Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Insiden
Fathan yang berdiri terlebih dahulu dan kemudian disusul Alina, tetapi kaki Alina yang tergelincir dan tidak bisa menahan keseimbangan dengan tubuhnya yang membuatnya kaget dengan mata terbuka lebar.
"Kak!"
Byurrrr.
Tanpa ada pemberitahuan dan Alina sudah tercebur ke dalam sungai hal itu membuat Fathan menoleh dan sangat terkejut melihat wanitanya tampak kelelap.
"Alina!" teriak Fathan dengan kencang.
"Alina!" Fathan benar-benar panik yang ternyata Alina tidak bisa berenang.
Tidak menunggu basa-basi yang langsung melompat ke dalam sungai untuk menyelamatkan kekasih.
Alina yang tidak bisa berenang yang terlihat melambaikan tangan yang sudah masuk ke dalam air karena sudah tidak tahan.
Fathan menyusul memasuki dasar sungai dan untung saja Fathan bisa berenang dan mencari keberadaan kekasihnya dan melihat Alina yang langsung menarik tangan Alina dan dengan cepat membawanya ke daratan.
Suara nafas keduanya yang naik turun dengan Fathan yang terus berusaha berenang sampai ke titi dengan membawa Alina yang ngos-ngosan dengan air yang cukup masuk banyak ke dalam tubuhnya membuatnya hampir megap dan kehilangan nafas.
Tetapi untung saja Fathan cepat menyelamatkan dan berhasil menaikkan Alina ke atas titi dengan nafas Alina naik turun yang jelas sudah basah kuyup dan kedinginan yang begitu lemas.
Fathan yang Ingin menyusul naik dan tiba-tiba merasa ada yang tersangkut di kakinya yang membuatnya mengalami kesulitan untuk naik.
"Kak Fathan...." lirih Alina sudah terduduk dan masih memegang tangan Fathan.
Alina mengerutkan dahi melihat ekspresi wajah Fathan yang membuat Alina bingung.
Fathan yang tiba-tiba memejamkan mata yang mengingat bagaimana saat kecil dia pernah tenggelam dan tanpa dia sadari bahwa traumanya kembali muncul.
Fathan memang memiliki trauma di masa kecil dan sebenarnya sangat takut sekali dengan air sungai ataupun laut, tapi karena Alina sangat menyukai sungai ataupun laut jadi dia sering membawa Alina ke tempat seperti itu tanpa Alina mengetahui Fathan memiliki trauma.
Tidak disangka jika Fathan juga dihadapkan pada situasi yang membuat dia harus tercebur ke dalam sungai untuk menolong Alina dan ternyata semua itu membuka kembali traumanya.
Fathan tidak bisa mengendalikan diri yang membuatnya perlahan melepaskan tangan dari Alina yang membuat Alina kaget.
"Kak Fathan!"
"Kak Fathan!"
Alina berusaha untuk menghentikan tangan itu dan tanpa dia duga ternyata Fathan sudah masuk ke dalam air yang membuat Alina panik.
"Kak Fathan!" teriak Alina dengan posisi sedikit telungkup untuk melihat keberadaan Fathan yang sama sekali tidak terlihat apapun.
"Astaga apa yang terjadi. Ada apa dengan Kak Fathan,"
"Kak Fathan!"
"Kak Fathan!"
"Tolong!"
"Tolong!"
Alina berteriak sekencang-kencangnya dengan kepanikan dan sementara Fathan yang berada di dalam air yang berperang dengan traumanya yang tidak bisa mengendalikan diri bahkan tidak sanggup untuk berenang kembali ke daratan dan membuat tubuhnya perlahan lemas.
Suara teriakan Alina yang begitu kencang dan terlihat dari ujung jalan tampak tiga orang pria yang berlari dan menghampiri Alina.
"Tolong!"
Alina dengan panik yang meminta tolong dan pria itu langsung melompat ke dalam air sungai Alina mengenal salah satu pria tersebut yang tak lain adalah sopir yang sering mengantar Fathan. Alina benar-benar sangat khawatir dan terus menunggu dan sampai akhirnya suara semburan air muncul yang mana pria tersebut berhasil menyelamatkan Fathan.
"Kak Fathan!" ucap Alina yang sudah berdiri dengan menutup mulutnya menggunakan kedua tangan yang merasa lega melihat Fathan yang dibantu naik ke atas, walau terlihat kondisi Fathan yang sangat memperhatikan.
"Tuan!" ternyata memang bener dugaan Alina bahwa orang-orang tersebut adalah orang yang bekerja di kediaman Fathan.
