[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Setia
Cafe saat itu begitu ramai, interior mewah bernuansa emas membuat suasana semakin klasik dan menyenangkan. Rama sudah pesan room VVIP cafe ini, jadi bisa sangat privat malam kencan pertama ini. Ruang privat itu dilantai paling atas, terpisah dengan para pengunjung lainnya. Sebuah meja dan kursi sudah siap didekat pagar pembatas yang mengarah ke pemandangan kota malam ini. Lili dan Rama kini duduk bersama saling berhadapan.
Semilir angin malam menghempas rambut Lili, rasa bahagianya begitu lengkap bersama dengan Rama. Rama menuangkan wine digelasnya dan minum bersama. Makanan yang diceritakan Lili waktu dimobil juga sudah sampai, mereka makan malam lebih dulu baru berbincang serius mengenai hubungan mereka.
"Asli ini enak banget, aku terakhir coba makanan ini dicafe lain rasanya kurang enak." Ucap Lili sambil memotong steak setengah matangnya.
"Oya, kamu memang benar Steak disini jadi menu terenak nomor satu dikota ini. Pecinta kuliner memang lidahnya tidak pernah bohong." Ungkap Rama juga sambil memotong steak.
Ketika acara makan malam sudah selesai dan merasa kenyang. Lili mulai menikmati pemandangan malam, ia berdiri didekat pagar sambil matanya menatap indahnya malam ini. Rama tak mau ketinggalan momen bahagia ini, lekas melangkah mendekati Lili disampingnya.
"Aku Bahagia banget sama kamu." Ucap Rama sambil matanya menatap lekat wajah Lili. "Maukah kamu berjanji setia dengan hubungan ini, aku ingin kejenjang yang lebih serius. Aku ingin mengenalkanmu dengan kedua orang tuaku." Rama menatap sayu wajah Lili.
"Aku juga bahagia sama kamu Rama, aku janji akan setiap dalam keadaan apapun." Jawab Lili sambil menatap lekat dan tersenyum kecil.
Saat mendengar jawaban itu, Rama lekas tersenyum bahagia dan memeluk Lili dengan mesranya. Keromantisan kedua insan yang sedang jatuh cinta itu diiringi musik cafe yang tenang dan romantis.
Selesai makan malam Lili dan Rama memutuskan akan pulang, namun seorang Pria pelayan cafe datang menghampirinya dengan membawa sebuah bingkisan tanda ucapan terimakasih karena sudah pesan VVIP makan malam dicafe ini. Pria itu mendekati Rama lebih dulu untuk memberikan bingkisan hampers, lalu kedua diberikan Lili. Sontak saat Lili akan menerimanya wajahnya kaget melihat wajah Pria itu yang ternyata adalah Ayahnya, Lili panik menerima Hampers itu dan menaruhnya ke atas meja.
"Rama aku ke toilet dulu ya, tunggu sebentar." Ucap Lili pamit ke toilet lebih dulu. Lili menatap tajam pada Ayahnya itu untuk memberi kode menemuinya di toilet. Lili melangkah cepat ke toilet.
Ayah Lili melangkah santai menuju ke toilet tanpa dicurigai Rama.
Rama saat itu menunggu Lili dan masih duduk ditempatnya.
Di toilet Wanita, Lili menatap tajam wajahnya sendiri didepan cermin toilet, mukanya benar-benar murka melihat Ayahnya kerja ditempat ini. Lili menunggu kedatangan Ayahnya untuk membicarakan hal ini.
Ayah Lili masuk ke dalam toilet Wanita, menemui Anak Gadisnya dan berdiri didekatnya.
"Ayah kok bisa-bisanya kerja disini si. Ayah nggak tahu aku lagi bersama Rama anak pengusaha ternama dikota ini. Bukannya Ayah masih punya usaha dan bergelimang harta, kenapa malah kerja ditempat seperti ini." Ungkap penuh amarah Lili pada Ayahnya.
"Ayah sudah nggak punya apa-apa Li. Mama tirimu begitu boros dan tidak bisa memanage keuangan." Jawab Ayah nya lirih dan memelas.
"Ya itu resiko kalo selingkuh dengan perempuan matre." Ujar Lili sambil merasa muak mendengar kata Ibu Tiri.
