NovelToon NovelToon
Hutan Gamelan

Hutan Gamelan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Horror Thriller-Horror / Keluarga / Hantu / Tumbal
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat.

Suaranya begitu membuat merinding sampai membuat tidur kadang terbangun karena bercampur dengan suara lolongan anjing hutan.

Menurut warga desa sekitar saat ditanya mengenai suara gamelan tengah malam, dikira dari desa sebelah, desa sebelah mengira sebaliknya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Ikuti kisahnya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penelusuran

Sore itu, Bapak dan Hasan memutuskan kerumah Mbah Siman untuk meminta pertolongan. Rumah Mbah Siman dekat dari rumah Bapak sekitar melewati 6 rumah. Dalam perjalanan Bapak berkata bahwa Mbah Siman bukan dukun, Si Mbah adalah lulusan pesantren dan memutuskan menjadi juru kunci kuburan setelah kehilangan istri tercintanya. Beliau yang mengurus pemakaman dari pengalian sampai siap dikuburkan. Beliau orang yang murah hati, rendah hati dan suka menolong sesuai kemampuan beliau.

Setelah sampai dirumah Mbah Siman, terlihat Anak Perempuannya baru menutup pintu rumah untuk pergi ke suatu tempat.

"Assalamualaikum Ratna, Mbah Siman ada dirumah tidak." Ucap Bapak yang berhenti tepat diteras rumah Mbah Siman.

Hasan berdiri disamping Bapaknya.

"Ada Bang, Bapak ada didalam, silakan masuk." Ratna menyuruh masuk ke dalam rumah, dibukanya kembali pintu rumahnya. Lalu Ratna pergi pamit ke warung.

"Terima kasih." Ucap Bapak.

Bapak dan Hasan melangkah masuk ke dalam rumah, diruang tamu terlihat Mbah Siman sudah duduk menunggu kedatangan Bapak dan Hasan. Nampak sudah ada firasat akan kedatangan tamu.

"Duduklah Nak. Apa yang bisa Mbah bantu?" Ucap Mbah Siman, lalu mematikan api rokok dibak pembuangan rokok.

Bapak dan Hasan duduk dikursi yang menghadap kearah Mbah Siman. Mulai bercerita dimulai dari Hasan mengenai kejadian yang lalu, setelah itu Bapak bercerita mengenai hal yang sama. Selesai bercerita lalu saling terdiam melihat Mbah Siman dan menunggu respon.

Lalu Mbah Siman berkata? "Mengenai ular hitam itu peringatan Bahaya.

Gamelan adalah tanda yang goib meminta pertanggung jawaban atas segala perbuatan buruk manusia.

Waktu sore itu saya melihat Arhan dan temannya ada di ladang yang terbengkalai didekat makam pekuburan. Ketika mereka pulang saya melihat bayangan hitam dibalik rerimbunan alas.

Saya tidak bisa berandai-andai untuk memastikan kesalahan apa yang diperbuat bocah-bocah itu. Tapi saya dan kalian akan telusuri jika nanti malam suara Lantunan Gamelan itu berbunyi lagi. Kita cari asal suara itu berada. Apapun yang nantinya kalian lihat jangan sampai takut, jika perasaan kalian dikuasai ketakutan mereka akan senang membuat kalian dan keluarga hancur. Ingat itu." Setelah perkataan yang panjang itu, Mbah Siman menatap lekat mata Bapak dan Hasan.

"Baik Mbah." Jawab Bapak.

"Kalian berdua disini sampai suara gamelan itu terdengar." Ucap Mbah Siman.

"Baik Mbah." Jawab kembali Bapak.

Bapak dan Hasan tetap terjaga dirumah Mbah Siman. Obrolan mereka kini berubah lebih banyak candaan mengenai pengalaman masing-masing.

Hingga malam dini hari datang. Nampak Hasan mulai ngantuk, Mbah Siman menyuruh Hasan untuk tidur gantian dengan Bapak, jika ada apa-apa nanti akan dibangunkan. Bapak dan Mbah Siman kini yang berjaga dan mengobrol. Hingga suara gamelan itu berbunyi.

Mbah Siman juga mendengarnya.

Bapak membangunkan Hasan dari Tidur. Lalu bersiap-siap untuk berangkat, Mbah Siman membawakan tiga senter dan sebungkus Garam. Naik motor bertiga untuk menuju ke arah pekuburan.

Dalam perjalanan itu Mbah Siman yang duduk paling belakang membaca doa kepada Gusti Allah maha penolong. Semoga dilancarkan segala urusan untuk memberantas kejahatan jin dan Iblis.

Sesampainya dipekuburan, mereka saling berdiri dan fokus mendengar gamelan itu yang semakin terdengar jelas, lalu suara itu menjauh tanda alam goib semakin dekat.

"Ikuti saya dari belakang. Jangan pernah menoleh ke belakang, mata tetap kedepan." Ucap Mbah Siman.

"Baik Mbah." Jawab Bapak dan Hasan.

Bapak dan Hasan lalu mengikuti langkah Mbah Siman berjalan menelusuri lika-liku jalan kecil kuburan untuk sampai diperbatasan antara kuburan dan alas hutan. Mulai memasuki hutan dan begitu banyak mendengar suara-suara hewan dan suara para penghuni demit dialas hutan ini. Sampai pada akhirnya langkah terhenti disebuah antara kegelapan dan remang-remang.