Mereka mencoba melakukan pertolongan pertama dengan memompa dada Fathan untuk mengeluarkan air di dalam tubuhnya.
"Kondisinya sangat tidak stabil. Kita harus membawa ke rumah sakit. Ini sangat bahaya," sahut yang satunya ketika merasa tidak ada perubahan.
"Kak Fathan!" Alina ingin sekali melihat Fathan yang sudah tergeletak tidak sadarkan diri di atas Titi. Saat dia ingin menyentuh Fathan yang ternyata tiga pria tersebut langsung membawa Fathan pergi dengan berlari buru-buru.
"Kak Fathan!" Alina yang tidak tinggal diam dan langsung menyusul orang-orang tersebut dengan berlari. Tetapi langkah Alina terhenti ketika melihat ada mobil yang berhenti di belakang mobil orang-orang yang tadi menyelamatkan Fathan.
Alina melihat sopir membuka pintu mobil tersebut dan ternyata itu adalah Margin. Alina dengan kondisi yang masih basah kuyup yang tidak berani untuk menghampiri Fathan dan apalagi Margin juga langsung menatap tajam ke arahnya dari kejauhan.
Margin mengalihkan pandangannya yang fokus pada putranya dan menyuruh anak buahnya untuk memasukkan ke dalam mobil.
Margin yang tidak mengatakan apa-apa atau menghampiri Alina dan dia memilih menyusul memasuki mobilnya dan mobil itu langsung pergi.
"Kak Fathan!" teriak Alina yang mengejar sampai mobil itu sudah tidak terlihat lagi.
"Ya. Allah apa yang terjadi dengan Kak Fathan. Semoga saja dia baik-baik saja. Aku tidak tahu bagaimana keadaan dia nantinya. Maafkan aku Kak Fathan, semua ini karena aku," batin Alina yang mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan dengan air matanya sejak tadi jatuh yang sekarang di penuhi dengan rasa bersalah.
Fathan seperti itu karena menyelamatkan dirinya dan Alina juga tidak bisa menyusul Fathan karena dia tahu bahwa Margin sangat tidak menyukainya.
****
Alina yang sudah pulang ke rumah dan berada di dalam kamar yang terlihat begitu gelisah sembari memegang ponselnya.
"Apa kak Fathan baik-baik saja?" tanyanya.
"Bagaimana ketika dia belum sadar. Tetapi aku juga tidak bisa mengetahui kondisinya dan juga sangat tidak mungkin menghubungi dia. Bagaimana jika yang mengangkat teleponku adalah Tante Margin dan kemungkinan akan terjadi hal buruk. Aku tidak ingin mencari masalah dalam sat seperti ini," ucap Alina yang terus saja mengkhawatirkan keadaan Fathan.
"Ya. Allah semoga saja Kak Fathan baik-baik saja. Aku yakin ketika dia sudah baik-baik saja dia pasti akan secepatnya menghubungiku," Alina hanya berusaha untuk meyakinkan diri sendiri.
***
Alina seperti biasa ke sekolah dan ternyata dia begitu buru-buru sekali memasuki sekolah. Alina yang menuju kelas Fathan dan ternyata tidak menemukan Fathan di dalam kelas. Dia ingin memastikan bahwa Fathan baik-baik saja.
"Apa jangan-jangan Kak Fathan belum sembuh," ucapnya yang terlihat begitu khawatir.
"Ngapain kamu di sini?" Alina tiba-tiba saja dikagetkan dengan suara yang tidak asing membuat dia membalikkan tubuh dan ternyata benar itu adalah Fiony.
"Maaf, Kak. Tidak ada apa-apa. Hanya lewat saja," jawab Alina dengan gugup dan tidak ingin mencari masalah yang langsung buru-buru pergi dari hadapan Fiony dan untung saja Fiony jika tidak menghentikan atau memperpanjang masalah itu.
Sudah tiga hari yang ternyata Fathan tidak masuk sekolah dan Alina juga mendapatkan informasi dari Sarah dengan cara Alina mengorek-ngorek yang memang benar apa adanya jika Fathan berada di rumah sakit.
Alina jika sudah pernah mencoba untuk menghubungi Fathan dan ternyata nomor Fathan tidak pernah aktif. Alina terus aja dipenuhi dengan rasa kecemasan tidak mengetahui bagaimana kabar kekasihnya setelah menolongnya.
Karena tidak senang yang sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Fathan yang akhirnya membuat Alina nekat ke rumah sakit dan sebelumnya dia meminta izin kepada Andre dan terpaksa harus berbohong jika mengatakan ada kerja kelompok.
Bersambung ......