampunya, saat itulah sebuah doa membuatnya tak terlihat. Diambilnya kunci itu dan dibukanya satu persatu pintu keluar penjara iblis. Saat sudah dibuka dan berada didekat pintu keluar penjara iblis itu, Dewi lekas teriak sekebcang mungkin.
Saat itulah para penjaga sadar dan panik melihat penjara sudah terbuka, semua tawanan roh sadar dan mulai berlari keluar. Semua berhamburan keluar dengan wujud putih, melayang diudara untuk keluar dari penjara. Dewi belum sempat keluar, karena terlalu cepat wujud itu melayang kearahnya, tubuh Dewi terpental keluar dari penjara dan tersungkur jatuh kelantai tak sadarkan diri.
*
..
..