Mbah Siman menyuruh untuk membaca salam sebelum melangkah masuk kedalam area kegelapan dihadapannya. Ketika sudah salam dan melangkah masuk, tiba-tiba terasa mata melihat cahaya terang dari lampu obor, terdengar suara gamelan dan tarian seorang wanita. Begitu ramai seperti acara dibalai desa. Bapak dan Hasan heran dan hatinya berkata ini dimana sebenarnya.

"Jangan bertanya kalian dimana? Kalian ada dialam Goib." Ucap Mbah Siman.

Lalu Mbah Siman berjalan maju menuju ke arah seseorang yang duduk disalah satu penabuh gendang. Lalu penabuh gendang itu menuju ke arah Seorang Wanita Berkebaya Hitam dan membisikan sesuatu hal mengenai kedatangan Mbah Siman. Wanita Berkebaya Hitam itu membalas perkataan yang hanya terlihat mimik bibir saja. Sang Penabuh Gendang kembali ke Mbah Siman dan menyuruh untuk menemui didalam tenda yang telah ditunjukan.

Kode Mbah Siman pada Bapak dan Hasan untuk mengikutinya dari belakang.

Setelah mengikuti Mbah Siman, sampainya disebuah tenda yang didalamnya ada kursi singahsana bak seorang ratu Kerajaan. Disitulah duduk seorang Wanita berkebaya hitam yang pernah menghantui Hasan.

"Duduklah dikursi yang sudah saya siapkan." Ucap Wanita itu, lalu sibuk kembali menghisap rokok kretek jadul.

"Yang sudah melihat saya pasti tidak asing. Ia kamu, nama kamu siapa Nak?." Matanya menatap ke arah Hasan. Senyumnya begitu menawan.

"Saya Hasan." Jawab Hasan yang sedikit nerves.

"Kamu tahu kenapa saya datang ke rumahmu, karena saya ingin menyampaikan sesuatu hal sudah menjadi masalah dialam kami. Seperti didunia kalian disini juga ada demo besar-besaran." Ungkap Wanita itu.

"Bolehkah saya tahu siapa nama anda?" Tanya Mbah Siman tanpa ada kata maaf.

Wanita itu berdiri dan menatap mata Mbah Siman. Lalu berkata "Kau berkata seolah-olah saya teman kamu." Perkataan ketus dan matanya mulai melebar.

"Manusia lebih sempurna daripada kaum anda. Mengapa saya harus merendah dihadapan anda." Jawab tegas Mbah Siman.

Wanita itu tersenyum, lalu menjawab "Saya Darsiah, ratu penghuni alas ini." Lalu tertawa kencang seperti menampilkan sifat asli iblis.

"CEPAT KATAKAN APA KESALAHAN BOCAH ITU SAMPAI KAU MENGANGGU KELUARGANYA." Ucap tegas dan lantang Mbah Siman pada Darsiah.

Darsiah mulai murka dan berkata "Saya tidak bisa mengatakan secara langsung, kalian akan tahu sendiri hukuman demi hukuman yang terjadi pada bocah-bocah itu." Darsiah tertawa kencang kembali.

"Pergi sekarang kalian semua! Atau kalian tidak bisa pulang ke alam kalian." Ucap Darsiah.

Lalu Mbak Siman mendekati Darsiah dan berbisik ditelinga iblis itu "Jika kau masih melakukan teror kejahatan, maka izin Allah, saya akan menghancurkanmu, budakmu dan tempatmu ini. Ingat itu."

Lalu Mbah Siman, Bapak dan Hasan keluar dari tenda itu.

Setelah keluar tenda begitu menakutkan, wajah semua mahluk berubah mengerikan, mata mereka semua memerah penuh dengan murka dan dendam. Begitupun dengan Darsiah juga murka atas perkataan Mbah Siman.

Darsiah tidak terima dengan perkataan Mbah Siman yang membuat dirinya semakin menbara untuk meneror bocah-bocah nakal itu.

Bapak dan Hasan kini mengikuti Mbah Siman dari belakang untuk pulang ke alam Nyata. Lalu keluar dari kegelapan itu dan menyalakan senter berjalan keluar dari alas itu untuk tembus kembali ke pekuburan.

Setelah sampai dipekuburan, akhirnya pulang ke rumah masing-masing karena waktu sudah menunjukan subuh dan adzan subuh berkumandang.

-

Setelah sampai dirumah, Bapak dan Hasan bersih-bersih badan dan dilanjutkan tidur. Rasa lelahnya kini terbayarkan. Entah apa lagi yang akan terjadi selanjutnya masih menjadi misteri.

-

...Manusia lebih tinggi derajatnya dan lebih sempurna dari mahluk Goib, kita tidak boleh takut. Tapi harus juga dibarengi percaya alam Goib itu ada. Kita dan alam Goib saling berdampingan satu sama lain....

1
Evi Sirajuddin
Ceritanya menarik
Yowilly: lanjut ke tabur pasir kak. 🥰
Yowilly: terima kasih kak sudah membaca sampai akhir.
total 2 replies
Evi Sirajuddin
Semangat yahh author 💪
Yowilly: makasi kak. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!