"Kamu masih belum memaafkan Ayah." Ucap Ayah, matanya berkaca-kaca.
"Nggak. Mau sampai kapanpun Lili nggak akan maafinn Ayah, Ayah jahat sama Aku dan Ibu. Ninggalin kamu berdua dalam keadaan susah." Jawab Lili dengan nada yang menahan amarah. "Lili nggak mau tahu Ayah keluar dari Cafe ini, aku nggak mau Rama sampai tahu Ayah siapa." Tambah Lili sambil menekan Ayahnya untuk keluar dari pekerjaan.
"Ayah tidak akan keluar dari sini. Ini satu-satunya pekerjaan yang bisa Ayah dapat." Jawab Ayah dengan nada yang menantang. Lalu Ayahnya lekas keluar dari toilet Wanita.
Lili merasa sangat geram dengan Ayahnya, rasanya ingin menghentikan langkah Ayahnya namun tak bisa karena ego. Lili lalu mengambil air kran dan membasuh diwajahnya beberapa kali agar otaknya tak panas. Selesai dari toilet ia keluar untuk menemui Rama.
Rama terlihat sudah berdiri dari duduknya, Lili menghampirinya dan membawa hampers untuk pulang. Dalam perjalanan menuju ke lantai bawah Lili dan Rama saling mengobrol canda riang. Mereka masuk mobil dan melaju pulang.
Sementara Ayah Lili melihat dari dalam Cafe dekat tembok kaca. Ia harus memanfaatkan momen ini untuk bisa mendekati Rama calon menantunya yang kaya raya itu. Senyum licik Ayah Lili yang akan beraksi dengan rencananya.
Sesampainya Mobil yang ditumpangi Lili didepan rumahnya, Lili pamit keluar dari mobil itu. Ia berdiri didekat pintu mobil yang jendelannya terbuka.
"Makasi ya Rama untuk malam ini." Ucap Lili, lalu tersenyum manis. "Kalau sudah sampai rumah kabari aku lewat pesan ya." Lili memberikan perhatiannya.
"Ok. Makasi juga kamu udah mau makan malam Sam aku. See You." Jawab Rama, dia juga memberikan senyuman manis. Rama lalu melajukan mobilnya meninggalkan Lili untuk pulang.
Lili lekas melangkah masuk kedalam rumahnya dengan penuh rasa bahagia. Saat membuka pintu rumah, Lili melihat Ibunya tertidur didepan kursi yang mengharah ke televisi.
Lili menaruh Hampers ke meja lebih dulu, lalu ia berjalan mendekati Ibunya dan membangunkannya untuk pindah ke kamar. Lili mengantarkan Ibunya ke dalam kamarnya, direbahkan ke tempat tidur dan menyelimuti agar tidak kedinginan.
Saat akan beranjak meninggalkan Ibu, tangan kanan Lili dipegang Ibunya. Ibunya lalu berkata "Bagaimana makan malammu dengan Rama?" Ucap Ibu matanya yang masih belum terbuka lebar.
Mendengar hal itu membuat Lili tak tega menceritakan soal Ayah yang kerja di cafe itu. "Lancar Bu, Lili bahagia banget malam ini." Jawab Lili sambil tersenyum bahagia, ia berusaha menyembunyikan rasa kesalnya mengingat Ayahnya.
"Baguslah." Ujar Ibu, lalu menutup matanya penuh. Sudah tertidur pulas.
Lili menatap lekat wajah Ibunya. Lalu ia melangkah pergi menuju ke kamarnya. Dikamarnya Lili sudah berganti baju tidur, sudah mencuci muka dan pakai skincare. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur, menatap ke atas kamarnya. Lalu sebuah pesan masuk dari Rama.
"Selamat Tidur sayang." Ucap dalam pesan itu.
Lili membaca pesan itu begitu merasa baper dan berbunga-bunga hatinya. Ia balas dengan kata "Juga." Pesan terkirim.
Saat itulah Lili tertidur pulas dengan mimpi indah. Dalam mimpi masih terngiang-ngiang oleh wajah Rama sosok Pria yang menjadi tipenya. Mimpi itu merasa Lili berlari bersama Rama ditengah indah mekarnya bunga warna-warni.
*